Resesi Ekonomi Amerika = Great Revival?

Internasional / 22 September 2008

Kalangan Sendiri

Resesi Ekonomi Amerika = Great Revival?

Puji Astuti Official Writer
7166

Resesi ekonomi kembali menerpa Amerika Serikat. Bank investasi Amerika, Lehman Brothers, dikabarkan ambruk. Hal ini memicu penurunan indeks harga saham merosot di pasar keuangan dunia. Tidak berhenti disitu, AIG (American International Group), salah satu grub asuransi terbesar didunia ini ikut terpukul dengan ambruknya Lehman Brother.

Bank sentral Amerika, the Fed, mengumumkan paket penyelamatan 85 miliar dollar untuk perusahaan asuransi AIG demi menyelamatkannya dari kebangkrutan. AIG akan memperoleh pinjaman $85 juta, dengan penukar 80 persen saham publik di perusahaan tersebut. Hal ini sungguh mengejutkan karena AIG dan Lehman Brothers dikenal sebagai raksasa ekonomi di Amerika.

Krisis yang memukul Amerika ini, berdampak kepada ekonomi di seluruh dunia. Hal ini terlihat dari lesunya perdagangan di bursa saham.

Terpukulnya ekonomi Amerika dan hancurnya perdagangan bursa saham dunia ini bukan pertama kali yang terjadi. CBN.com memaparkan sebuah fakta yang mengejutkan mengenai ambruknya ekonomi negara paman Sam yang terjadi 150 tahun lalu. Percayakah Anda, bahwa ditahun Amerika mengalami kehancuran ekonomi, saat itulah di Amerika mengalami yang namanya America's last Great Awakening (Kebangunan rohani terbesar yang pernah terjadi di Amerika).

Saat itu adalah tahun 1857, dimana Amerika perdagangan saham di Amerika tengah berada dalam kehancuran, hal itu membuat seorang bisnisman berteriak kepada Tuhan dan bertanya apa yang harus dibuatnya, sementara banyak pengusaha waktu itu yang bunuh diri ataupun menjadi gila karena kehilangan harapan.

"Jeremiah Lanphier pada tahun itu, ditengah kehancuran keuangan berkata kepada Tuhan, ‘Tuhan, apa yang Engkau mau aku lakukan," cerita pendeta Bruce Berliner, penulis dari The Wall Street Revival.

Pada 150 tahun lalu, di jalan William dan Fulton dekat Manhattan, sebuah perempatan yang sangat padat karena dekat dengan Wall Street, New York. Disana dulu ada sebuah gereja kecil Reformed Belanda, dimana Jeremiah mulai berteriak kepada Tuhan dengan memulai sebuah persekutuan doa kecil di siang hari. Tetapi yang tak pernah disangka, pertemuan doa itu menjadi sebuah momentum yang akan membawa keselamatan kepada sekitar 2 juta orang.

"Jeremiah bertanya pada Tuhan, ‘Tuhan apa yang Engkau mau aku lakukan?' dan Tuhan menjawabnya , ‘Berdoa'. Maka dia memulai pertemuan doanya pada hari Rabu, 23 September 1957."

Satu setengah jam pertama dia berdoa seorang diri. Namun kemudian ada enam orang datang. Pada minggu depannya hadir 14 orang. Dan setiap minggunya yang hadir dalam doa siang itu semakin bertambah, bahkan tak tertampung lagi.

"Dan dalam beberapa bulan, di New York lebih dari 10.000 orang di selamat kan setiap minggunya," jelas pendeta Bruce.

Pada setiap siang di seluruh New York, di setiap gedung selalu ada orang yang berdoa. Di hotel, di bioskop, apartemen, kantor, dan setiap tempat yang memungkinkan selalu dipenuhi dengan orang-orang yang berdoa. Kemudian kegerakan ini menyebar ke seluruh Amerika.

"Bayangkan, saat itu ada 30 juta orang yang hidup di Amerika. Satu juta diantaranya diselamatkan karena pertemuan doa waktu itu." Kata Pendeta Ted Lavigne dari the Fulton Street Revival.

"Uniknya kebangunan rohani saat itu adalah tidak ada campur tangan manusia saat itu. Hal itu benar-benar hanya karena hadirat Tuhan. Tidak ada kotbah sama sekali. Orang-orang hanya datang untuk berdoa," tambahnya.

Setelah itu, kebangunan rohani ini menyebar keseluruh dunia. Doa membawa Amerika bangkit kembali dan berjaya menjadi negara yang kuat.

Hari ini, keadaan yang sama terjadi ditempat yang sama dalam waktu yang berbeda. Apakah Tuhan akan menjamah Amerika dengan cara yang sama? Hanya Tuhan yang tahu, cara apa yang terbaik untuk membawa Amerika dan bangsa-bangsa kembali padanya. Tetapi Tuhan selalu bergerak dengan cara yang sama, baik di jaman kuno masa para nabi, pada tahun 1957, maupun hari ini. Saat umatnya bertobat, berdoa dan datang pada-Nya, Dia akan melangkah dari tahta-Nya. Jadi mari berdoa bagi Amerika, karena kesejahteraan Amerika pastinya berdampak pada kesejahteraan Indonesia bahkan dunia.

Sumber : Berbagai sumber/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami