WALL E-Mart : Apa Yang Kita Ajarkan Kepada Anak Kita ?

Film Review / 14 July 2008

Kalangan Sendiri

WALL E-Mart : Apa Yang Kita Ajarkan Kepada Anak Kita ?

Tammy Official Writer
7102
\"WallFilm terbaru dari Disney/Pixar, WALL*E - memberikan penonton sebuah paradoks yang menarik. Di permukaan, film ini, seperti banyak proyek Pixar yang sebelumnya dari Toy Story hingga Cars, adalah sebuah kisah membangun yang mempromosikan nilai - nilai terpuji seperti persahabatan, kesetiaan, dan tanggung jawab moral. Film ini juga terbikin dengan sangat baik. Tetapi sejalan dengan kisah pertemanan, cinta, dan ketabahan, WALL*E menggarisbawahi pesan yang mendorong agenda sosial yang tidak begitu tajam.

Film ini, yang dibuat untuk menarik anak dan dewasa, memperingatkan akan bahaya konsumsi berlebihan, konsumerisme yang bodoh, kenyamanan kultural, ketidakpedulian lingkungan dan kemalasan. Ini adalah agenda sosial yang sebenarnya layak dikagumi - terutama untuk anak kecil. Seperti nilai - nilai positif yang tergambarkan melalui inti cerita dalam film ini, pesan sosial yang menggarisbawahi film ini adalah isu terpenting.

Satu permasalahan ini, anak - anak menonton film ini yang juga tercampur dengan pesan - pesan dari orang yang mendorong pesan anti - konsumerisme dan ketidaknyamanan. Untuk menyimak review film ini, silakan klik disini .

Sepanjang kisah dari WALL*E dan teman - temannya yang mencoba untuk menolong orang-orang untuk kembali ke bumi (dan kisah cinta yang juga ada dalam film ini), latar belakang kisah ini menyediakan pesan penting untuk anak-anak yang menonton: olahragalah, jangan menyerah kepada kampanye marketing perusahaan, jangan terlalu banyak makan; berolahraga; jangan tertekan untuk kenyamanan; tetaplah terdidik dengan menonton dan jangan habiskan semua waktu kamu untuk menonton TV. Sayangnya, ketika itu berurusan dengan hal mempromosikan ide - ide penting tersebut, pesan ini kontradiksi dengan medium-nya.

Sebuah frasa tak terkenal "Medium adalah pesannya" pertama kali dikemukakan oleh teoris media brilian jaman dulu Marshall McLuhan dalam karya bukunya di tahun 1964 Understanding Media: The Extension of Man. Kunci ide ini adalah terkadang implikasi paling langsung dari sebuah medium (dalam kasus ini, film WALL*E) menjadi pesan sebenarnya yang dikomunikasikan. Dengan kata lain, "pesan" sebenarnya dari "medium"-nya tidak hanya konten dari sebuah film. Tetapi juga serangan kilat marketing raksasa, serangan gencara dari boneka-boneka dan produk WALL*E, brand produksi dari Disney dan semua barang komersial tak terpakai yang muncul sejalan dengan promosi dari film besar bagi anak ini.

Sekarang, anak di seluruh Amerika (dan mungkin sebentar lagi, seluruh dunia) akan digoda untuk memiliki busana WALL*E, cangkir WALL*E, dan brand WALL*E seperti yang ada di film.

 

\"Wall

 

Persoalannya adalah, WALL*E sebenarnya adalah sebuah film yang bagus. Kisah cintanya pun menginspirasi, dan memiliki plot kesadaran sosial dan menyorot implikasi komersial yang memberikan anak dengan pesan yang penting. Tapi seberapa efektifnya kita (terutama anak) menguraikan pesan dari film ini ketika itu pun bermaksud dialihkan dari media yang membawakannya ? Itu adalah pertanyaan yang bisa Anda miliki ketika Anda membeli tiket untuk menonton WALL*E.

Recommended For You :

 


Halaman :
1

Ikuti Kami