Waktunya Mendepak Si Dia

Single / 18 August 2007

Kalangan Sendiri

Waktunya Mendepak Si Dia

Lestari99 Official Writer
6002

Julie Ferwerda mengidentifikasikan tanda-tanda peringatan yang dapat menunjukkan masalah besar dalam hubungan kamu dengan pasangan kamu. Tanda-tanda inilah yang bisa dipakai untuk mendepak si ‘dia'.

Tanda-tanda berikut ini menunjukkan bahwa si ‘dia' tidak akan membawa kamu masuk dalam hubungan yang sehat dan menumbuhkan kehidupan kamu. Ini dia yang bisa kamu jadikan perhatian :  

1. Kamu mengajak pasangan ke ibadah - seperti ibadah mingguan - dan pasangan kamu seperti biasanya punya alasan hebat dan dapat dipercaya untuk tidak pergi. "Bantal saya masih menginginkan saya... Saya harus keramas rambut dengan spesial nih... Saya harus belajar untuk ujian besok... Orang tua saya mau saya pergi ke toko grosir dan berbelanja dengan mereka... saya harus siap untuk kerja besok..." Alasan-alasan yang seperti itu harus menjadi perhatian yang serius buatmu.

2. Dalam masalah pertumbuhan ke arah hidup yang lebih baik, pasangan kamu masih punya kaitan yang kuat dengan orang tuanya ataupun orang-orang yang punya otoritas di dalam hidupnya. Jadi konsep hidup dan cara berfikirnya ‘tua dan ketinggalan jaman' (tentu saja untuk hal-hal yang tidak membangun).

3. Percakapan pasangan kamu naik turun dan tidak jelas apa tujuannya. Jika ‘percakapan naik turun' selalu terjadi di dalam hubungan kalian, maka kamu akan mendengar banyak perkataan tidak jelas di dalam hidup kamu selanjutnya. Komunikasi dengan menu yang buruk membahayakan masa depan kamu.

4. Gagasan mereka mencari tahu tentang kamu bisa berbentuk seperti ini, "Cukup tentang saya. Mari bicara tentang kamu. Apa yang kamu pikir tentang saya?" Sebenarnya dia tidak mau cari tahu tentang diri kamu, pasangan kamu tidak peka dengan keberadaan dan kondisi kamu.

5. Rumput halaman tetangga pasti kelihatan lebih hijau karena pasangan kamu nampaknya selalu memperhatikan setiap hal yang menarik perhatian yang melintas di hadapannya. Dia bahkan berpikir bahwa mengembara di padang rumput lain untuk ‘menikmati rumput lainnya' itu diperbolehkan.

6. Ketika pasangan kamu berbicara tentang Tuhan, itu biasanya karena dia memiliki maksud yang lain. Kamu jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali menemukan pasanganmu ini ‘berbicara pada Tuhan' atau membaca Alkitab mereka sendiri. Topik hal-hal rohani hanya jadi senjata untuk kelihatan rohani sebelum melancarkan maksud selanjutnya.   

7. Mereka mungkin lebih suka makan malam ala Fear Factor dibanding harus jalan keluar bersama dan makan bersama keluarga kamu. Hubungan dia dengan keluarga kamu yang tidak sehat amat berbahaya bagi keberadaan hubungan kamu dengan pasangan kamu.

8. Mereka berpikir 'coba dulu sebelum membeli' adalah satu-satunya cara untuk ‘yakin' bahwa kamu adalah cocok secara seksual sebagai pasangannya. Pada kenyataannya, mereka telah melakukan ‘uji coba mengemudi' pada orang terakhir yang mereka kencani. Pasangan kamu berdalih jika hubungan seks adalah bukti suatu cinta.  

9. Mengatakan padamu suatu kebenaran yang relatif - itu bisa terjadi jika tindakan itu tepat bagi mereka dan biasanya diputar balik sedikit di sana sini sesuai kebutuhan. Jika pasangan biasa bohong dan menyembunyikan banyak hal, ini akan membahayakan hidupmu kelak. 

10. ‘Permintaan maaf' adalah satu permainan yang mereka mainkan ketika mereka masih menjadi anak kecil. Mereka tidak pernah banyak menggunakan kata-kata maaf. Kamu bisa makan hati jika hanya kamu yang dipersalahkan bila terjadi masalah.

11. Menyaksikan cara dia menghabiskan uang, kamu bisa mendapat gambaran dari mana ekspresi ‘gula-gula dari ayah' itu berasal. Pasangan kamu bisanya mengandalkan kekayaan ortunya. 

12. Kamu memperhatikan bahwa kamu tidak dapat melewatkan satu malampun tanpa telepon dan SMS. Dia terus muncul menunjukkan diri ketika kamu mengatakan padanya kemana kamu akan pergi. Ini bisa jadi tanda bahwa pacar kamu cemburuan dan terlalu manja. Ini tidak sehat.   

13. Pasangan kamu punya kebutuhan yang konstan terhadap kecepatan. Dalam dunia pasanganmu, duduk berkeliling sambil bicara, membaca, menikmati matahari tenggelam atau bersikap relaks adalah untuk orang yang pembosan. Kamu tidak punya kesempatan untuk menikmati hidup kelak.  

14. Membaca Alkitab, berdoa, atau pergi ke gereja bersama-sama selalu menjadi gagasan kamu. Si ‘dia' bisa saja mengatakan 'ya' untuk saat ini, namun itu bukan ide dia dan dia tidak akan benar-benar serius dengan hal itu.  

15. Pasangan kamu seringkali menggunakan intimidasi, kemarahan, atau taktik penghukuman untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

16. Si ‘dia' mengucapkan kata-kata kasar sarkastis dan tidak hormat pada anggota keluarganya sendiri atau dia bicara tentang keluarganya dengan sikap negatif.   

17. Si 'dia' menganggap memakai bahan kimia terlarang dan narkoba adalah cara terbaik untuk menikmati hidup dan lepas dari masalah. Si ‘dia' tidak tahu bagaimana untuk mencapai posisi tertinggi dan terbaik dalam hidupnya.

18. Jika si ‘dia' berpikir mempermainkan orang atau guru-guru adalah suatu hal yang menyenangkan, menghibur dan berkuasa, pasangan kamu menikmati penderitaan orang lain.  

19. Pasangan kamu tidak dapat menerima segala jenis kritik membangun dari kamu, orang lain, bahkan dari Tuhan. Si ‘dia' menjadi boss bagi dirinya sendiri dan tidak peduli apa yang orang lain pikirkan.

Merasa bersalah? Tidak tahu bagaimana mengakhiri hal itu karena kamu merasa buruk jika menyakiti seseorang? Di waktu yang akan datang kamu akan tergoda untuk masuk dalam suatu hubungan yang lain hanya untuk bisa memiliki seseorang di sekeliling kamu atau hanya karena mereka meminta kamu untuk bisa pergi kencan dengan mereka. Daripada begitu, cobalah untuk mencari tahu dulu tentang mereka dan temukan jika mereka adalah orang yang bisa diajak kencan dengan standar yang Tuhan miliki. Ingatlah bagaimana buruknya perasaan kamu setelah mencampakkan seseorang hanya karena kamu punya hubungan yang terlalu cepat dengan mereka.

Di waktu-waktu mendatang, tunggulah untuk bisa berkencan hingga kamu tahu pasanganmu adalah seseorang yang pantas bagimu untuk memberikan investasi waktu dan energi bagi emosi kamu.

Sumber : Julie Ferwerda - cbn
Halaman :
1

Ikuti Kami