Kaitan Nonton TV dan Gangguan Tidur Si Kecil

Info Sehat / 23 March 2008

Kalangan Sendiri

Kaitan Nonton TV dan Gangguan Tidur Si Kecil

Lestari99 Official Writer
9975

Punya bayi atau anak kecil yang jadwal tidurnya tidak teratur? Anda mungkin sebaiknya mengecek seberapa banyak mereka menonton televisi.

Studi terbaru tentang hubungan menonton TV terhadap ketidakteraturan jadwal tidur atau tidur sejenak pada anak-anak yang yang berusia kurang dari tiga tahun. Walau studi tidak membedah tentang mengapa televisi bisa mengacaukan kebiasaan tidur, ditemukan korelasi antara jumlah televisi yang ditonton anak-anak dan kemungkinan jadwal tidur yang tidak teratur.

Para peneliti - termasuk Darcy Thompson MD, MPH dari departemen pedriatik University of Washington's - menyatakan agar tidak menyalahkan televisi untuk masalah dalam jadwal tidur anak. Peneliti tidak mencoba untuk menggambarkan apa yang muncul pertama kali - menonton TV atau jadwal tidur yang tidak teratur.

Masih berkaitan, Thompson dan koleganya mengingatkan orang-orang tentang tuntunan dari American Academy of Pediatrics tentang menonton televisi :
- Jangan ada televisi untuk anak yang berusia di bawah 2 tahun.
- Televisi hanya boleh ditonton kurang dari 2 jam per hari untuk anak-anak usia 2 tahun atau lebih.

Para peneliti ini menulis di jurnal Pediatrics : "Studi ini mungkin menambahkan satu atau lebih alasan mengapa ahli pediatris, orang tua dan masyarakat harus mendukung tuntunan ini untuk membatasi waktu menonton televisi."

Studi Televisi

Studi Thompson meliputi lebih dari 2000 anak-anak USA berusia 4 bulan hingga 3 tahun. Orang tua anak-anak atau penjaga bayi diwawancara melalui telepon. Mereka ditanyakan berapa jam per hari anak-anak secara tipikal menghabiskan waktu di depan televisi atau video, dan apakah anak-anak biasa memakai waktunya untuk tidur sejenak dan tidur panjang pada saat yang sama setiap harinya.

Sekitar sepertiga anak-anak memiliki waktu tidur sejenak (tidur pendek) yang bervariasi. Seperempat lebih sedikit memiliki waktu tidur yang tidak teratur.

Peneliti mengukur faktor lainnya termasuk kesehatan ibu, tingkat pendidikan dan dukungan sosial. Mereka mengakhiri dengan kalimat "Menonton TV pada bayi dan anak-anak kecil berhubungan ketidakteraturan jadwal tidur anak-anak baik untuk tidur panjang atau tidur pendek mereka".

Banyak teori yang ada tentang bagaimana menonton televisi mungkin mempengaruhi tidur. Mungkin itu karena terangnya cahaya televisi sebelum tidur mempengaruhi siklus tidur dan bangun, demikian tulisan mereka. Mereka menambahkan bahwa anak-anak mungkin menyaksikan program yang membangun sesuatu yang tidak cocok dengan usia mereka, beberapa tayangan mempertontonkan sesuatu yang membawa dampak negatif pada perilaku mereka dan ini juga mengganggu relaksasi yang diperlukan untuk tidur. Namun semua ini belum didemontrasikan secara nyata.

Studi ini tidak meliputi kualitas tidur anak, kuantitas tidur anak atau masalah dalam tidur pada anak-anak.

Terlihat waktu yang dihabiskan di depan layar TV. Waktu menonton rata-rata harian untuk setiap kelompok usia adalah sebagai berikut :
- Kurang dari 1 tahun : 0,9 jam
- 1 hingga 2 tahun : 1,6 jam
- 2 hingga 3 tahun : 2,3 jam

Peneliti menunjukkan bahwa jumlah jam televisi yang ditonton per hari dapat dihubungkan baik dengan jenis tidur sejenak atau juga jenis waktu tidur panjang. Penemuan-penemuan ini secara potensial amat penting, mereka menulis, karena jadwal tidur yang rutin adalah komponen kritis untuk memastikan tidur yang baik.

Anak Kurang Tidur, Orang Tua Stress

Peneliti menulis : "Masalah tidur adalah masalah biasa pada anak-anak". Paling tidak seperempat anak-anak punya masalah tidur, dan jumlahnya hampir mencapai 7 dari 10 anak. Peneliti menambahkan : "Konsekuensi bagi anak-anak termasuk masalah mood mereka, perilaku dan proses belajar serta buruknya kesehatan".

"Mudah untuk membayangkan bahwa masalah tidur anak-anak dapat membuat masalah kurangnya tidur pada orang tua, lalu meletakkan orang tua pada resiko, atau secara minimum, pada ketidakseimbangan mood dan pengasuhan yang buruk," demikian ditulis peneliti.

Jadi secara mendasar : Ketika anak-anak mendapat tidur yang cukup, itu menjadi keuntungan bagi seluruh keluarga, dan jadwal tidur yang teratur dapat menolong. Thompson dan koleganya menulis: "Tidur yang memadai, berkualitas, didukung oleh jadwal tidur yang rutin adalah penting bagi keseluruhan anggota keluarga, baik anak maupun orang tua".

Trend Lainnya

Peneliti juga mencatat beberapa pola lainnya yang cukup menarik :

  • Waktu tidur sejenak yang tidak teratur lebih sering terjadi di antara anak-anak yang orang tuanya tidak menikah (kumpul kebo) dan mereka yang kekurangan dukungan sosial.
  • Anak-anak dari orang tua yang paling tidak punya pendidikan SMA lebih mungkin untuk punya waktu tidur yang teratur.
  • Jadwal makan juga punya andil. Anak-anak dengan wantu makan yang bervariasi lebih mungkin punya waktu tidur sejenak dan tidur panjang yang tidak teratur.

Semua itu menarik. Namun semua itu tidak mengubah hasil atau dukungan agar orang tua tidak memberi waktu menonton pada anak sebelum anak mencapai usia 2 tahun.

Sumber : Miranda Hitti - Foxnews
Halaman :
1

Ikuti Kami