Who Wants To Be A Millionaire... Dengan Cara Tuhan

Kata Alkitab / 14 November 2007

Kalangan Sendiri

Who Wants To Be A Millionaire... Dengan Cara Tuhan

Contasia Christie Official Writer
309

Lima tahun lalu Dr. Anderson memiliki jemaat sekitar 2000 orang. Mereka bisa membayar semua tagihan pada waktunya dan segala sesuatu berjalan dengan lancar. Lalu saat terbang bersama dalam satu acara TV bersama Jesse Duplantis, Dr. Anderson membaca buku Robert Kiyosaki Rich Dad, Poor Dad. Selama penerbangan, ia merasa Tuhan mengatakan padanya : "Banyak orang belajar tentang kemakmuran, namun tidak seorangpun mengajar mereka bagaimana cara untuk makmur". Dr. Anderson menyadari kebanyakan orang Kristen tidak pandai secara finansial dan gereja tidak mengajarkan jemaatnya proses untuk menjadi makmur.

Dr Anderson mengatakan kita perlu mengubah cara pikir kita tentang menjadi makmur dari pikiran yang negatif. Tuhan ingin kita semua berkelimpahan. Kita punya konsep yang salah bahwa Yesus itu miskin. Jika kita membaca ayat Alkitab, kita akan melihat bahwa dari awalnya Yusuf dan Maria itu punya uang untuk menginap di penginapan, hanya saja tidak ada ruang yang kosong. Ketika Yesus disalibkan, orang Romawi menarik jubah Yesus, yang mengindikasikan bahwa jubah tersebut memang memiliki nilai, bukan jubah buruk seperti yang kita pikirkan. Yesus adalah pribadi penuh kelimpahan.

Orang-orang di jaman-Nya tidak akan mendengarkan orang yang miskin atau seorang tunawisma. Kita harus mengerti sisi kreatifitas yang Tuhan berikan pada kita. Di Kejadian, Tuhan mengatakan pada Adam dan Hawa untuk berbuah dan beranak cucu. Ini adalah konsep yang cenderung kita lupakan. Kita memegang uang kita dan lupa untuk mengembalikan pada kerajaan Allah sebagai investasi ulang. Di (Maleakhi 3:7-14) berbicara tentang membawa persembahan persepuluhan ke rumah perbendaharaan bait suci, maka Tuhan akan membukakan tingkap langit di Surga. Kita perlu menginvestasikan sesuatu di dunia. Setelah itu kita akan melihat buahnya 30, 60, 100 kali lipat.

Contoh dalam Alkitab, seperti kisah Yusuf, menunjukkan pada kita tentang contoh kebijaksanaan Tuhan. Tujuan akhir dari kemakmuran secara financial seharusnya adalah membiarkan uang Anda bekerja untuk Anda sehingga Anda dapat bekerja untuk Tuhan. Tuhan ingin memberikan uang melalui diri kita. Uang yang seharusnya bekerja untuk kita. Tuhan ingin kita makmur untuk kepentingan pembangunan Bait Suci-Nya. Dr. Anderson mengatakan siapapun dapat menjadi seorang pengusaha yang baik. Kita dapat belajar untuk kreatif, menyelesaikan masalah dan mendidik diri kita sendiri. Orang dapat memulai dari mana mereka berada saat ini dan memikirkan cara untuk melipat gandakan uang mereka.

Dr. Anderson mengatakan Tubuh Kristus telah belajar untuk mempersembahkan persepuluhan dan memberi persembahan dan berharap Tuhan memenuhi kebutuhan setiap hari, bahkan kala kita hanya punya sesuatu yang cukup untuk hari itu. Kita harus belajar bagaimana membuat uang yang cukup untuk masa depan seperti halnya hari ini. Tuhan tidak ingin menjatuhkan kelimpahan dari Surga di atas langit, dan kita tidak dapat berdoa agar seseorang memberi kita uang dengan begitu saja. Kita perlu belajar atribut, kualitas serta kemampuan untuk menjadi makmur. Setiap orang yang makmur sudah menggapai hal-hal berikut : dasar keuangan, pemahaman bagaimana bekerjanya suatu investasi, memiliki pengertian bahwa pasar didorong secara emosional dan dasar pemahaman tentang pembayaran pajak. Itu butuh banyak kerja dan usaha, karena tidak ada kemakmuran yang bisa dikumpulkan tanpa sejumlah usaha.

(Lukas 19:11-27) mengatakan perumpamaan tentang uang mina. Pemiliknya memberikan setiap hamba satu mina untuk "diupayakan" hingga dia kembali. Satu orang mengusahakannya dan kembali dengan 10 mina. Yang lainnya melipatgandakan minanya menjadi 5 mina dan yang ketiga menyimpan satu minanya. Ketika pemiliknya kembali, dia menerima hasilnya dari dua investor, namun menyebut satu orang lainnya yang tidak mengerjakan apapun dengan uangnya sebagai orang fasik dan hamba si jahat. Satu-satunya waktu kala Yesus menyebut kita sebagai hamba yang baik dan terpercaya adalah ketika kita melipatgandakan tingkatan kita untuk kepentingan kerajaan surga dan kita membuat uang bekerja untuk kita. Dr. Anderson mengatakan uang yang diperlukan untuk memperlengkapi apa yang menjadi harapan kita itu selalu tersedia karena kekayaan orang fasik tersimpan untuk orang benar, dan hanya waktu yang diperlukan untuk kita meraihnya.

Ketika Dr. Anderson mulai mengajarkan prinsip ini, ada kenaikan sekitar 40% dari kehadiran di gerejanya dan persembahan menjadi dua kali lipat di awal bulan. Dia juga merasakan sebagai pendeta yang menggembalakan domba, kebutuhan untuk melatih apa yang dia kotbahkan dan menunjukkan pada orang-orang bagaimana untuk melakukan prinsip yang Tuhan telah beri. Dia tidak ingin memakai uang gereja. Mengikuti prinsip ekonomi ~ membeli dengan harga murah dan menjual dengan harga tinggi, dia meminjam 16.000 dollar (sekitar 144 juta rupiah) dan membeli satu rumah kecil di satu lingkungan yang dia yakin akan memiliki prospek bagus di tahun-tahun mendatang. Dia lalu menjual rumah itu dan membeli properti lainnya. Dia meneruskan usaha membeli dan menjual properti. Setelah empat tahun dia menjual properti terakhirnya dengan harga 2.1 juta dollar (sekitar 18.9 milyar rupiah) dan meneruskan usahanya untuk berinvestasi.

Dimulai Dari Kerendahan Hati

Dr. Anderson tahu bagaimana hidup dalam kemiskinan dari masa mudanya. Dia tumbuh besar di gubuk kecil di Loretta, Wisconsin yang tanpa listrik serta pipa ledeng. Ayahnya hanya penebang pohon dan membeli gubuk itu dari perusahaan kereta api seharga 50 dollar saja (450.000 rupiah). Ketika Dr. Anderson berusia 8 tahun, dia mendapat pandangan lain tentang dunia ketika dia melihat sekilas acara televisi. Dia memutuskan tidak mau menjadi miskin. Ketika dia berusia 9 tahun, dia membaca buku komik tentang Scrooge McDuck, ini yang kemudian mempengaruhi kehidupannya di kemudian hari.

Paman Scrooge begitu makmur, namun dia mengalami masalah keuangan dan kehilangan semuanya. Kala dia berjalan satu hari, Scrooge menemukan nikel. Dia melihat sejumlah anak-anak memancing dan membeli ikan dengan memakai nikelnya. Dia berjalan berkeliling dan menjual ikan seharga tujuh dollar. Scrooge memakai uang ini untuk membeli sebuah motor. Dia menjual motor pada seseorang yang mobilnya rusak. Kisahnya terus berlanjut hingga paman Scrooge mendapatkan kembali semua uangnya. Kisah Paman Scrooge ini mengajarkan Dr. Anderson beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kemakmuran : mencari kesempatan untuk berinvestasi terhadap sesuatu; jangan takut untuk gagal; dan belilah dengan harga murah, jual dengan harga tinggi. Tapi prinsip itu tidak terjadi hingga Dr. Anderson berada di sekolah atas dimana keluarganya memasang pipa ledeng di rumah mereka - saat itulah dia tahu bahwa ada sesuatu yang lebih baik di luar sana.

Jika Anda ingin mendapatkan langsung kiat-kiat sukses khususnya financial secara utuh, jangan lewatkan Seminar Way to Wealth, Road to Reaches yang akan diadakan 24 November 2007, di Belleza-Tuscany Room - Arteri Permata Hijau, Jakarta Selatan.

Tunggu apa lagi, untuk informasi lebih lanjut segera hubungi 021-89903344 (24 jam)

Sumber : Dr. C. Thomas Anderson - The 700 Club - CBN.com
Halaman :
1

Ikuti Kami