Pengalaman Seseorang Yang Pernah Merasakan Disalibkan.

Internasional / 17 March 2008

Kalangan Sendiri

Pengalaman Seseorang Yang Pernah Merasakan Disalibkan.

Puji Astuti Official Writer
8830
Apakah Anda tahu siapa Jim Caviezel? Dia adalah seorang aktor Hollywood yang pernah bermain film The Count of Monte Christo, The Thin Red Line, Pay It Forward, dan Angel Eyes. Namun mengapa kita akan membahas tentang Jim Caviezel kali ini adalah karena perannya dalam The Passion of The Christ. Dalam film ini Jim memerankan Yesus.

Hal yang menarik dari Jim sebagai pemeran Yesus dalam The Passion of The Christ adalah adanya suatu kebetulan yang unik, yaitu kesamaan inisial Jim yaitu JC sama dengan JC - Jesus Christ -, dan pada waktu dia memerankan Yesus ini, Jim genap berusia 33 tahun. Sedangkan itu adalah usia Yesus sewaktu penyaliban itu.

Untuk mengenal Jim dan pengalamannya memerankan tokoh luar biasa sepanjang sejarah kehidupan itu, mari kita simak wawancara Jim dengan Scott Ross, reporter dari CBN News.

Scoot   : Bagaimana respon Anda sewaktu menerima tawaran untuk memerankan Yesus dalam film ini?

Jim       : Ini adalah hal menarik menurut saya. Sehari setelah audisi,  Mel menelepon saya dan meminta saya untuk memerankan film ini. Dia memberi waktu saya sehari untuk memikirkannya baik-baik. Dia memperingatkan saya bahwa jika saya menerima peran ini, kemungkinan buruk saya tidak akan pernah menerima tawaran untuk bermain film lagi. Hal ini bisa saja menghancurkan karir saya. Ini yang saya katakan kepada Mel Gibson, "Mel, ini yang saya percayai. Setiap kita harus memikul salib kita masing-masing. Ini adalah salib yang harus saya pikul, jika saya tidak memikulnya maka saya akan dihancurkan karena himpitan beban yang harus saya tanggung. Jadi biarkanlah jika hal itu harus terjadi." Kemudian kami memulai film itu.

Scoott : Apa yang Anda perankan bukanlah sesuatu yang biasa, jadi bagaimana Anda mempersiapkan diri untuk berperan sebagai Yesus, Anak Allah itu?

Jim       : Itu pertanyaan yang bagus. Bagaimana mempersiapkannya? Dengan api. Semuanya itu bisa digambarkan dengan kata ini "Api yang tak terpadamkan". Saya menghadapai berbagai tekanan fisik yang luar biasa, penderitaan lebih tepatnya. Make up dimulai jam 2 pagi selesai pada pukul 10 pagi. Kemudian saya harus berada sendirian diatas sana, di kayu salib, dengan kedinginan tanpa baju sama sekali dan dalam posisi yang sangat tidak nyaman. Saya hampir tidak pernah duduk. Setelah semua itu saya mengalami hypothermia, dan tulang lengan saya bergeser, dan semua itu memaksa saya untuk berdoa. Saya harus masuk kesuatu tempat dimana bisa bertemu Tuhan, jika tidak saya bisa benar-benar gila. Jika tanpa api Tuhan saya tidak bisa bertahan.

Scott    : Anda berkata, Anda berdoa. Apakah itu menjadi bagian dari kepercayaan Anda atau hanya bagian dari pekerjaan itu? Apakah Anda orang percaya (Kristen - red)?

Jim       : Ya, saya adalah orang percaya. Itu tidak perlu dipertanyakan. Saya percaya banyak orang tahu apa yang saya maksud. Kenapa saya mau diri saya memerankan penyaliban itu jika diri saya tidak mempercayainya? Dan ijinkan saya memberi tahu Anda saat ini, saat saya ada disalib itu. Banyak orang yang melihat keatas sana, mungkin melihat saya berperan sebahagai Yesus, tetapi seringkali saya merasa sebagai setan. Saya merasa ada sesuatu yang ingin keluar dari diri saya. Saya berada diatas salib kedinginan, seperti ada ribuan pisau yang menusuk-nusuk saya. Saya mengalami hypothermia. Saya tidak tahu apa yang Anda pikirkan tentang itu. Tapi saya sangat kedinginan hingga mengerakkan tubuh saya saja susah, mulut saya bergetar. Kaki dan tangan saya sudah kejang. Itu hanya sebagian dari apa yang saya rasakan sewaktu diatas salib sana sementara orang-orang dibawah  menonton saya sambil minum kopi dan tertawa. Apa yang saya alami berbeda dari apa yang terlihat diluar.

Scoot   :  Saya melihat adegan Penganiayaan dan cambukan yang dalam film ini sangat banyak. Saya melihat banyak orang ketika menontonnya memalingkan mukanya ketika melihat adegan-adegan itu.

Jim       : Apa yang Anda sampaikan itu sepertinya sebuah kritikan. Orang-orang memalingkan mukanya karena apa yang mereka lihat adalah akibat dari dosa mereka. Saat itu mereka berhadapan dengan seluruh dosa mereka, dan itu ditanggung oleh Yesus. Dan seperti itulah harusnya yang kita jalani, sangat mengerikan. Dan pada film ini, setiap orang  dipaksa untuk melihat kedalam diri kita sendiri, bukan bagaimana kita ingin melihat diri kita, tapi bagaimana Tuhan melihat diri kita. Saat Anda melihat film ini, Anda tidak bisa hanya menjadi penonton biasa.

Scott    : Bagian mana dari film ini yang memberi pengaruh besar bagi hidup Anda ? Apakah Anda akan mengisolasi diri Anda sementara?

Jim       : Sungguh luar biasa, saya katakana jujur kapada Anda, ada sesuatu yang saya rasakan tapi saya sendiri bahkan tidak bisa ungkapkan. Saya merasakan kehadiran sesuatu yang besar selama pembuatan film ini. Ada suatu doa yang muncul dari dalam hati saya, "Saya tidak ingin orang melihat diri saya. Saya ingin orang-orang hanya melihat Yesus. Dan melalui semuanya itu saya inginkan hal ini terjadi, lebih dari segala hal lainnya, bahwa orang-orang mengalami dampak dari film ini, bahwa bagaimanapun mereka harus membuat keputusan untuk mengikut Yesus atau tidak.

Scoot   : Dan hanya ada satu pilihankah? Anda mau ikut atau tidak. Jika Anda tidak mengikut Dia, Anda melawan dia?

Jim       : Bukan begitu pilihannya. Melalui film ini, orang bisa tahu siapa Yesus sewaktu mereka keluar dari bioskop. Semua orang yang tidak percaya akan melihat. Dan pastinya ada orang yang akan menolaknya. Namun demikian juga kita yang hidup sebagai orang Kristen juga akan menghadapi penolakan yang sama. Banyak saudara kita orang Yahudi yang menjadi ketakutan karena film ini. Ada orang yang datang pada saya dan berkata, "Jim ada beberapa email yang datang dari orang Yahudi, apakah kamu sudah membacanya? Ini menakutkan. Mereka menulis - "Saya tidak membunuh Yesus." Saya ingin tegaskan disini, Tidak. Orang-orang yang berdiri dihadapan Yesus dan Pilatus sebelum Yesus dihakimi tidak berarti bahwa semua ras itu itu bertanggung jawab atas kematian Kristus. Sama seperti karena ulah Mussolini bukan berarti semua orang Italia buruk, atau karena Stalin maka semua orang Rusia akan di persalahkan. Kita semua mengambil bagian dalam kematian Kristus. Dosa saya dan Anda ditanggung di kayu salib oleh Yesus. Saya sengaja memunculkan hal ini karena hal ini penting. Saya ingin semua suku ras dan bahasa menonton film ini. Saya ingin orang yang beragama maupun tidak bisa menontonnya. Film ini tidak untuk menyalahkan siapapun. Karena setiap manusia mengambil bagian dalam kematian Kristus.

Memang setiap orang sudah jatuh dalam dosa, dan setiap orang membutuhkan penebusan dosa. Kristus adalah kebutuhan setiap pribadi yang ingin keselamatan. Sebab hanya melalui Dia ada satu-satunya jalan menuju hidup kekal. Seluruh dosa manusia sudah ditanggungnya di kayu salib. Untuk itu barang siapa yang percaya kepada Yesus, dia akan menerima hidup yang kekal. Jika Anda belum pernah mengenalnya, undang Yesus masuk dalam kehidupan Anda. Jika Anda sudah mengenalnya dan menerimanya, ceritakan tentang Dia kepada setiap orang yang Anda temui. Karena setiap orang didunia ini membutuhkanNya.

Sumber : Cbn.com/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami