Wajarkah Menunda Pernikahan Untuk Karir?

Single / 20 October 2008

Kalangan Sendiri

Wajarkah Menunda Pernikahan Untuk Karir?

Fifi Official Writer
5609
Saya menerima email konseling ini dari seseorang, yang mungkin juga sempat menjadi pertanyaan di benak Anda:

Saya seorang pria berusia 25 tahun, lajang, dan termasuk sudah memenuhi syarat untuk menikah menurut kebanyakan orang (termasuk orang tua saya). Selama 4 tahun kuliah dan 2 tahun kuliah lanjutan, saya hanya pernah menjalin hubungan romantis 1 kali, yang berlangsung selama 6 bulan dan berakhir dengan tidak baik karena waktu yang salah. Tidak ada dosa fisik, hanya ketidakcocokan kepribadian. Saya absen dari kencan (juga tidak melakukan pendekatan sama sekali), karena kondisi keuangan saya yang belum mapan. Saya memang tidak pernah terlibat hutang, tapi sampai saat ini kuliah lanjutan saya telah banyak menguras pendapatan saya. Sekarang saya sudah siap untuk menekuni sebuah bisnis yang sudah berjalan lumayan lancar. Mengamati tingkat pertumbuhannya, pendapatan saya mungkin akan cukup besar dalam beberapa tahun, dan akan menjadi lebih dari cukup dalam masa 3 tahun. Tuhan telah memberkati saya dalam hal ini, dan saya sangat yakin ini adalah kehendakNya untuk saya.

Tapi antara bisnis, bekerja sampingan, dan aktivitas gereja, semua itu menghabiskan waktu saya sepenuhnya. Pemikiran saya, jika saya tetap lajang dan berfokus, dalam beberapa tahun saya akan dapat membangun bisnis sampai itu dapat berdiri sendiri, sehingga akan membebaskan saya untuk berfokus pada hal yang lain seperti pernikahan, pelayanan ke luar kota, dan lainnya. Tapi jika sekarang saya mencoba untuk mengejar pernikahan, saya kuatir saya akan mengacaukan usaha-usaha membangun bisnis karena semua tuntutan (waktu, energi, emosi) yang terlibat dalam hubungan romantis. Dan hubungan itu akan membuat saya harus melalui beberapa tahun lebih lama lagi untuk mewujudkan bisnis yang dapat berdiri sendiri.

Banyak artikel Anda yang menulis tentang pernikahan sepertinya ditujukan kepada para pekerja Kristen pria yang sudah memenuhi syarat tapi belum juga mendapatkan istri. Apa pendapat Anda tentang sikap saya yang dengan sengaja menunda pernikahan untuk tujuan karir atau bisnis?

Saya tidak ingat ada ayat Firman yang membenarkan atau mendukung tindakan menunda pernikahan untuk membangun sebuah bisnis yang sukses, atau yang mirip dengan pernyataan itu. Ya, Anda memang perlu untuk memiliki pendapatan yang cukup untuk menghidupi keluarga Anda nantinya, tapi ini berbeda. Paulus mengijinkan beberapa kondisi tertentu untuk tidak menikah, tapi hanya untuk kemuliaan Tuhan dan pembangunan kerajaan Allah, bukan ke(kurang)stabilan finansial. Tentu saja, membangun sebuah bisnis akan menjadi bagian yang cukup penting dari rencana pernikahanNya untuk Anda, jadi Anda tidak perlu berasumsi bahwa 2 hal itu harus dipilih salah satunya sementara yang lain diabaikan sepenuhnya. Itu jawaban singkatnya.

Salah satu hal yang perlu kita pahami tentang kehendak Tuhan bagi hidup kita adalah bahwa kehendakNya itu sempurna. Tentu saja, kita tidak sempurna, tapi dalam kedaulatan Tuhan, entah bagaimana caranya Dia bisa membawa kehendakNya yang sempurna untuk kita lakukan, dan semua hal dapat bekerja untuk kebaikan kita dan kemuliaanNya. Saya tidak tahu bagaimana dia dapat melakukannya, dan saya tidak perlu tahu bagaimana Dia melakukannya. Saya hanya tahu Dia adalah Tuhan dan Dia mampu mengerjakannya.

Bagian dari arti kata "sempurna" artinya kehendak Tuhan dalam hidup kita tidak bisa saling berkontradiksi, itu adalah sebuah kesatuan dari semua bagiannya. Satu bagian tidak akan berkonflik dengan yang lain. Sebaliknya, semua bagian akan saling melengkapi. Jadi jika kehendakNya untuk kita adalah mempunyai pekerjaan X dan mempunyai pasangan Y secara bersamaan, itu dapat terjadi, dan jika kita tidak mengikuti pimpinanNya, kita tidak akan merasakan damai sejahtera. Tapi jika kehendakNya bagi kita adalah mempunyai pekerjaan X dan tidak mempunyai pasangan Y, maka hal yang sama juga berlaku, damai sejahtera jika kita mengikuti rencanaNya, dan tidak ada damai sejahtera jika kita tidak mengikuti rencanaNya.

Jika Anda percaya bahwa setiap hari Anda mengikuti pimpinan Tuhan dalam hidup Anda, dan Anda terbuka terhadap apapun instruksi Tuhan kapanpun juga, maka Anda tidak perlu kuatir tentang bagaimana atau kapan itu akan terjadi. Anda hanya perlu taat dengan kehendak Tuhan. Jika Anda jatuh cinta dalam waktu beberapa bulan ke depan, dan Anda tahu itu kehendak Tuhan, Dia akan memastikan rencana pekerjaan X tidak akan berkontradiksi dengan rencana menjalin hubungan dengan pasangan Y. Jika keduanya adalah kehendak Tuhan, maka keduanya justru akan saling melengkapi.

Saat Anda melihatnya dari sudut pandang matematika, mungkin terlihat tidak masuk akal bagi Anda untuk berfokus pada pernikahan di saat ini, tapi Tuhan mungkin saja mempunyai rencana berbeda yang belum Anda pahami (selamat datang dalam kehidupan Kristen). Tetaplah terbuka pada kemungkinan-kemungkinan. Anda, seperti kebanyakan orang Kristen lainnya, sebagian besar terpanggil untuk menikah dan berkeluarga. Bagian dari persiapan Tuhan untuk itu mungkin adalah Anda perlu memperoleh keadaan finansial yang cukup stabil terlebih dahulu, atau mungkin saja kestabilan finansial itu dimulai dari titik di mana Anda berada saat ini bersama-sama dengan pasangan Anda. Tuhan dapat melakukan keduanya.

Adalah suatu tindakan yang baik dan alkitabiah untuk melihat ke masa depan dan membuat rencana sebaik yang Anda bisa, selama Anda juga siap dan bersedia kapanpun juga jika Tuhan mau Anda melangkah ke arah yang berbeda. Seperti yang diakui oleh kebanyakan pasangan, cinta seringkali datang tanpa peringatan dan datang ke hadapan kita seperti kejutan, di luar dari rencana-rencana kita.

Tuhan ingin kita memegang kehidupan kita dengan tangan yang terbuka, seiring dengan motivasi kita untuk mengejar Dia di atas segalanya, di atas bisnis dan juga hubungan-hubungan. Kebanyakan dari kita menggenggam kehidupan kita begitu erat sehingga kita membutuhkan sesuatu seperti linggis untuk melonggarkan cengkeraman kita. Itu bukanlah kehidupan yang penuh iman dan kepercayaan kepada Tuhan yang tidak akan pernah menelantarkan kita.

Merencanakan dan berdoa berjalan bersamaan. Satu-satunya yang bisa Anda lakukan terlalu banyak adalah yang pertama. Anda hanya perlu menjaga percakapan Anda dengan Tuhan sepanjang waktu selagi Anda juga menjalankan rencana bisnis Anda dan menaati suaraNya. Dan jangan terkejut jika seandainya Dia membicarakan tentang pernikahan lebih cepat dari yang Anda kira.

Sumber : boundless
Halaman :
1

Ikuti Kami