Yesus Masih Mati? Para Pakar Berpendapat...

Internasional / 17 October 2007

Kalangan Sendiri

Yesus Masih Mati? Para Pakar Berpendapat...

Puji Astuti Official Writer
12655
James Cameron (Produser) dan Simcha Jacobovici (Sutradara dari Toronto),  mengklaim dalam film dokumenter mereka "The Jesús Family Tomb" bahwa mereka menemukan kubur dan tulang belulang Yesus dan keluarganya. Di tunjukkan dua kotak tulang (Dalam Foto) yang dipercayai sebagai tulang dari Yesus dan Maria Magdalena, yang disebut-sebut oleh pembuat film ini sebagai istri Yesus dan ibu dari anak yang bernama Judah.

"Temui Yesus", kata Cameron pada pers. "Saya bukan ahli teologia, tetapi ini cukup menantang pemikiran cameronkita," Kata Jacobovici. "Saya katakan, hal ini adalah penemuan arkeologi terbesar abad ini. Dan masih dipercayai sebagai kebenaran," tambahnya.

Jika benar, tentu bukan sekedar sebuah penemuan. Jika benar, hal ini sangat kontradiksi dengan kebenaran Alkitab yang menyatakan bahwa Yesus bangkit pada hari ketiga dan naik ke surga secara jasmaniah.

jacoboviciJadi, cerita ini dimulai  ketika tahun 1980 ketika seorang pekerja konstruksi di daerah pemukiman Yerusalem di daerah Talpiot menemukan sebuah makam dari abad pertama, sesuatu hal yang tidak biasa di kota itu.

Otorisasi benda kuno Israel menemukan 10 kotak tulang disana, dan menyimpannya di gudang. Sejumlah nama tertulis di kotak-kotak itu, antara lain: Yesus, anak Yusuf; Maria; Mariamene e Mara; Matius; Judah, anak Yesus; dan Jose. Nama-nama itu kecuali Mariamene sangat biasa digunakan pada jaman itu. Hingga tahun 1996, BBC membuat film yang memperkirakan bahwa kuburan itu merupakan kuburan Yesus.  Berdasarkan hal ini Cameron dan Jocobovici mengangkat film dokumenternya.      

Apa kata para pakar tentang hal ini, mari simak reportase dari Bahana :

Pdt. Dr. Paul Hidayat
Dosen STT Cipanas dan Direktur Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA)

Sebagai orang Kristen, kita tidak perlu takut pada studi-studi historis yang mempertanyakan keilahian Yesus. kubur depanSifat iman Kristen memang meliputi sifat historis, tapi tidak didasarkan hanya pada fakta historis. Sifat iman Kristen itu bersumber dari relasi pribadi dengan Allah. Kalau ada kajian ilmu yang bertolak belakang dengan Alkitab meski mereka mengatakan itu ilmiah, tetap tidak bisa kita benarkan karena selalu ada asumsi-asumsi tertentu terhadap paradigma yang dipakai. Kalau dulu masa Yesus hidup, orang tidak mengutak-atik sisi kemanusiaan Yesus, tapi lebih pada keilahian-Nya. Tapi sekarang, justru yang tren adalah mengutak-atik sisi kemanusiaan-Nya.


Prof. Dr. Tom Jacobs, SJ
Ahli Kitab Suci, Dosen Purnatugas di FTW, Universitas Sanata Dharma

Bagi saya, penemuan dan usaha-usaha ahli untuk merekonstruksi ulang kehidupan Yesus lewat penemuan injil-injil koptik tidak membuktikan apa-apa.
Itu semua interpretasi. Sedangkan Alkitab bukanlah interpretasi, tapi lahir dari kumpulan kesaksian. Tujuan mereka adalah sekularisasi, menganggap bahwa apa yang gereja yakini selama ini tentang Yesus adalah sebuah barang yang sudah usang. Pertanyaannya, penemuan-penemuan itu sudah ada bertahun-tahun lalu, aliran-aliran gnostik sudah ada bahkan sejak gereja mula-mula, tapi kenapa justru sekarang buku-buku seperti itu yang laku keras? Jelas masalahnya bukan pada penulis atau pengarang, tapi lebih pada pembaca sendiri. Mengapa kita tertarik pada hal-hal yang mempertanyakan kehidupan Yesus? Harusnya kita lebih banyak membahas tentang Alkitab karena toh tren buku-buku seperti itu akan habis 2 tahun ke depan. Sementara Alkitab selalu ada sepanjang zaman.


Pdt. Nathanael Wattileo, D. min
Pakar PL, dosen ITKR, dan Pembantu Rektor STT Doulos

kubur dalamKecenderungan orang-orang zaman sekarang adalah mengandalkan akal budi dan bukan mendalami Tuhan dalam hidupnya.
Dan ini sesuai sekali dengan aliran gnostik (aliran yang mengakui sosok Yesus yang ditulis dalam Injil-injil koptik seperti Injil Yudas, Injil Maria, Injil Tomas dan Injil Filipus). Orang gnostik ini kaum yang terpelajar. Mungkin karena itulah, mereka mencermati Yesus bukan dari hati melainkan pikiran. Jadi, akal budi dijadikan tolok ukurnya. Mereka menuhankan rasionalitas. Padahal percaya Yesus lebih pada faktor iman, dan ada banyak segi iman yang kadang kala tidak bisa dirasionalkan.


Pdt. Yohanes Adrie Hartopo, Ph.d
Rektor STT Amanat Agung.

Sepanjang sejarah, tokoh seperti Yesus ini tidak pernah ada. Itulah mengapa orang-orang terus mencari fakta tentang kehidupan-Nya. Titik kontroversinya adalah karena orang percaya meyakini Yesus adalah Allah yang menjelma sebagai manusia.
Kelompok yang menentang tentu akan berusaha mencari tahu dan mengungkapkan siapa Yesus sebenarnya. Sayangnya, mereka hanya menggunakan metode ilmiah dan penemuan-penemuan yang ada sekarang ini untuk mengungkap ketokohan Yesus. Namun, mereka menutup mata terhadap acuan penting tentang hidup Yesus, yaitu Alkitab itu sendiri.Andai benar isu Yesus menikah dengan Maria, punya anak dan kubur mereka ditemukan seperti yang didengungkan lewat penemuan makam Yesus, toh semua itu masih perlu dibuktikan lebih lanjut. Terlalu dini untuk mengklaim seperti itu. Saya pribadi tidak percaya itu kubur Yesus Kristus, karena zaman itu nama Yesus, Maria dan Yusuf adalah nama-nama yang lazim.

Itulah perbedaan iman dan ilmu pengetahuan. Iman percaya meski tidak melihat, dan ilmu pengetahuan sekalipun sudah bisa dilihat masih harus dibuktikan, itupun masih belum dapat dipercayai sepenuhnya. Jadi, Anda menggunakan metode yang mana, iman atau ilmu pengetahuan untuk mempercayai Yesus? Hati-hati dengan pilihan Anda.

Sumber : Bahana, MSN/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami