Bagaimana Cara Memutuskan Hubungan dengan Baik?

Single / 9 October 2008

Kalangan Sendiri

Bagaimana Cara Memutuskan Hubungan dengan Baik?

Fifi Official Writer
8664

Memutuskan hubungan dengan seseorang biasanya adalah sesuatu yang terasa canggung, menyakitkan, dan kadang membuat depresi. Tentu saja, terkadang itu juga bisa membuat perasaan lega. Tapi jika awalnya kita menginginkan hubungan itu berhasil dan kemudian menyadari bahwa itu tidak akan berhasil, maka itu adalah kejadian yang menyedihkan. Kebanyakan dari kita tidak ingin menyakiti orang lain saat kita putus dengan mereka. Bahkan terkadang kita mengijinkan hubungan itu berjalan lebih lama daripada yang kita rasa seharusnya, karena kita tidak ingin menyakiti orang lain, terutama jika orang itu mempunyai perasaan yang kuat terhadap kita, yang tidak lagi berbalas.

Jadi bagaimana sebaiknya orang Kristen melakukan pendekatan terhadap situasi yang sulit ini? Saya pernah berada di dua posisi dalam keadaan ini dan saya telah merangkum daftar di bawah ini untuk menolong Anda melalui proses ini jika Anda benar-benar telah mempertimbangkan untuk putus dengan seseorang.

Pertama, pastikan Anda benar-benar ingin putus. Semua hubungan pasti melalui saat-saat sulit dan Anda perlu memastikan bahwa ini bukanlah suatu masalah yang sementara. Luangkan waktu untuk membayangkan hidup Anda jika Anda tidak berada dalam hubungan yang sedang berjalan dengan seseorang ini. Kenali apakah masalah yang menyebabkan Anda ingin putus itu adalah masalah yang hanya berdasarkan situasi sementara ataukah masalah yang permanen (yang membuat Anda merasa bahwa keputusan yang terbaik adalah Anda berdua berjalan secara terpisah).

Kedua, jika Anda telah melakukan langkah pertama dan mengetahui bahwa Anda memang perlu putus dengan seseorang ini, Anda perlu merencanakan kata-kata Anda dan waktu yang tepat. Yesus mengatakan, "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka." (Mat 7:12). Jadi prioritas pertama Anda adalah untuk mengakhiri hubungan Anda dengan seseorang ini dengan kasih, meskipun bukan jenis kasih yang romantis. Anda perlu memutuskan dia seperti cara yang sama yang Anda inginkan jika seandainya dialah yang memutuskan Anda. Tidak ada seorangpu yang mau diputuskan, tapi jika itu memang harus terjadi, maka ada cara-cara tertentu yang lebih baik kita hindari.

Jika kita tidak ingin menyakiti orang yang dengannya kita ingin putus, maka kita perlu mundur sejenak dan mengevaluasi kesehatan rohani kita. Karena ini memang akan menyakitkan untuk mereka bagaimanapun kondisinya, jadi adalah baik jika kita berusaha untuk menyakiti mereka sesedikit mungkin. Alkitab mengatakan pada kita untuk memperlakukan orang lain dengan baik. Jadi itu berarti kita tidak putus dengan mereka melalui email atau sms. Kita harus menghormati dan menghargai mereka dengan berbicara langsung bertatap muka dengan orang itu.

Ketiga, terkadang dalam usaha menunjukkan belas kasihan, Anda malah membuat orang lain itu menjadi berharap. Ini berarti alih-alih mengakhiri hubungan sesuai rencana, Anda malah "menggantung" hubungan itu lebih lama karena Anda tidak ingin menyakiti orang lain. Biasanya ini malah akan melukai lebih dalam di jangka panjangnya. Jadi lebih baik jika Anda memang benar-benar ingin putus, lakukanlah. Itu memang seperti menarik plester dari kulit, memang sakit, tapi tidak akan mengurangi rasa sakitnya jika Anda mencoba melakukannya berulang-ulang. Jadi katakanlah dengan jelas jika memang itu yang Anda inginkan. Lebih baik mengijinkan orang lain untuk memulai proses pemulihannya daripada memberikan mereka harapan yang salah.

Katakan kepada orang itu bahwa Anda peduli tentang mereka tapi ingin putus. Gunakan bahasa yang jelas dan tanpa berputar-putar sehingga mereka mengerti. Doakanlah mereka untuk yang terbaik dan katakan itu. Lalu pergi. Jangan membuat ini menjadi proses yang panjang, karena dengan menunda pertemuan, berarti Anda mengijinkan dia untuk berpikir bahwa dia mungkin saja bisa berbicara kepada Anda untuk tetap bertahan dalam hubungan itu. Wajar juga jika mereka mungkin masih menginginkan perhatian atau bahasa kasih sayang dari Anda. Dan karena Anda tidak ingin menyakiti mereka, Anda mungkin menyerah dan ini hanya akan membingungkan Anda berdua dan menyebabkan lebih banyak rasa sakit kepada orang lain di akhir hubungan. Kata-kata sudah cukup. Jaga kepala tetap dingin, bersikap sopan, sensitif, dan kemudian pergilah.

Ke empat, Anda perlu menetapkan batasan yang tidak boleh diseberangi oleh orang lain itu. Jika Anda tahu orang lain itu masih ingin kembali bersama Anda, Anda perlu bersikap bijak sehingga Anda tidak sampai memberi mereka harapan bahwa Anda juga ingin kembali kepada mereka. Jadi terutama untuk beberapa bulan pertama, jika Anda berinteraksi dengan mantan Anda, Anda perlu berfokus untuk membatasi komunikasi hanya pada pembicaraan biasa (bukan hal-hal yang pribadi atau mendalam). Adalah penting bagi Anda untuk tidak membatalkan kembali langkah ketiga dengan kata-kata ataupun sikap Anda.

Menurut saya, kedua orang yang telah putus tadi harus berada di sisi yang sama (sama-sama membuat batasan) jika mereka ingin bersahabat. Itu mungkin, tapi jarang terjadi dan cukup sulit. Jadi melangkahlah perlahan-lahan. Terkadang, jika mantan Anda akan berpindah hati, Anda harus membatasi persahabatan Anda. Mungkin terkesan kasar, tapi itu terkadang menjadi harga yang harus dibayar untuk sebuah hubungan romantis yang harus diakhiri. Jika Anda dan dia mempunyai teman-teman yang sama, bersikaplah bijak dengan perkataan Anda di sekitar mereka karena sama halnya dengan mantan Anda, jika dia seandainya ingin kembali berhubungan dengan Anda, dia akan mencari tahu apa yang Anda katakan kepada mereka yang mungkin mengisyaratkan bahwa Anda juga ingin kembali bersama mereka.

Terakhir, hidup tetap berjalan. Itu kenyataan, tapi bukan berarti Anda bisa langsung menjalin hubungan baru sehari setelah Anda memutuskan hubungan dengan seseorang. Hanya Anda yang tahu kapan waktu yang tepat untuk hubungan yang baru, tapi tidak sehat bagi Anda untuk dengan sengaja menjalin hubungan yang baru dengan cepat. Ini juga tidak adil bagi mantan Anda, karena itu bisa membuat dia berpikir Anda sudah berselingkuh sejak Anda masih berhubungan dengannya. Itu dapat memperlambat proses pemulihan hati dan menambah rasa sakit yang sebenarnya tidak perlu.

Jadi sepertinya akan adil jika Anda dan mantan Anda melalui masa setelah putus dengan pelan-pelan. Berikan diri Anda sendiri waktu untuk melewatkan waktu bersama teman-teman Anda dan waktu untuk siap secara emosional untuk hubungan yang lain jika itu yang Anda inginkan. Tidak ada orang yang ingin putus, tapi biasanya itu bagian dari hidup. Jangan mempermainkan atau menganggap remeh perasaan orang lain, tapi jangan juga dikendalikan olehnya.

Sumber : crosswalk
Halaman :
1

Ikuti Kami