Kaya, Apakah Alkitabiah?
Sumber: beautynesia

Lifestyle / 14 November 2007

Kalangan Sendiri

Kaya, Apakah Alkitabiah?

Contasia Christie Official Writer
434

DR. Yonggi Cho, gembala sidang Yoido Full Gospel Church Korea mengatakan dalam salah satu bukunya: "Dapatkah kalian memiliki iman untuk memperoleh sebuah mobil Volkswagen? Mengapaga kalian tidak melakukan inkubasi terhadap sebuah mobil sekarang juga...Sekarang, saya menganjurkan kepada mereka...bayangkankanlah dalam pikiran kalian jenis mobil Volkswagen yang bagaimanakah yang kalian inginkan. Berapa banyak tempat duduk? Bagaimanakah warnanya?...Baiklah, kataku. Tulislah hal itu. Kemudian tutup mata kaalian dan bayangkanlah bentuk mobil Volkswagen itu dalam pikiran kalian...Tempelkanlah sehelai kertas, yang melukiskan ciri-ciri mobil Volkswagen kalian, pada dinding kamar tidur kalian. Bacalah lembaran kertas itu sebelum kalian pergi tidur dan pada saat kalian bangun dari tidur. Kemudian bayangkan mobil Volkswagen kalian. Bayangkan diri kalian sedang memasuki mobil Volkswagen, memutar kunci kontaknya dan merasakan getaran mesin mobil yang dihidupkan. Lalu berucap kepada diri sendiri: Ini adalah mobil Volkswagen saya" [DR. Cho, Kami Ingin sebuah Mobil Volkswagen, Immanuel, Jakarta, 1986, hal 14-17].

Praktek yang menyamakan Visualisasi dengan Iman, merupakan praktek sinkretisme dengan kuasa-kuasa kegelapan, sebagaimana ditulis oleh Ir. Herlianto dalam bukunya: "Jelas bahwa ajaran Teologi Sukses tentang visualisasi merupakan penggeseran dari teosentris ke antroposentris, dari janji Elohim ke kekuataan penglihatan manusiawi; suatu ajaran yang menyesatkan yang lebih berupa ajaran perdukunan/mistik daripada kristiani. Lebih-lebih bahwa ‘nabi-nabi' sukses mengajarkan doa visualisasi yang lebih banyak mengarah pada permintaan akan keinginan-keinginan kedagingan dan duniawi" [Teologi Sukses, BPK Gunung Mulia, 1992, hal 108]

Beberapa waktu yang lalu mungkin kita sempat mengenal pengajaran teologi kemakmuran yang mengajarkan bahwa sebagai anak Raja kita berhak dan akan mendapatkan warisan kemakmuran, kekayaan dan kesuksesan dari Allah. Benarkah demikian, jika itu benar, mengapa Kristus sebagai yang Sulung di antara kita justru memilih jalan yang jauh dari itu semua? Jauh dari kemakmuran dan popularitas sebagai Anak Raja. Sebaliknya selama hidupnya Kristus diwarnai dengan kesederhanaan, pengorbanan dan penyangkalan diri. mahkota yang Dia pakai tidak terbuat dari emas tapi dari anyaman semak belukar. Bukan mahkota yang bertatahkan berlian tapi bertaburan duri tajam. Penderitaan dan pengorbanan Kristus bukanlah tanpa alasan. Jalan yang Dia pilih bukan tanpa tujuan. Melalui hidupnya Kristus ingin menunjukan jalan yang harus kita lalui jika kita ingin disebut sebagai anak Raja yang layak menjadi ahli waris kerajaan Allah bersama dengan Dia.

John C. Maxwell, seorang pendeta dan pakar kepemimpinan pernah berkata dalam Seminar Para Hamba Tuhan dan Usahawan di Surabaya, sukses sebenarnya menyangkut 3 hal yaitu: Mengetahui tujuan hidup Anda (Knowing your purpose of life), Mengembangkan kemampuan atau potensi Anda secara maksimal (Maximize your potencial) dan Menjadi berkat bagi banyak orang (Blessed Other People). Ini loh rahasia dan arti sukses sesungguhnya menurut Mr. John Maxwell yang tentunya sesuai dengan Firman Tuhan.

Dalam dunia pasti kita membutuhkan harta dan uang untuk hidup. Ini wajar dan lumrah. Namun orang yang hidupnya hanya berfokus untuk mencari dan mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya, adalah seperti orang yang hidup sia-sia dengan arah yang tidak jelas. Ingatlah harta benda, uang dan kekayaan adalah berkat, sebuah sarana atau alat dalam melakukan berbagai aktivitas hidup untuk memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama.

Bagaimana dengan Anda, apa yang menjadi persepsi sukses dan kaya bagi Anda? Anda bisa tentukan sendiri sekarang.

Sumber : Berbagai sumber/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami