Misi Penyelamatan, Bisakah Orang Biasa Melakukannya?

Nasional / 27 March 2008

Kalangan Sendiri

Misi Penyelamatan, Bisakah Orang Biasa Melakukannya?

Puji Astuti Official Writer
5155
Jakarta, sebuah kota yang kompleks dengan segala macam pernak-pernik kehidupan. Dibalik rimbunnya gedung pencakar langit, dan kemewahan hidup di kota metropolitan, terselip sisi-sisi kehidupan yang sangat memprihatinkan. Dengan cara yang segar dan kreatif, Solusi Life menghadirkan sebuah tayangan yang berbeda dengan meramu sebuah reality show dan inspirasi kehidupan untuk melegakan dahaga ditengah kepenatan Jakarta.

Pada saat kehidupan semakin hari semakin sulit, masihkah kita orang biasa memiliki kepedulian untuk menyelamatkan kehidupan mereka yang kurang beruntung? Ternyata kasih masih tinggal dalam hati banyak orang. Hal ini dibuktikan oleh program baru yang dihadirkan oleh Solusi Life. Program dengan tajuk "Lifesquad" ini menghadirkan reality show yang mengangkat kepedulian kepada mereka yang kurang beruntung.

Mereka yang ikut dalam reality show ini bukan orang-orang yang super dan sok jadi pahlawan. Mereka hanya anak-anak muda biasa, namun memiliki hati yang terbeban kepada mereka yang papa dan mau membayar harga untuk bisa melihat wajah-wajah yang kurang beruntung itu menyunggingkan senyum.

Berbagai upaya dilakukan. Apa yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, mereka dengan berani mencemplungkan diri demi menghasilkan sesuatu untuk mewujudkan mimpi untuk memberi sesuatu yang bisa mengubah kehidupan seseorang bahkan sebuah keluarga.

Demikian tiga kelompok anak muda ini bertempur dengan kerasnya kehidupan. Randy, Guntur, Kiki yang menyebutkan kelompok mereka sebagai Glow.Inc, mungkin karena visi mereka menjadi terang bagi dunia ini ya? Glow.inc harus menyelamatkan sebuah keluarga yang kehidupannya hanya di topong seorang Oma. Inilah sedikit cerita kehidupan Oma Emi :

Dalam masa tuanya, penderitaan tidak juga menyingkir dari hidupnya. Hidup tanpa suami dan membesarkan anak-anaknya seorang diri masih dapat ditanggungnya, namun saat ini kedua anaknya mengalami kelumpuhan. Seorang karena polio sewaktu kecil, dan seorang lagi karena terjatuh dari atas kapal setinggi 20 meter sewaktu menjadi kuli panggul. Selain itu, Oma Emipun harus merawat kedua cucunya dan menyekolahkan mereka.

Tinggal di sebuah gubuk bekas kandang hewan dan lantai beralaskan air rawa harus dijalaninya karena tak ada tempat berteduh lain lagi. Untuk makan sehari-hari, Oma Emi harus menjadi pemulung. Itupun hasilnya hanya cukup untuk beli beras, dan untuk sayuran dia mengambil sisa-sisa yang dibuah di sebuah tempat sampah supermarket di dekat tempat tinggalnya. Namun dengan segala deritanya, Oma Emi tidak pernah melupakan waktu doa paginya, setiap pukul 05.00 WIB selama setengah jam sebelum berangkat untuk memulung, dia memohon berkat dan kasih karunia dari Tuhan.

Lighters, sebuah kelompok yang dianggotai oleh Lyra, Rios dan Imel. Lighters bekerja keras demi kehidupan keluarga Bapak Mangandar. Keluarga ini tinggal di sebuah gubuk di pinggir jalan yang bahkan tidak memiliki MCK (Mandi, Cuci, Kakus). Simak kisah keluarga ini :

Tinggal di sebuah gubuk dipinggir jalan Cakung -Cilincing sambil membuka usaha tambal ban yang saat ini sangat sulit mendapatkan penghasilan, bapak Mangandar dan ibu Marida Simajuntak membesarkan 3 orang anaknya yang masih kecil-kecil. Anak sulungnya adalah Ayu kelas 6 SD dan kedua adalah Betty kelas 5 SD, sedangkan si kecil Joy masih berumur 3.5 tahun. Digubuk itu mereka tidak memiliki sarana mandi, cuci, kakus, sehingga seringkali Ayu dan Betty harus rela pergi sekolah tanpa mandi dan sikat gigi. Tidak hanya itu, mereka saat ini menghadapi kemungkinan adanya penggusuran karena pinggir jalan itu akan dilakukan pelebaran jalan. Mereka saat ini berdoa, supaya mereka bisa mendapat tempat tinggal untuk membesarkan anak-anak mereka dengan aman dan sehat. Merekapun berharap dapat memulai usaha yang dapat mengubah nasib mereka. Untuk itu mereka tidak pernah meninggalkan waktu ibadah setiap hari minggu.

Dan kelompok pamungkas adalah Play Makers, kelompok yang di awaki oleh Michi, Darwin dan Irwan. Mereka melakukan berbagai upaya untuk Ibu Laura dan keluarganya. Siapa ibu Laura? Inilah kisah hidupnya:

Menjadi tulang punggung keluarga harus diterima dengan lapang dada oleh Ibu Laura. Suaminya yang sudah berumur lebih dari 50 tahun, sangat sulit mendapatkan lapangan pekerjaan. Untuk itulah Ibu Laura mengambil tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya dengan menjadi tukang kredit baju keliling. Untuk memberi makan suami dan 3 orang putra-putrinya Ibu Laura mengumpulkan seribu demi seribu, dengan berjalan keliling dari satu gang ke gang yang lain tanpa lelah. Terkadang dia harus pulang dengan tangan hampa, karena tidak seorangpun yang membayar tagihannya yang hanya seribu atau dua ribu rupiah, namun hal itu tidak membuatnya kehilangan kepercayaannya kepada Tuhan. Dengan segala kekurangannya, dia dan keluarganya belajar bersyukur.

Apa yang mereka perjuangkan sangat berharga, sebuah kehidupan. Apa yang mereka lakukan sangat berdampak, bukan hanya pada saat ini, tapi juga sampai kekekalan. Mereka bersenang-senang, namun juga bekerja keras dan serius. Mereka mengalami konflik, tapi tetap tidak kehabisan akal. Mau tahu aksi mereka yang luar biasa? Saksikan Solusi Life pada 1 April 2008 pukul 20.00 WIB di O Chanel. Jangan lewatkan tayangan istimewa ini.

Sumber : Jawaban.com/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami