Kampanye Publik Peduli Perempuan

Nasional / 10 October 2007

Kalangan Sendiri

Kampanye Publik Peduli Perempuan

Puji Astuti Official Writer
5329
Aliansi Masyarakat Sipil untuk  Revisi Undang-Undang Politik atau Ansipol bekerja sama dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan meluncurkan kampanye publik  lewat SMS 9123 untuk mendukung keterwakilan perempuan di parlemen, Selasa (9/10) di Jakarta. mutia

"Keterwakilan 30 persen perempuan di parlemen sangat penting," ujar Menneg Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta Swasono. Tanpa keterwakilan  yang lebih adil  terhadap perempuan, persoalan yang dihadapai perempuan di Indonesia akan sulit diselesaikan.

Dalam seminar yang diadakan Yayasan Kesehatan Perempuan pada Desember 2005 diungkapkan, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 307/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi 35/1.000 kelahiran hidup (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002).  Di ASEAN, AKI Indonesia menduduki urutan di atas Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Sebanyak 11 persen kematian disebabkan karena aborsi. Jumlah kasus aborsi per tahun mencapai dua juta atau 43 persen aborsi per 100 kehamilan (Utomo dkk, 2001).

Bukti diberbagai negara menunjukkan, keterwakilan 30 persen perempuan dalam jabatan publik dan politik membuat kualitas kebijakan publik dan perundang-undangan meningkat. Kalau perjuangan ini dicapai  di Indonesia, angka kematian ibu melahirkan dan gizi buruk pada anak dapat ditekan dan persoalan serius seperti perdagangan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, dan pendidikan yang tertinggal akan mendapat perhatian lebih banyak.

nurulKampanye publik lewat SMS 9123 didukung  penyebaran 40.000 flyer, 10.000 kartu pos, dan iklan layanan masyarakat bertema "Partisipasi Perempuan dalam Politik".

"Ketik Pemilu(spasi)nama#alamat#provinsi#P(perempuan)/L(laki-laki), lalu kirim ke 9123," Ujar Nurul Arifin, anggota Partai Golkar.

Kordinator Ansipol Yudha Irlang mengharapkan sedikitnya 30.000 SMS dari seluruh Indonesia dapat dikumpulkan hingga pertengahan November. Daftar nama pengirim SMS akan diserahkan kepada pimpinan Pansus Revisi UU Pemilu dan Pansus Revisi Parpol pada 23 November 2007. "Itu bukti dukungan nyata partisipasi lebih adil di bidang politik bukan isu elite di Jakarta, tetapi kepedulian seluruh masyarakat Indonesia," kata ilmuwan politik, Ani Soetjipto.

Berdasarkan pengalaman pembahasan di Panitia Kerja (Panja) RUU Parpol pada November 2002 lalu, hampir semua wakil partai yang menjadi anggota dalam Panja RUU Parpol (kecuali Fraksi Partai Golkar), tidak memiliki kepedulian, kepekaan, serta keinginan membela kepentingan perempuan Indonesia yang merupakan mayoritas pemilih dalam setiap kali pemilu.

Partai Kebangkitan Bangsa yang sejak awal selalu mengatakan akan berkomitmen membela kepentingan perempuan karena sudah mencantumkannya dalam AD/ART partai hasil rekomendasi Munas Luar Biasa di Yogyakarta tahun 2002 mencabut dukungannya pada saat akhir. Begitu pula Fraksi TNI/ Polri.

Fraksi PDI-P dan Fraksi Reformasi yang sering berulang-ulang mengucapkan janji-janji manis di hadapan banyak khalayak mengenai komitmen mereka untuk membela kepentingan perempuan dengan selalu merujuk pada instruksi harian Megawati Soekarnoputri pada tanggal 12 Desember 2002 mengenai "penyusunan komposisi pengurus dewan pimpinan cabang yang mengikutsertakan kader wanita dengan perbandingan wanita terhadap pria sedikitnya 1 : 5 " dan surat keputusan Ketua PAN Amien Rais tentang proses rekruitmen legislatif yang mengikutsertakan minimal 30 persen perempuan, pun lebih banyak diam dan tidak menunjukkan upaya maksimal untuk menuangkan apa yang telah menjadi kesepakatan partai ke dalam rancangan undang-undang yang dibahas.penenun

Pengalaman ini juga menunjukkan sekali lagi kepada perempuan bahwa mereka tidak dapat memberikan mandat kepada laki-laki untuk memperjuangkan kepentingan perempuan. Jumlah perempuan yang cukup adalah prasyarat bagi berjalannya mekanisme yang demokratis, tetapi perempuan yang tidak dibekali perspektif jender juga tidak akan banyak membantu memperjuangkan kepentingan perempuan.

Jadi, yang diinginkan adalah kesempatan yang sama untuk perempuan, dibukakan pintu tanpa dihalang-halangi. Hal ini bukanlah sebuah isu persaingan jender, tetapi merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus terpenuhi agar perempuan dapat maksimal menjadi mitra laki-laki untuk membangun bangsa. Untuk itu, dukung perubahan kearah lebih baik bagi perempuan Indonesia dengan SMS ke 9123.

Sumber : Berbagai sumber/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami