Andrea Dian Indria Sari

Entrepreneurship / 3 March 2008

Kalangan Sendiri

Andrea Dian Indria Sari

Fifi Official Writer
17440
Wajah elok dan tubuh semampai tidaklah membuat jalan Andrea menjadi model mulus. Seperti yang lain, ia pun pernah tak lolos kasting. Semangat tinggi membuatnya tak menyerah. Akhirnya, produk kecantikan Citra menawari ia sebagai ikonnya, persis di saat ia membutuhkan dana untuk membiayai kontrak rumah dan sekolah adiknya. Sosoknya sempurna. Tinggi 174 cm, berat 54 kg, kulit putih bersih. Wajah cantik sarat nuansa keindonesiaan. Rambut bergelombang terurai ke bahu, keriting gantung. Dipermanis poni yang menawan, bertabur blush on pink pada kedua tulangpipinya menegaskan segarnya sang empunya diri. Andrea Dian Indria Sari (23).

BINTANG IKLAN CITRA

Sejak 2007 tubuh sempurnanya bisa dinikmati pemirsa televisi lewat aksinya sebagai model utama iklan Citra, produk kecantikan "membumi" yang digemari semua lapisan masyarakat. Produk Citra dieskplorasi dari kekayaan rempah-rempah Tanah Air. Untuk memasarkan produknya dibutuhkan ikon bernuansa Indonesia. Seleksi ketat dilakukan untuk memperoleh si jelita. Tidak sedikit selebritis papan atas yang melamar kemudian kandas tak terpilih. Nasib baik dialami anak dari C.M. Harum dan Sri Hastuti. Meski harus menempuh prosedur yang biasa-biasa saja, toh akhirnya si pemilik wajah jelita terbungkus kulit putih mulus penyuka jalan-jalan inilah yang dipilih. Pilihan sebagai model Citra sudah pasti menggembirakan. Tapi cerita di balik itulah yang rupanya lebih membuatnya berkesan. "Saat itu aku butuh sekali uang untuk bayar kontrakan rumah. Juga biaya untuk adikku yang akan masuk kuliah. Aku berdoa supaya segera dapat job iklan," urai lulusan SMA St. Bellarminus ini.

Kebutuhan akan biaya turut dipikulnya, walaupun orangtuanya masih ada. Sikap bertanggungjawab bukan hanya disebabkan posisinya sebagai anak sulung tetapi lebih kepada kepeduliannya akan kesulitan yang dialami orangtuanya. Doanya kepada Tuhan selalu dipanjatkan setiap hari. Ditengah persaingan menjadi bintang iklan, tidak sedikit yang menggunakan jalan pintas. Tapi Andrea tidak tergoda. Ia memilih berdoa lebih keras dan menyerahkannya kepada Tuhan. Memang menjadi bintang iklan merupakan jalan ideal untuk memenuhi kebutuhannya. Proses rekrutmen dan proses pengerjaan terbilang singkat dan tidak menyita waktu. Pendapatannya pun menggiurkan.

Satu minggu setelah menjalani kasting ia menerima kabar buruk, dirinya ditolak! "Yang jelas aku sedih banget", ungkapnya. Tidak berlarut dengan kesedihan ia tetap keluar-masuk kasting. Harapannya tidak kosong. Tidak berapa lama kabar baik yang dinanti datang. Setelah sebelumnya gagal untuk produk kecantikan, kini ia justru mendapat job yang serupa. Sama-sama produk kecantikan. Tapi yang ini perusahaannya lebih besar dan bergengsi. "Aku dipercaya dan dikontrak untuk menjadi model iklan Citra," ujarnya bangga. Peristiwa tersebut semakin membuka matanya bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik.

"Akhirnya aku belajar, bila Tuhan belum memberikan apa yang kita minta, itu artinya Tuhan punya rencana yang lebih baik lagi." Meski proses pengerjaan iklan tersebut melelahkan, ia merasakan kebahagiaan tersendiri. Berpanas-panas dengan naik sepeda, atau berebut suara dengan anak-anak justru membuatnya senang. Profesi guru yang diperankan dalam iklan Citra itu sempurna dilakoninya. "Di lokasi, anak-anak itu sulit diatur. Ada yang nangis, ada juga yang sibuk dengan mainannya. Tapi yang pasti kulitku jadi gosong," kenangnya sambil tertawa.

HE TOOK AWAY MY PAIN

Hasil iklan itu memang luar biasa. Kulit mulus Andrea menginspirasi bukan hanya wanita tapi juga lawan jenisnya untuk memakai produk kecantikan yang diperagakan. Pesonanya memberikan kekaguman tersendiri. Wajah Indonesia yang sempurna. Keramahan yang alami. Dan tentu saja kulit putih yang bersih. Semuanya terpampang jelas. Kesempurnaan itu diperolehnya justru di rumah Tuhan. Awalnya adalah masalah. Ia ditinggal salah satu saudaranya. Kepergian itu membuatnya berduka. Orang-orang di sekitarnya rupanya tidak dapat menampung kesedihannya. Keluarga, sahabat, dan teman tidak mampu menyelami perasaannya. Persoalan pun tidak terselesaikan. Jadilah ia bergelut sendiri. Akibatnya wajahnya bengkak karena air mata yang terus mengucur. Satu waktu ia mengantar seorang teman ke gereja. Di rumah Tuhan itu ia merasakan sesuatu yang berbeda. "Aku merasa merinding. Tiba-tiba keluar air mata. Dalam keadaan yang sangat sedih, aku mencurahkan uneg-uneg, mohon diberikan kekuatan," katanya menerawang.

Dengan kepolosannya ia juga memarahi Tuhan. "Kenapa aku Tuhan?!" batinnya. Setelah selesai berbicara, tubuhnya berkeringat dingin. Karena kelelahan ia sempat tertidur. Begitu terbangun Andrea yang masih berusia 14 tahun langsung merasakan perubahan, tenang dan bebannya hilang. Semua menjadi normal. Hari-harinya tak lagi kelabu. Kini ketika kenangan itu kembali terusik, ia mengaku sebenarnya ia tidak dalam posisi berdoa. Ia hanya curhat sambil menatap patung Tuhan Yesus. "Sejak itu aku lebih merasakan perlindungan Tuhan meski Dia tidak kelihatan. Tuhan tetap ada buat aku.

Dan sebenarnya masalah itu membuat aku jadi kuat karena Dia yang mengambil beban itu." Sirnanya beban menampilkan wajahnya yang baru. Walaupun belum lama ini ia baru saja putus dengan Sammy "Kerispatih", Andrea tidak menganggap itu sebagai beban. "Aku sudah memaafkannya. Sekarang, kami tetap berteman baik", kata Andrea saat diwawancarai salah satu TV swasta. Cantik, menarik dan fresh memang bisa datang saat kita membebaskan hati.

BERTAHAN MESKI MELELAHKAN

Prinsip model video klip Kerispatih ini, dalam menjalani pekerjaan bersungguh-sungguh dan serius. "Pada dasarnya aku nggak punya target yang besar, intinya adalah mengerjakan apa yang Tuhan kasih sebaik mungkin."Konsistensinya itu mentah bila dihadapkan dengan pekerjaan kantoran. Karena aktris yang sudah membintangi dua film layar lebar ini tidak menyukai pekerjaan kantoran. "Aku senang di foto, dapat duit pula. Apa lagi?! Makanya aku bela-belain kerja di bidang entertain." Masih seputar kehidupan artis yang sarat godaan, bergaul sehat jauh dari narkoba dan kehidupan malam merupakan prinsipnya dalam menjalin pertemanan.

Bukan hal mudah untuk konsisten melakukannya. Pesan orangtua yang selalu hadir dibenak menerangi dan meluruskan pikirannya. "Harus pintar-pintar membawa diri. Jangan mudah terpengaruh dan ingat selalu berdoa," ujarnya menirukan. Anjuran berdoa, bukan saja sebatas nasihat dari orangtua tapi juga diterapkan. Baginya Tuhan selalu ada bersamanya. "Aku bukan orang yang religius, tapi berdoa jadi nomor satu dalam hidupku. Lewat doa aku bisa mengeluarkan keluh kesah isi hati, semua perasaan." Lewat doa pula ia mengucap syukur telah memperoleh didikan ditengah keluarga yang cinta Tuhan. Bersama melewati hari Minggu di rumah Tuhan menjadi kenikmatan yang tidak dapat ditandingi oleh apa pun. "Gereja bersama keluarga, pasti! Nggak jarang setelah ibadah kita jalan-jalan sekeluarga," ujar bintang iklan permen Fox itu. Sisa waktu luangnya tak pernah dimanfaatkannya untuk kongkow-kongkow di klab malam. Ia memilih tidur. Tidur adalah hiburan yang dapat me-refresh kembali kesehatan dan wajahnya. "Daripada clubbing, aku pilih tidur di rumah.

Tidur adalah obat yang paling mujarab."Tidur tak hanya ampuh memperbaiki kondisi tubuhnya yang lelah syuting seharian. Dari pengalaman ia belajar, tidur sanggup mencerahkan wajah. "Begitu selesai syuting malam, aku langsung pulang karena besok syuting lagi. Kalau tidur cukup, otomatis wajah juga cerah," tuturnya.Trik lain agar wajahnya tampak cerah adalah tak menyimpan masalah. "Aku tipe orang yang bisa menyelesaikan persoalan secara terbuka. Nggak di simpan sendiri dalam waktu lama." Duh, pantes wajahnya cerah!

DIBAYAR 30 RIBU

Bila wajahnya kerap hadir di layar kaca semuanya tak terjadi dalam sekejap. Ada proses panjang yang mendahului. Tentang ini satu kata yang diingatnya, "penangkapan" oleh agen pencari bakat. "Pulang sekolah ada orang yang menawarkan aku untuk difoto. Aku pikir paling hanya bercanda. Nggak tahunya itu serius", tuturnya. Menembus dunia model tak serta merta memuluskan jalannya ke sinetron atau layar lebar. Wajahnya memang sering tampil di berbagai kegiatan modeling, namun tidak menjamin untuk memperoleh peran. Berbagai kasting untuk sebuah peran dilakoninya, dari satu tempat ke tempat lain.

Satu kali kesempatan itu datang. Peran utama? Bukan, hanya sekadar lewat alias figuran. Sejak itulah Andrea, tahu persis bagaimana kerja keras seorang figuran. Bukan sekadar persoalan menunggu berjam-jam lalu kemudian muncul dalam hitungan detik, tapi perlakuan yang diterima. "Aku menunggu dari pagi sampai sore bahkan sampai malam, dibayar Rp 30 ribu. Yang paling aku ingat, esoknya aku harus UAN (Ujian Akhir Nasional-red)," jelas Top Guest 2003 kategori Favorit, sambil sesekali membenarkan rambut panjangnya yang terurai.

Tak pelak rasa lelah dan sedikit kecewa menerpa. Cibiran dan pandangan sebelah mata kerap dilayangkan kepadanya. "Seperti itulah nasib pemain figuran yang pernah aku alami," ucapnya singkat. Kejadian tersebut hampir memupuskan niatnya menapaki karier di layar lebar. Dengan semangat yang tersisa, ia terus menekuni kasting demi kasting. Biodata pun disebarnya ke berbagai agensi. Hasilnya? Tidak percuma. Kini ia dikontrak eksklusif oleh Multivision Plus, production house papan atas. Mengingat semua perlakuan, mulai dari menunggu hingga dimarahi sutradara membuatnya menjauhi sikap jumawa di depan figuran. Kini keramahan dan kepedulian menjadi pelengkap kecantikannya. Sesuatu padanya yang tidak akan lekang dan luntur oleh waktu.

Sumber : bahana
Halaman :
1

Ikuti Kami