5.200 Siswa Jakarta Gagal Lulus UN

Nasional / 16 June 2007

Kalangan Sendiri

5.200 Siswa Jakarta Gagal Lulus UN

Puji Astuti Official Writer
6134

JAWABAN.com - Sebanyak 5.200 siswa SMU/ SMK/MAN Jakarta tidak lulus Ujian Nasional (UN) 2006/2007. Nilai mereka di bawah standar, yakni 5,0. "Tapi mereka tidak usah khawatir sebab masih ada ujian paket C," ujar Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta Margani M Mustar kepada wartawan, kemarin. Menurut dia, nilai kelulusan itu sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 45/2006.

"Siswa yang ikut ujian sebanyak 120.511 siswa," terangnya. Margani mengimbau kepada siswa yang tidak lulus segera mendaftar ujian paket C melalui kepala sekolah (kepsek). Bagi siswa jurusan IPS, ujian akan diselenggarakan pada 19-21 Juni. Sedangkan jurusan IPA, 19-22 Juni.

"Kepsek harus proaktif membantu siswa yang tidak lulus UN sehingga tidak ada siswa yang terlambat ikut ujian paket C," katanya. Menurut Margani, jumlah siswa gagal UN tahun ini menurun bila dibandingkan tahun lalu, yakni 6.906 siswa. Pada 2006 lalu, siswa tidak lulus 5,8% dari total peserta ujian 118.741 siswa.

"Rinciannya, dari 62.179 siswa SMU yang ikut UN, 3.675 siswa gagal UN. Dari 56.562 siswa SMK, 3.231 siswa gagal UN." Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Agus Darmawan meminta Pemprov DKI tidak memungut biaya ujian paket C sebab akan memberatkan orang tua siswa. "Bahkan dapat membuat siswa bersangkutan enggan melanjutkan sekolah. Ini berdampak pada psikologis, apalagi jika siswa itu berasal dari kalangan ekonomi lemah," katanya.

Agus juga mengimbau semua pihak, terutama badan pengawas daerah dan orang tua siswa, agar mengawasi penyelenggaraan ujian ini. Pakar pendidikan dari Universitas Muhamadiyah Jakarta Qomari Anwar berpendapat, banyaknya siswa yang tidak lulus bukan karena standar atau sistem pendidikannya yang buruk, melainkan karena kurangnya semangat para siswa untuk belajar. "Jalan satu-satunya adalah memacu para siswa untuk belajar lebih giat lagi," ujarnya.

Dia menambahkan, ada beberapa cara untuk meningkatkan semangat belajar siswa, di antaranya menegakkan peraturan belajar. Menurut dia, bila dibandingkan dengan negara lain, standar pendidikan di Indonesia jauh ketinggalan. Karena itu, tidak mungkin menurunkan standar penilaian kelulusan. "Apa kita ingin mereka lulus dengan standar kelulusan rendah? Jika seperti itu, ke depan pendidikan di Indonesia tidak memiliki kualitas," katanya.

Di bagian lain, sebanyak 54.347 lulusan SD di Jakarta dipastikan tidak tertampung di SMP negeri. Sebab, daya tampungnya lebih sedikit, yakni 80.000 siswa. Sementara lulusan SD yang ikut Tes Akademik Umum (TAU), sebagai syarat masuk SMP negeri, mencapai 134.347 siswa. "Animo orang tua siswa yang ingin melanjutkan anaknya ke sekolah negeri lebih banyak dari daya tampung yang ada," ujar Kasi Kurikulum dan Sistem Pengujian Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) DKI Jakarta Achmad Firdaus, kemarin.

Menurut Firdaus, hasil TAU diumumkan hari ini. Siswa juga diberikan formulir pendaftaran tahap pertama untuk memilih tiga sekolah sesuai nilai yang diperolehnya. Menurut dia, pendaftaran bagi siswa baru dimulai pada 25-29 Juni mendatang. "Mereka akan memilih sekolah-sekolah yang ingin dituju hasilnya akan diumumkan pada 3 Juli nanti," jelasnya.

Kepala SMP Negeri 75 Kebon Jeruk, Jakarta Barat Bambang Riyanto mengaku, berdasarkan pengalaman tahun lalu, siswa yang mendaftar di sekolah ini harus memiliki nilai rata-rata 5,3. Sedangkan siswa yang nilainya di bawah itu, dipastikan tidak akan diterima. "Mereka dapat mempertimbangkan memilih sekolah lain," tandasnya. Di Bekasi, 26.000 dari 37.049 siswa lulusan SD tak tertampung di SMP negeri yang hanya mampu menampung 11.049 siswa.

Sementara 30.241 lulusan SMP juga dipastikan tidak tertampung di SMA negeri."Daya tampungnya hanya 4.600, sementara jumlah lulusan SMP 30.241 siswa," terang Kabag Tata Usaha Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi Wasis Priyono, kemarin. Kondisi ini jadi keuntungan tersendiri bagi pengelola sekolah swasta.

"Siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri tidak perlu khawatir. Banyak sekolah swasta dengan akreditasi bagus di Bekasi," ujarnya. Ketua Komisi D DPRD Kota Bekasi Zubaidi Asnan berharap sekolah swasta meningkatkan kualitas. "Saatnya sekolah swasta menunjukkan yang terbaik kepada masyarakat Bekasi," tandasnya.(les)

Sumber : seputar-indonesia.com
Halaman :
1

Ikuti Kami