10 Hal Patut Diketahui Sebelum Menikah Kembali

Parenting / 14 December 2005

Kalangan Sendiri

10 Hal Patut Diketahui Sebelum Menikah Kembali

Fifi Official Writer
3707
Saya tidak pernah melupakannya. Elizabeth Einstein, pelatih dan penulis tentang keluarga tiri yang dihormati menyengat satu kelompok para pendeta ketika dia mengatakan pada kami untuk mempersulit pernikahan ulang bagi pasangan dalam gereja kami. Dia tidak menyatakan secara tidak langsung bahwa pernikahan kembali adalah salah, namun secara sederhana menyarankan bahwa pernikahan kembali - khususnya ketika anak-anak dilibatkan didalamnya - adalah amat menantang dan bahwa pasangan tersebut seharusnya membayar harga dan perlu banyak dididik tentang proses sebelum melakukan pernikahan.

Buka Mata Lebar-lebar

Daftar berikut ini melambangkan kunci dari "harga" dan "tantangan" setiap orang tua tunggal (atau mereka yang mengencani orang tua tunggal) yang seharusnya mereka ketahui sebelum memutuskan untuk menikah kembali. Bukalah mata anda lebar-lebar sekarang juga maka anda dan anak anda akan bersyukur kemudian.

1. Tunggulah 2-3 tahun setelah perceraian atau setelah kematian pasangan anda sebelum anda serius berkencan kembali.

Ini bukan candaan. Kebanyakan orang perlu beberapa waktu untuk benar-benar memulihkan diri dari berakhirnya hubungan sebelumnya. Bergerak pada hubungan baru seperti memotong jalan proses pemulihan, sebaiknya jalanilah rasa duka dan rasa sakit, jangan lari dari hal itu. Sebagai tambahan, anak-anak anda memerlukan cukup waktu untuk menyembuhkan diri dan menemukan stabilitas dalam waktu-waktu kesedihan ini. Jadi anda harus kalem saja, tiadk perlu tergesa-gesa.

2. Lakukan kencan minimal selama dua tahun sebelum memutuskan untuk menikah; kemudian anda juga harus kencan dengan anak-anaknya sebelum pernikahan itu.

Berkencan dua tahun memberi anda waktu untuk benar-benar tahu satu sama lain. Terlalu banyak hubungan yang dibentuk berakhir ketika kedua orang kekurangan ketajaman pengetahuan tentang kecocokan mereka dengan orang baru. Berikan diri anda cukup waktu untuk tahu mereka secara penuh. Tetapkan dalam pikiran - dan ini amat penting - bahwa berkencan tidak sama dengan kehidupan pernikahan ulang. Meski jika segala sesuatu tampaknya baik-baik, nilai psikologis yang dramatis dan perubahan emosional sering mengambil tempat pada anak-anak, orang tua dan orang tua tiri tepat setelah pernikahan terjadi. Apa yang kelihatannya seperti pelayaran yang tenang dapat menjadi angin badai bila dilakukan terburu-buru. Jangan bodoh untuk berpikir bahwa anda tidak akan mengalami kesulitan itu. Seperti satu orang tua mengatakan : "Jatuh cinta tidaklah cukup ketika harus datang untuk menikah kembali; ada yang lebih dibutuhkan dari sekedar itu".

Ketika anda menjadi serius tentang pernikahan, lakukan kencan dengan tujuan memperdalam hubungan antara orang tua tiri dan anak tiri. Anak-anak yang lebih muda dapat memperlengkapi diri mereka sendiri pada orang tua tiri yang akan datang lebih cepat, jadi pastikan anda serius sebelum menghabiskan banyak waktu bersama-sama. Anak yang lebih tua akan perlu lebih banyak waktu (riset menyarankan bahwa waktu terbaik untuk menikah kembali adalah sebelum seorang anak berusia 10 tahun atau setelah dia berusia 16 tahun; pasangan yang menikah antara tahun-tahun itu akan bertabrakan dengan kebutuhan perkembangan remaja).

3. Ketahui bagaimana meramu keluarga tiri

Kebanyakan orang berpikir cara untuk memasak keluarga tiri adalah dengan blender, (jadilah "keluarga campuran"), microwave, pengolah makanan atau wajan bertekanan. Tidak ada yang lebih benar. Semua jenis "gaya memasak" berusaha mengkombinasikan kandungan dalam keluarga dalam gaya ekspres. Sayangnya, penolakan dan frustasi adalah satu-satunya hasil.

Cara untuk meramu keluarga tiri adalah dengan "bejana tanah liat". Sekali dituang dalam bejana, akan butuh waktu dan suhu rendah untuk membuat ramuan bersatu, orang dewasa butuh melangkah dalam pernikahan yang baru dengan kebulatan tekad dan kesabaran. Rata-rata keluarga tiri membutuhkan waktu lima sampai tujuh tahun untuk mengkombinasikan dirinya, sebagian bahkan minta waktu lebih lama. Tidak ada resep kilat, hanya perjalanan dedikasi seseorang.

4. Menyadari bahwa "bulan madu" datang pada akhir perjalanan untuk pasangan yang menikah ulang, bukan pada awalnya.

Kandungan yang ditaruh pada poci tanah liat yang tidak punya cukup waktu untuk dimasak tidak akan memberikan cita rasa yang bagus - dan mungkin membuat anda sakit. Pasangan perlu mengerti bahwa imbalan dari kehidupan keluarga tiri (seperti : keamanan, identitas keluarga, dan rasa syukur satu sama lain) datang pada akhir perjalanan. Seperti perjalanan orang Israel yang panjang sebelum memasuki tanah perjanjian, jadi demikian juga dengan keluarga anda.

5. Berpikir tentang anak-anak : "Kamu dan Saya"

Anak-anak mengalami sejumlah kehilangan sebelum memasuki keluarga tiri. Pada kenyataannya, pernikahan anda adalah hal lainnya. Itu akan mensabotase fantasi mereka tentang ibu dan ayah yang bisa rujuk kembali, atau bahwa almarhum orang tua akan selalu merangkul mereka didalam rumah. Pertimbangkan dengan serius tentang kehilangan yang dialami anak sebelum memutuskan menikah. Jika menunggu hingga anak anda meninggalkan rumah sebelum anda menikah kembali bukan menjadi pilihan, berlakulah dengan sensitive pada masalah kehilangan anak anda. Jangan ganggu mereka, dan jangan abaikan hal ini, dan jangan ambil kesedihan mereka.


6. Kelola dan jadilah peka dengan kesetiaan lama

Bahkan dalam lingkungan terbaik anak-anak merasa terkoyak antara orang tua biologis dan perasaan bahwa menikmati hubungan dengan pasangan kencan anda hanya akan menyenangkan anda, namun menjadi pengkhianatan bagi orang tua mereka yang lain. Jangan paksa anak-anak untuk membuat pilihan, dan periksalah apa yang mereka rasakan. Berikan mereka ijin anda untuk mengasihi dan menghormati orang baru dalam rumah lain dan biarkan mereka menjadi hangat pada pasangan anda dalam waktu mereka sendiri.

7. Jangan harapkan partner anda (pasangan baru) untuk merasakah hal yang sama tentang anak anda seperti halnya anda.

Adalah fantasi yang baik, namun orang tua tiri tidak pernah mengalami atau peduli untuk anak anda dengan tingkatan yang sama seperti halnya anda. Bukan mengatakan bahwa orang tua tiri dan anak tiri tidak bisa menjalin ikatan, mereka bisa. Namun tidak akan sama. Ketika melihat pada anak perempuan anda, anda akan melihat anak 15 tahun yang membawakan anda kue pai ketika mereka berusia 4 tahun dan membanjiri anda dengan pelukan setiap malam sehabis bekerja. Sedang pasangan anda akan melihat seorang anak bandel yang egois dan tidak mau menurut pada aturan di rumah. Perkirakan memiliki opini yang berbeda dan untuk tidak setuju dengan keputusan pengasuhan.

8. Sadari bahwa pernikahan kembali memiliki hambatan yang unik.

Apakah anda lebih berkomitmen pada anak anda atau pada pasangan anda? Jika anda tidak bersedia mengambil resiko kehilangan anak anda, sebagai contoh, jangan buat komitmen pernikahan. Membuat perjanjian nikah tidak berarti mengabaikan anak-anak anda, namun itu berarti bahwa mereka diajar bahwa suatu hubungan adalah sesuatu yang prioritas bagi anda. Sebuah pernikahan yang tidak menjadi prioritas akan menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja daripada hal yang terbaik.

Tembok unik lainnya berkaitan dengan hantu pernikahan di masa lalu. Individu dapat dihantui dengan pengalaman negative dari hubungan sebelumnya dan bahkan tidak menyadari betapa itu bisa berdampak pada pernikahan baru. Bekeja tanpa mau menterjemahkan masa kini dalam terang masa lalu, atau anda mungkin ditakdirkan untuk mengulangi hal itu.

9. Orang tua sebagai team; siapkan rencana anda.

Tidak ada tantangan tunggal yang lebih meramalkan sukses keluarga tiri dibanding kemampuan pasangan untuk menjadi orang tua sebagai suatu tim. Orang tua tiri harus menemukan peraturan mereka, mengetahui batasan wewenang dan meminjam kekuasaan dari orang tua kandung dalam tujuan untuk menyumbang pada kepemimpinan orang tua. Orang tua kandung harus menjaga peraturan tetap hidup sebagai disiplin utama dan pengasuh sementara mendukung orang tua tiri membangun peraturan. Menangani peraturan ini tidaklah mudah, buatlah rencana dan jalankan bersama.

10. Ketahui apa yang dikatakan pada anak. Katakan pada mereka :

  • Adalah wajar jika bingung dengan orang baru dalam kehidupanmu.
  • Adalah wajar untuk sedih tentang perceraian atau kematian orang tua
  • Kamu perlu menemukan seseorang yang aman untuk bicara tentang hal ini.
  • Kamu tidak perlu mencintai pasangan saya, namun kamu perlu memelihara rasa hormat seperti halnya kamu memberikan rasa hormat pada guru atau pelatih di sekolah.
  • Kamu tidak perlu berpihak. Ketika kamu merasa tertangkap di tengah-tengah antara rumah kita dan rumah kamu yang lainnya, cobalah katakan pada saya dan kita akan hentikan.
  • Kamu terkait pada dua rumah dengan peraturan yang berbeda, rutinitas dan hubungan. Temukan tempat kamu dan sumbangkan hal yang baik pada kedua lingkungan itu.
  • Tekanan dalam rumah kita yang baru akan berkurang - pada akhirnya.
  • Saya mengasihi kamu dan akan selalu punya ruang yang cukup dalam hati saya buat kamu. Saya tahu sulit membagikan pada saya seseorang yang lain. Saya mengasihi kamu.

Bekerjalah secara Cerdas, bukan dengan Keras

Untuk keluarga tiri, secara tidak sengaja menemukan cara melalui padang buas ke tanah tanah perjanjian adalah jarang sekaliPerjalanan yang sukses memerlukan peta. Anda perlu bekerja cerdas bukan keras. Jangan mulai keluarga baru hingga anda mendidik diri sendiri pada pilihan dan tantangan daripada berbohong terhadap kenyataan yang ada di depan
Halaman :
1

Ikuti Kami