Di Mesir, 2 Orang Tewas Karena Berebut Roti Bersubsidi

Nasional / 20 March 2008

Kalangan Sendiri

Di Mesir, 2 Orang Tewas Karena Berebut Roti Bersubsidi

Puji Astuti Official Writer
5284
Ternyata permasalahan kelaparan dan kemiskinan bukan hanya terdengar di Indonesia. Mesir, tak disangka menghadapi permasalahan yang sama akibat inflasi dan keadaan ekonomi dunia yang menghimpit perekonomian nasionalnya.

Presiden Mesir Hosni Mubarak memerintahkan angkatan daratnya untuk ikut meningkatkan produksi roti bersubsidi berikut melancarkan distribusinya.

Perintah ini diberikan Minggu (16/3) atau Senin (17/3), menyusul kelangkaan roti bersubsidi yang memicu kerusuhan di sebuah kawasan miskin yang telah mengakibatkan dua orang tewas.

Permintaan roti bersubsidi terus meningkat di Mesir dalam beberapa bulan terakhir. Ini dipicu meningkatnya harga komoditas yang membuat roti tak bersubsidi lebih gampang didapat. Pada saat yang sama, persediaan semakin menurun karena ada dugaan sejumlah pabrik roti bersubsidi menjual tepung gandumnya demi mendapatkan keuntungan.

Juru bicara presiden, Suleiman Awwad mengatakan, Mubarak mengeluarkan perintah itu dalam pertemuan kabinet yang digelar untuk merespons perkembangan itu. Angkatan darat dan Departemen Dalam Negeri yang membawai kepolisian, memiliki sejumlah besar pabrik roti khusus untuk memenuhi kebutuhan pegawai masing-masing.

"Masalahnya di mana? Kalau memang diproduksi, tentu (stok roti) meningkat. Kalau sedang didistribusikan, tentu harus dibangun lokasi baru. Ini perintah kepada angkatan darat dan kementerian dalam negeri," kata Awwad mengutip pernyataan Mubarak.

Sabtu (14/3) Menteri Solidaritas Sosial Ali Meselhi mengatakan angkatan darat telah membuka 10 pabrik roti di Kairo untuk memproduksi  roti mura. Ia me mengatakan angkatan darat juga membangun 500 kios untuk menjual roti-roti itu di Kairo. "Roti harus tersedia bagi rakyat dan antren sudah harus hilang," katanya.

Koran-koran Mesir melaporlkan antrean panjang di sejumlah toko roti bersubsidi beberapa pekan terakhir. Tak jarang warga harus mengantre sejak semalam sebelumnya untuk mendapatkan roti itu. Pekan lalu, sebuah media melaporkan sedikitnya dua orang tewas akibat perkelahian antarpengantre roti tewas di Kairo.

Sekeping roti bersubsidi 100 gram di Mesir normalnya seharga 5 piaster atau kurang dari Rp 900. Sedangkan roti yang tidak bersubsidi harganya 10-12 kali lipat. Harga gandum yang terus meroket 10 bulan terakhir menyulitkan negara miskin seperti Mesir. Pekan lalu pemerintah mengatakan inflasi sudah mencapai 12 persen, meningkat dari 7 persen pada awal 2008.

Untuk menyukseskan perintahnya itu, Mubarak memerintahkan pencairan dana 32 juta dolar cadangan devisanya untuk membeli gandum tambahan di pasar internasional.

Langkah Mubarak itu diambil menyusul keputusan pemerintah bulan lalu untuk meningkatan subsidi bahan bakar dan makanan hingga 17 miliar pound Mesir dolar atau Rp 28 triliun sehingga mencapai 75 pound Mesir atau Rp 125 triliun. Subsidi itu untuk memenuhi kebutuhan bagi 15 juta orang miskin baru yang harus diberi makan. Mereka akan menerima paket bantuan sembako seperi minyak goreng, gula dan beras.

Seperti yang pernah Yesus katakan kepada murid-muridnya sewaktu seorang wanita mengurapinya dengan minyak Narwastu,  "..Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat menolong mereka, bila kamu menghendakinya..." (Mark 14:7). Orang miskin akan selalu ada di sekitar kita, hanya pertanyaannya, apakah hati kita tergerak untuk menolong mereka. Sedikit kelebihan yang dipercayakan kepada kita, terdapat hak mereka yang papa dan tak berdaya, mari ulurkan tangan Anda dan nyatakan kasih.

Sumber : Adaptasi Kompas.com/vm
Halaman :
1

Ikuti Kami