Menerapkan Disiplin Dengan Cinta

Parenting / 21 June 2008

Kalangan Sendiri

Menerapkan Disiplin Dengan Cinta

Purnama Sari Dewi Gultom Official Writer
5094

Disiplin cenderung diidentikkan dengan larangan, penegakan aturan yang disertai hukuman yang membuat anak ketakutan. Disiplin sebenarnya pembentukan perilaku, lebih mengarah pada hal positif yang lebih berhasil jika diterapkan dengan cinta.

Saat menerapkan disiplin, hal pertama yang perlu diingat adalah orang tua tidak bisa mengharapkan anak senantiasa berperilaku baik. Keterbatasan kemampuan ekspresi anak membuat kita perlu berlapang dada untuk mengimbangi mereka.

Hindari Kekerasan

\"\"Saat menegakkan disiplin, orang tua cenderung beranggapan bahwa menghukum adalah cara yang paling efektif. Ada benarnya selama hukumannya berdampak memicu perilaku positif. Memukul atau menerapkan hukuman yang ‘memberatkan' anak, bisa memberikan trauma pada anak. Misalnya rasa takut, pukulan tidak membuatnya mau mendengarkan, justru membuat si kecil terluka dan enggan diajak bekerja sama. Pukulan juga membuat anak tidak mempercayai orang tuanya. Rasa percaya yang minim memicu timbulnya reaksi penolakan dari anak terhadap orang tua.

Langkah-langkah Mendisiplin Anak

1. Mengarahkan Jadi Positif

Berteriak, merengek atau merajuk adalah cara anak menarik perhatian. Jika si kecil melakukan hal ini, jangan biarkan diri Anda terpancing untuk meresponnya dengan cara negatif. Katakan dengan tegas namun tidak marah, bahwa Anda tidak mengerti apa yang dikatakannya jika ia merengek atau tidak jelas mengucapkannya.

2. Mengalihkan Perhatian

Jika anak melakukan hal yang tidak Anda inginkan, lakukanlah pengalihan. Panggil anak dan ajak ia melakukan aktivitas lain.

\"\"3. Beri Contoh Positif

Hal terpenting saat mengajarkan disiplin pada anak adalah konsistensi. Kebanyakan orang tua yang menerapkan disiplin ketat di rumah, justru melonggarkan aturan-aturan saat berada di depan publik. Kondisi ini cenderung membingungkan anak, karena ia dihadapkan pada standar ganda.

4. Hindari Hukuman Berlebihan

Pastikan Anda menerapkan hukuman karena alasan yang tepat, bukan karena hal-hal yang terjadi tanpa sengaja dan tidak berada dalam kendalinya, seperti mengompol atau tanpa sengaja menumpahkan minuman.

5. Penghargaan Dan Hukuman Yang Berimbang

Ketika menerapkan disiplin, orang tua seringkali hanya bertindak ketika anak melanggar aturan alias menghukum. Orang tua sering lupa bahwa saat anak berlaku manis, dia perlu mendapatkan respon. Caranya tidak selalu harus berupa hadiah. Pujian dan perkataan yang menghargai perbuatannya sudah dapat menjadi cara yang baik untuk menghargai anak. Selain itu, penghargaan yang diterima anak bisa menjadi motivasi baginya untuk berlaku manis.

Menerapkan Disiplin Sesuai Usia Anak

\"\"Para ahli perkembangan anak menyarankan agar orang tua mendisiplinkan anak sesuai usia dan kemampuannya.

  • 0 - 6 bulan, pada masa ini anak sedang mengembangkan bonding (ikatan), ikatan dengan orang tua. Tidak ada satupun bentuk disiplin yang bisa diterapkan.
  • 6 bulan - 2 tahun, anak telah memasuki masa eksplorasi dan beresiko melakukan aktivitas yang berbahaya. Saat ini bentuk disiplin yang dapat diajarkan adalah memberikan perbedaan antara hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan sehubungan dengan keselamatan fisiknya.
  • 2 - 5 tahun, anak mulai dapat memahami resiko tindakannya. Saat ini, orang tua mulai dapat memberikan penjelasan tentang hal yang baik dan buruk.
  • 5 - 12 tahun, ini adalah usia ideal untuk menanamkan berbagai nilai dan menetapkan peraturan dalam aktivitas anak sehari-hari.
Sumber : conectique.com
Halaman :
1

Ikuti Kami