Black Box Ditemukan, Misteri Adam Air Mulai Terkuak

Nasional / 29 August 2007

Kalangan Sendiri

Black Box Ditemukan, Misteri Adam Air Mulai Terkuak

Puji Astuti Official Writer
28718
Sebagaimana diketahui, pesawat Adam Air membawa 96 penumpang dan enam awak pesawat termasuk pilot saat mengalami kecelakaan. Pesawat Adam Air hilang dalam perjalanan dari Surabaya menuju Manado, tepatnya ketika melintas di atas Makassar, 1 Januari 2007 sekitar pukul 14.53 Wita. Hingga kini bangkai pesawat serta seluruh penumpang dan awaknya belum ditemukan. Sedangkan lokasi kotak hitam sebenarnya sudah ditemukan sejak 25 Januari lalu oleh Kapal United State Naval Ship Mary Sears.

Sebenarnya, kotak hitam itu sudah berhasil dideteksi pada kedalaman antara 1.800 hingga 2000 meter di bawah permukaan laut, dengan posisi koordinat 03.41.0359 Lintang Selatan dan 118.08.8592 Bujur Timur, namun tidak diambil karena berbagai alasan termasuk keuangan.

Proses pengangkatan kemudian dilanjutkan Kapal EAS milik perusahaan Phoenix International yang tiba di Makassar, Kamis (23/8) dan langsung memulai proses pencarian keesokan harinya. Kapal pencari itu dioperasikan bersama oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Badan Keamanan Transportasi Nasional Amerika Serikat (NTSB). Perincian tentang penemuan kotak hitam tersebut dijelaskan dalam konferensi pers Departemen Perhubungan, Selasa (28/8) siang.

Dua kotak hitam yang ditemukan itu yakni yang berisi rekaman data penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) dan rekaman suara di kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR). Keduanya langsung dibawa ke Amerika Serikat untuk diperiksa di pabrik pembuatnya, dan diharapkan hasilnya dapat diketahui dalam waktu satu minggu. Namun Tatang belum bisa menjelaskan soal kondisi kotak hitam tersebut apakah data yang di dalamnya bisa dibaca atau tidak. "Penjelasan resminya akan disampaikan Menteri Perhubungan," ujar Tatang Kurniadi Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Pendeta Da Silva Hendrik Sondakh, salah seorang keluarga korban Adam Air, berharap agar pemerintah maupun pihak terkait tetap berusaha mengangkat bangkai pesawat tersebut, apa pun yang terjadi. Dalam peristiwa hilangnya pesawat Adam Air ini, Pendeta Da Silva telah kehilangan dua anggota keluarnya, yakni istri yang bernama Lidya Yuliana Elsa Mamahani (32) dan anaknya Miracle Saron Hendrik Sondakh (3). Santunan Rp 500 juta yang akan diberikan pihak Adam Air pada setiap ahli waris korban di luar asuransi resmi, sama sekali tidak mampu mengobati kerinduan mereka pada para korban. "Santunan sebesar dan setinggi apapun tidak akan mampu mengembalikan istri dan anak kami," kata Da Silva sambil terbata-bata.

Komentar senada disampaikan keluarga korban pesawat Adam Air dari Semarang. Hesti Cahyani, kakak kandung dari Ariston Setyo Widodo (38) yang ke Manado bersama istrinya Fery Tri Handayani (33), dua anaknya Theofilus Rakesa (3,5) dan Leonardo Pranantyo (7) serta ibu mertuanya Sri Hartini (61) dengan naik Adam Air. Hesti mengaku makin sedih ketika mendengar kabar penghentian pencarian pesawat itu."Setiap membicarakan kabar adik saya, hati saya selalu berdebar-debar. Saya sendiri tetap mengharapkan adik saya, keponakan, istrinya dan mertuanya selamat. Saya selalu berdoa. Kami sekeluarga berdoa setiap hari memohon belas kasih Tuhan," ujar Hesti di rumahnya di Jalan Tirtoyoso Gang III, Semarang.

Diharapkan dengan ditemukan black box ini, bisa membuat pihak-pihak yang terkait untuk melakukan perbaikan sehingga transportasi udara bisa menjadi pilihan transportasi yang aman dan nyaman.(VM)

Sumber : Sinar Harapan
Halaman :
1

Ikuti Kami