Darlene, Penyembah Yang Produktif

Internasional / 28 February 2008

Kalangan Sendiri

Darlene, Penyembah Yang Produktif

Puji Astuti Official Writer
8196

Siapa yang tak kenal dengan Darlene Zschech (Hillsong) penyanyi legendaris yang terkenal dengan lagunya "Shout to the Lord". Tidak di sangka-sangka dengan wajah yang masih cantik dan awet muda, umurnya ternyata sudah mencapai 42 tahun! Beberapa waktu yang lalu Hillsong sempat manggung di Jakarta Tennis Indoor Senayan dan mendapat sambutan penonton yang penuh antusias dengan jumlah kehadiran yang luar biasa banyaknya.

Darlene Zschech lahir 8 September 1965 di Sydney, Australia. Dia adalah Australian Charismatic/Pentecostal worship leader dan singer-songwriter yang mengkhususkan dirinya untuk menulis lagu-lagu pujian. Zschech adalah the worship pastor of Hillsong Church, di Sydney, Australia, menggantikan Geoff Bullock. Darlene memimpin worship setiap minggu untuk The Hillsong Television programme (menurut the official website The Programme mencapai 125 countries di seluruh dunia). Hillsong membuat global headlines waktu CD Live 2004 mereka direlease, "For All You've Done" mencapai number one dalam the Australian national music charts.

Zschech adalah anak dari bintang Australian television series berjudul Happy Go 'Round. Dia mengalami trauma akibat perceraian orang tuanya sewaktu Darlene masih berumur 13 tahun. Di umur 14 tahun Zschech menderita bulimia. Setahun kemudian, sebagai seorang remaja yang menjelang dewasa, dia menyanyikan Jingles untuk beberapa perusahaan International termasuk McDonald's, KFC dan Diet Coke. Di usia 15 tahun inilah Darlene ditangkap oleh Tuhan. Sekarang Darlene dan suaminya, Mark Zschech mempunyai tiga anak perempuan, Amy, Chloe, dan Zoe Jewel. Zschech's terkenal dengan lagu Shout to the Lord, dinyanyikan kurang lebih 25-30 million churchgoers setiap minggunya. Lagu ini menjadi judul track untuk lima album livenya featuring Darlene sebagai female worship leader.

Salah satu album Hillsong, Kiss of Heaven merupakan karya yang "sangat Darlene". Album ini adalah hasil impiannya sejak lama. Darlene melukiskan Kiss of Heaven sebagai keadaan ketika Tuhan menyentuh bumi, selayaknya ketika Tuhan mencium dahi Darlene. Liriknya mengungkapkan bahwa Tuhan mencari seseorang untuk menerima kasih-Nya. Dia menunggu dan berharap untuk melihat tangan kita terangkat untuk meraih berkat-Nya. Karena Tuhan ingin menolong kita meraih mimpi dan harapan. Dia akan menampakkan kasih-Nya melalui hasil kerja kita kepada dunia yang haus akan cinta.

Album ini diilhami oleh pengalaman Darlene meraih mimpinya sejak ia kanak-kanak. Sedari usia yang sangat muda, Darlene telah mengarang lagu sederhana. Ia berkhayal, suatu saat dapat menyajikan karya musiknya kepada orang lain. Mimpinya belum menjadi kenyataan sampai Darlene menyerahkan hidupnya ke tangan Tuhan Yesus ketika berumur 15 tahun. Sejak saat itu hidupnya diubahkan. Darlene mendapat banyak "pelajaran" dari-Nya. Pelajaran itu memberikan inspirasi bagi Darlene untuk menulis lagu. Tuhan telah membuat mimpinya menjadi kenyataan. Kesuksesannya terbukti dari hasil penjualan ke-15 albumnya yang mendapatkan 30 penghargaan gold dan platinum di dunia internasional.

Selain menjadi worship leader, Darlene berkeliling dunia sebagai pembicara seminar worship. Lebih dari itu, komitmen Darlene untuk memperlengkapi orang-orang yang terluka mengangkatnya sebagai duta Compassion International, dengan melakukan kunjungan (mission trip) untuk mensupport anak-anak kurang mampu di seluruh dunia. Di Australia, Darlene memimpin Mercy Ministries, pelayanan yang bertujuan menolong perempuan bermasalah, misalnya kehamilan tak diharapkan dan penganiayaan. Inilah perwujudan nyata dari Kiss of Heaven.

Wanita yang luar biasa. Pahitnya kehidupan tidak bisa menghancurkan rencana Tuhan dalam hidupnya, tetapi hal itu dijadikannya sebuah batu loncatan karena mau memilih untuk mengampuni dan melepaskan masa lalu. Jika Anda ingin hidup Anda dipakai dengan luar biasa, tidak ada salahnya belajar dari Darlene.

Sumber : Berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami