6 Juta Warga Jabodetabek Mudik: 30 Triliun Dana Keluar

Nasional / 1 October 2008

Kalangan Sendiri

6 Juta Warga Jabodetabek Mudik: 30 Triliun Dana Keluar

Tammy Official Writer
4880
Sekitar 5,5 juta orang meninggalkan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) pada saat mudik Lebaran tahun ini. Pergerakan manusia ke berbagai pelosok daerah terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur itu membawa serta aliran dana sebesar Rp 30 triliun.

Demikian pemantauan dan hasil wawancara SP dengan sejumlah pelaku dan pengamat transportasi hingga Senin (29/9).

Kepala Bagian Pengelolaan Uang Keluar Direktorat Pengedaran Uang Bank Indonesia (BI), Ery Setiawan, Senin pagi mengungkapkan, hingga tiga hari kerja menjelang Lebaran, uang yang keluar dari kas BI mencapai Rp 23 triliun. Jumlah itu melonjak jika dibanding tahun sebelumnya, yang secara nasional mencapai Rp 18 triliun.

Uang kartal sebanyak itu untuk melayani kebutuhan perbankan, antara lain untuk mengisi kebutuhan anjungan tunai mandiri (ATM) selama libur panjang Lebaran, serta penukaran uang oleh nasabah. Untuk itu, BI telah menyiapkan uang kartal hingga Rp 46 triliun, untuk memenuhi kebutuhan Lebaran tahun ini.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Bambang Susantono mengatakan, jumlah pemudik se-Jabodetabek meningkat menjadi 5,5 juta dibanding tahun sebelumnya yang hanya sekitar lima juta orang. "Bahkan, kami perkirakan bisa sampai enam juta orang," katanya.

Sedangkan, data dari posko mudik Dephub periode tujuh hari menjelang Lebaran atau H-7 hingga H-3, sudah ada sekitar 4,68 juta warga Jabodetabek yang mudik. Jumlah tersebut belum termasuk hitungan penumpang yang berangkat melalui pelabuhan penyeberangan Merak.

Tewas

Tabrakan maut antara bus Sinar Mandiri dan bus Hiba Utama di jalan raya Desa Kragan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jateng, Senin (29/9) pagi, menewaskan lima orang dan 10 lainnya luka-luka.

Kasatlantas Polres Rembang AKP Zamroni mengatakan, bus Hiba Utama dari Jakarta menuju Surabaya sedangkan bus Sinar Mandiri melaju dari Surabaya tujuan Semarang. Korban tewas adalah kedua sopir bus dan tiga penumpang bus Sinar Mandiri. Polisi menduga sopir bus Hiba Utama mengantuk.

Warga Jabodetabek MudikDari Jawa Timur dilaporkan, kecelakaan lalu lintas 70 persen melibatkan sepeda motor. Dari jumlah tersebut menyebabkan 60 persen korban tewas.

"Sebab itu mudik dengan kawalan polisi bisa menekan kecelakaan sepeda motor dan mengurangi korban sia-sia di jalan," kata Kepala Cabang PT Jasa Raharja Jawa Timur, Tolu Sukidjo.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Departemen, Iskandar Abubakar mengatakan, jumlah kecelakaan yang terjadi hingga H-3 lebih rendah dibandingkan tahun lalu. "Namun, dari sisi kualitasnya cukup tinggi seperti di Indramayu kereta api menabrak minibus sehingga beberapa orang tewas," ujar Iskandar.

Mematikan Perusahan Bus

Sementara itu, mudik gratis menggunakan bus yang diselenggarakan sejumlah instansi mengakibatkan penurunan jumlah penumpang bus reguler. "Kegiatan mudik bareng itu mematikan usaha kami," kata Wanto, petugas PO Harapan Jaya di terminal Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (29/9).

Hal yang sama disampaikan Edi Pramono dari PO Aneka Jaya. Menurut Edi, "Saya tidak percaya kegiatan itu membantu warga karena hanya dilakukan untuk sekali jalan yaitu saat mudik sementara untuk balik mereka tidak menyediakan. Jangan-jangan untuk tujuan politik" ujar Edi.

Keduanya mengaku, warga tidak bisa disalahkan tetapi pemerintah harus mengatur agar kegiatan itu tidak mematikan usaha mereka. "Caranya bus yang dipakai mudik bareng diambil dari perusahaan-perusahaan bus reguler di jalur atau jurusan yang sama," kata Edi.

Kegiatan mudik bareng gratis terlihat dari ketiadaan bus bantuan seperti tahun-tahun sebelumnya. Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyebutkan, belum ada pengerahan bus bantuan.

Pada Sabtu (27/9), Bank BNI memberangkatkan 110 bus ber-AC untuk sekitar 5.500 nasabahnya ke Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Semarang, Solo, Surabaya, dan Lampung. Seorang peserta, Puji (40), yang mudik ke Purwokerto bersama suami dan dua anaknya, mengatakan, sudah lima kali memanfaatkan program Rejeki Mudik BNI. Dia mengaku, bisa berhemat lebih dari Rp 1 juta untuk pulang mudik.

Dari moda angkutan udara, memasuki H-2 Lebaran, jumlah keberangkatan dari Bandara Soekarno-Hatta cenderung menurun dibandingkan hari-hari sebelumnya. Tidak terjadi penumpukan penumpang di terminal keberangkatan. "Awalnya kami memang memprediksikan lonjakan penumpang akan terjadi pada H-3, tetapi meleset. Puncaknya pada H-4 hanya mencapai 102.925 penumpang turun sekitar 15 persen dari tahun lalu," kata Kepala Bidang Operasi sekaligus Ketua Posko Lebaran Bandara Soekarno-Hatta, Jaya Tahoma Sirait.

Penurunan jumlah penumpang tahun ini karena libur Lebaran lebih panjang dari tahun lalu sehingga tidak terjadi penumpukan penumpang, tidak terjadi. Selain itu, kenaikan tarif tiket juga menjadi salah satu faktor menurunnya jumlah penumpang.


Sumber : suarapembaruan.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami