Ketika Harry Potter Diperhadapkan Dengan Firman Tuhan

Film Review / 19 July 2007

Kalangan Sendiri

Ketika Harry Potter Diperhadapkan Dengan Firman Tuhan

yosefel Official Writer
14147
Menyebut nama J.K. Rowling dengan nyaring hari ini akan mengundang banyak sekali tanggapan. Beberapa orang akan menyukainya dan yang lain akan mencibir. Harry Potter-lah, yang telah membuat Rowling sangat  terkenal. Novel yang diangkat menjadi film ini berhasil menyalakan kontroversi yang tidak hanya timbul di kalangan sekuler, namun juga menjadi perdebatan di kalangan Kristen sendiri.

Untuk menguak pemicu ketenaran kisah Harry Potter, Umat Kristen  sedang berjuang dengan menyingkapkan pesan moral dari rangkaian kisah yang diangkat di dalamnya, Perdebatan untuk  mendukung atau menolak buku tersebut mulai  di titik beratkan kepada alasan-alasan moralnya.

Apakah proses penciptaan karakter tokoh Harry Potter adalah hasil khayalan tingkat tinggi belaka, Atau justeru hanyalah kedok semata, sebuah bungkus yang sempurna untuk maksud dan tujuan jahat di dalamnya. Sebuah dayatarik yang mematikan untuk memikat anak belasan tahun dan anak-anak masa kini, agar tertarik dengan dunia okultisme.  Bagaimana jika diperhadapkan dengan kebenaran Firman Tuhan?

Menjawab fenomena ini, Richard Abanes, mengarang sebuah buku yang diberi judul "Harry Potter and the Bible: The Menace Behind the Magick." Sebuah buku yang ditulis untuk membantu dan memperlengkapi para orangtua, pendidik, dan para pendeta agar bisa menerjemahkan pesan yang lebih dalam di balik serial Harry Potter.

Sebagai peneliti berkaliber dunia, dan anggota dari Evangelical Press Association dan Society of Professional Journalists, Abanes mempertaruhkan kredibilitasnya disini untuk menelanjangi apa yang ada dibalik kisah Harry Potter.

Dengan cara meng-asimilasikan berbagai sumber informasi, pendekatan dari kedua belah pihak, yakni penyembah berhala dan kaum Kristen. Abanes mengambil kesimpulan dari gudang pemikiran yang luas tentang pengetahuan untuk kembali kepada landasan pemikiran utamanya: bahwa di samping klaim Rowling bahwa dia tidak percaya akan kebenaran ilmu sihir dan tidak punya keinginan untuk mempromosikan penggunaannya, dia justeru terbukti menawarkan banyak sekali pengetahuan tentang alam gaib yang bisa berpotensi menarik siapa saja yang penasaran dengan keberadaan alam tersebut.

"... itu bukanlah sikap yang berlebihan, maupun menggelikan, mengira bahwa Harry Potter bisa menyeret anak-anak ke dalam okultisme.  Bahwa serial tersebut berisi praktek dan kepercayaan yang berhubungan dengan ilmu sihir dan penyembahan berhala, termasuk: ramalan, astrologi, peramalan dengan angka, mantera, penggunaan jimat, minuman ramuan, ilmu gaib, pemanggilan roh, perantara, dll ..." (Halaman 173).

Terdengar sedikit menakutkan bukan? Itu adalah sebagian besar muslihat yang ada di dalamnya.

"Setelah membaca buku tersebut, aku pada awalnya bertanya-tanya apakah judul buku harusnya diubah, karena menurut saya pengarang membelanjakan lebih banyak waktu untuk mendiskusikan dunia gaib dibanding mendiskusikan kebenaran Alkitabnya. Namun, bagaimanapun juga, akhirnya saya mengetahui bahwa tujuan dari Abanes sebenarnya adalah

mempermudah pembongkaran kebohongan-kebohongan, dan saya akhirnya sependapat dengan penerbit yang menyetujui pemilihan judul buku Abanes tersebut." Kata Laura J. Bagby, produser CBN.com.

Abanes secara konsisten berhasil membuktikan bahwa Rowling adalah sosok penulis brilian yang berhasil menghidupi karakter tokoh ciptaanya. Namun tidak berhenti di situ saja, menurut Abanes. Kekuatan karakter Harry Potter itu sendiri muncul karena Rowling juga secara konsiten tidak pernah lupa akan detil penerapan ilmu sihir dan pemujaan berhala di dalam upayanya memberikan nyawa kepada hasil ciptaanya.

Roman yang dijadikan pembelaan Rowling sebagai kekuatan di balik kesuksesan serial Harry Potter ternyata terbukti hanya sebagai bumbu dan tidak memegang peranan penting sama sekali di kisah ini. Detil mantera-mantera yang dipakai di dalam dialog-dialog yang ada juga ditengarai adalah kalimat kutukan yang benar-benar dipakai oleh kuasa gelap.

Namun kesimpulan Abanes yang fantastis adalah, dia tidak akan pernah memusuhi J.K. Rowling. Sebab ia mengetahui bahwa musuh sebenarnya bukanlah J.K. Rowling. Musuh Sistem Pendidikan di Amerika juga bukanlah para penggemar Harry Potter, atau para jurnalis pro-Harry Potter dan penerbit dari serial tersebut.

"Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12) 
 

Musuh yang sebenarnya adalah angkatan perang yang tidak tampak oleh mata telanjang, yang selalu haus mencari orang yang penasaran dan memulai pencarian pengetahuan tentang kegelapan. Dan angkatan perang ini pulalah yang menutupi nilai-nilai Kekristenan dan Kebenaran Firman Tuhan dengan dongeng-dongeng gaib dan praktik sihir.

Apakah Anda setuju dengan pendapat Abanes? Semua terserah Anda,  kami hanya ingin menolong Anda,untuk membuat keputusan lebih baik menggambarkan posisi Anda terhadap keberadaan Harry Potter.

Sumber : Laura J. Bagby / cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami