Grafiti Untuk Lawan Kejahatan

Nasional / 2 September 2008

Kalangan Sendiri

Grafiti Untuk Lawan Kejahatan

Puji Astuti Official Writer
7302

Gambar-gambar siluet yang bertema antikorupsi, antinarkoba, dan antiteroris mulai menyebar di lima tembok di Kota Yogyakarta. Masing-masing gambar ternyata bertujuan agar masyarakat eling (ingat) dan waspada pada ancaman bahaya kejahatan transnasional tersebut.

Kampanye yang melalui grafiti yang diprakarsai Interpol Indonesia itu ternyata merupakan salah satu program yang dicanangkan di tiga kota, yakni Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

Tampak barisan anak muda yang bergabung dalam kelompok seni mural dari Yorc Jogjakarta, sejak Jumat (29/8) pagi hingga sore hari, menuangkan goresan-goresan pesan yang juga dibumbui dengan semangat seni dan yel-yel "Ayo Lapor Dong ke Hotline 08121247247" di setiap dinding yang mereka gambari.

Ipras, koordinator yang ditunjuk menggrafiti tembok kota menyempatkan diri menjawab pertanyaan wartawan. Pakem pokok atau tema grafiti/mural yang dilakukan oleh Interpol Indonesia di Kota Yogyakarta saat ini adalah kampanye agar masyarakat mewaspadai adanya kejahatan transnasional, seperti terorisme, narkoba, penipuan, dan korupsi serta pedofilia.

"Kami sebagai anak muda yang memang biasa suka akan seni mural, sangat senang dilibatkan, terutama karena memang merasa terpanggil untuk menyelamatkan bangsa," ujarnya.

Lima tembok yang digrafiti atau dimural itu, adalah tembok terowongan kereta api di Jl Kleringan, dua tembok di kawasan Stadion Kridosono Jl Yos Sudarso Kotabaru, di Jl Sultan Agung, dan tembok SDN Bumijo Yogyakarta.

Kepuasan

Tempat-tempat itu, menurut Ipras yang masih mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, merupakan wilayah padat traffic. "Kami bangga dan memiliki kepuasan tersendiri. Seni grafiti yang sedang kita garap ini bukan sembarangan, karena untuk kampanye kejahatan transnasional di Indonesia," katanya.

Ipras bersama 10 rekan muda lainnya, sengaja menuangkan 20 kilogram cat dan belasan kaleng cat semprot di masing-masing tembok yang dimural.

"Biar pun ini berupa pesan, yang pasti harus mengandung seni, yakni seni mural, dan hasilnya yang diharapkan, masyarakat akan dengan mudah menghafal sekaligus membantu Interpol Indonesia untuk melaporkan segala dugaan kejahatan ini. Kami peduli bahwa kejahatan transnasional narkoba telah mengobok-obok mental anak muda Indonesia. Kami tidak ingin bangsa ini keropos," katanya.

Ipras dan kawan-kawannya berharap, gambar bernuansa siluet hitam dan merah bisa menjadi perhatian pengguna jalan. Gambar antiterorisme diilustrasikan dengan seseorang yang sedang membawa tiga buah dinamit yang digambar di dalam lingkaran. Di bawah lingkaran juga tampak gambar granat nanas.

Gambar antikorupsi diilustrasikan dengan lukisan dua orang dalam lingkaran yang saling berhadapan dan menenteng selembaran kertas. Antinarkoba diilustrasikan dengan lukisan dua orang dalam lingkaran yang saling berhadapan dan di tengahnya digambar alat suntik dan pil ekstasi.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Interpol Indonesia Komisaris Besar Benny J Mamoto mengatakan, yang termasuk ke dalam kejahatan transnasional itu adalah korupsi, narkoba, dan terorisme. Pasalnya, dampak dari kejahatan-kejahatan tersebut membahayakan keselamatan jiwa dan masa depan bangsa.

"Keamanan dan ketertiban, juga menjadi tanggung jawab bersama. Tanpa bantuan masyarakat, Polri tidak bisa berbuat karena banyaknya kendala yang dihadapi," kata Benny di Bandung.

Untuk sosialisasi di Bandung, dinding yang digambari itu berada di tiga titik jalan utama, yakni Jalan Cihampelas, Tamblong, dan Jalan Kebon Jukut.

Sumber : Suara Pembaruan/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami