Tangis Doa Hapuskan Hinaan

Family / 12 December 2005

Kalangan Sendiri

Tangis Doa Hapuskan Hinaan

Admin Spiritual Official Writer
7540

Bapak Selamet terikat kebiasaan bermain judi dan memasang lotere. Demi kesenangannya, ia rela menghabiskan begitu banyak uang dan mengabaikan istri serta anak-anaknya. Ia jarang sekali ada di rumah, andaikata pulang sekalipun ia hanya akan meminta kembali uang yang pernah ia berikan kepada istrinya, ibu Hermi. Selamet bahkan tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan jika sang istri tidak dapat memenuhi keinginannya itu.

Suami saya jarang pulang, kalaupun pulang ke rumah ia hanya akan meminta uang. Kalau saya tidak mau mencari uang untuknya, saya akan ditempeleng, dipukuli dan dihajar suami saya. kalau bapak tidak di rumah, saya merasa lebih bahagia, lebih plong rasanya. Tapi kalau bapak ada di rumah, keadaan menjadi tidak damai.

Haryoto, putra Selamet pernah menyaksikan kekejaman ayahnya.
Saya pernah lihat sendiri bagaimana bapak menganiaya ibu saya. Saya benar-benar kecewa, bukan hanya kecewa tetapi juga marah. Kalau saat itu saya bisa, saya akan lawan bapak saya.

Bukan hanya kebiasaan berjudi dan meminta uang yang bapak Selamet bawa masuk kedalam hidup rumah tangganya. Ia juga menjalin hubungan dengan wanita lainnya, dan bahkan tidak segan-segan membawa wanita selingkuhannya tersebut untuk tinggal serumah dengan istri dan anak-anak kandungnya. Perilaku ini membuat hancur hati Hermi, istrinya serta semua anak-anaknya. Dwiyani, salah seorang putri bapak Selamet merasakan bagaimana hatinya tidak dapat menerima keadaan ini.

Kami tidak dapat menerima keadaan ini. Setiap ada wanita lain yang bapak bawa ke rumah membuat kami sangat kecewa dan sedih. Kami juga bisa merasakan ibu sangat sakit dengan perlakuan bapak seperti itu.

Keadaan ini membuat ibu Hermi memutuskan keluar dari rumah.
Saya merasa lebih baik pergi dari kampung ini, dari kampung saya. Setelah itu saya berpikir selama berbulan-bulan, saya melihat anak-anak saya. Saya katakan pada mereka bahwa mereka akan saya tinggal karena saya akan mencari penghidupan yang lain. Bahwa hidup keluarga ini sepertinya tidak ada harapan lagi. Setelah berbulan-bulan berpikir akhirnya saya pergi ke Bandung. Anak-anak saya tinggalkan.

Kepergian istrinya membuat bapak Selamet bingung sekaligus marah.
Saat-saat istri saya pergi inilah hidup saya menjadi seperti orang bingung. Saya tidak tahu harus bagaimana saat itu. Saya juga menjadi marah, marah yang terpendam. Saya berpikir jika seandainya saya bisa bertemu dengan istri saat saya mencarinya, mungkin saya bisa membunuh dia saat itu.

Meski demikian bapak Selamet tetap hidup dalam kebiasaannya yang kerap meninggalkan rumah. Ia biasa meninggalkan begitu saja anak-anaknya untuk waktu yang sangat lama tanpa tujuan pasti. Yang tertinggal dalam hidup anak-anak bapak Selamet hanyalah kekecewaan demi kekecewaan. Putra Selamet, Haryoto merasa kedua orang tuanya telah menelantarkan hidup mereka

Saya kecewa dengan keadaan ini. Ibu pergi dan bapak tidak ada. Sepertinya tidak ada harapan. Saya harus berbuat apa ke depan, saya tidak tahu. Saya benar-benar frustasi waktu itu. Saya masih ingat begitu pahitnya kami anak-anak harus menghadapi itu semua. Kadang-kadang kami tidak makan. Tidak makan menjadi sesuatu yang biasa bagi kami. Kalau kami tidak makan berarti kami harus menahan lapar.

Demikian juga dengan Dwiyani, anak putri dalam keluarga ini
Kami merasa takut sekaligus sedih sekali waktu itu. Saat kami lapar sering tetangga dekat kami seperti tahu hal itu dan mereka mengirimkan makanan untuk kami.

Sementara itu ibu Hermi merasa sedih dan hatinya tidak dapat tenang karena telah meninggalkan anak-anaknya begitu saja. Setelah hampir setahun ibu Hermi dan anak-anaknya berpisah, ia kembali ke rumah untuk membawa anak-anaknya pergi ke kota Bandung untuk tinggal bersamanya.

Dalam perjalanan kehidupan selanjutnya, satu persatu anak-anak bapak Selamet dan ibu Hermi diubahkan oleh Tuhan. Demikian juga dengan ibu Hermi, karena persahabatannya dengan seorang pemudi yang membawanya pada Tuhan, ia akhirnya mendapat kelegaan dan pembaharuan dalam hidupnya. Mulai saat itu ibu Hermi dan anak-anaknya berdoa minta kepada Tuhan agar membawa kembali bapak Selamet ketengah keluarga mereka.

Saya merasakan damai, sejahtera dan hati saya merasa senang sekali waktu saya menerima Tuhan Yesus dalam hati saya. Saya juga berdoa supaya suami saya kembali ketengah keluarga kami lagi. Keluarga kami jadi utuh lagi.

Tuhan bekerja melalui keadaan sulit yang dialami bapak Selamet. Bapak Selamet mengalami keputusasaan serta keadaan yang sulit akibat bisnis usahanya yang mengalami kegagalan. Ditengah kebingungan dan keputusasaannya akhirnya langkah kaki bapak Selamet menghantarkan dia bertemu kembali dengan anak dan istrinya.Setelah lama berpisah, ini menjadi kesempatan bagi anak-anak Selamet untuk mengajak ayahnya kembali ke jalan yang benar. Dwiyani, putrinya bahkan mengajak ayahnya untuk mengenal jalan Tuhan.

Saya bicara dengan bapak agar dia bisa bertobat dan mengenal siapa Tuhan itu. Saya katakan bahwa Tuhan itu baik dan akan dapat menebus kesalahan dan dosa-dosa yang bapak saya lakukan pada masa lalu. Akhirnya bapak diam saja dan lalu menangis. Waktu menangis inilah bapak mengatakan bahwa ia mau menerima Tuhan dalam hatinya. Kemudian bapak mau berdoa bersama-sama dengan kami.

Tuhan Yesus menjawab doa ibu Hermi dan anak-anaknya. Tuhan memulihkan hubungan keluarga ini satu dengan yang lain, antara bapak Selamet dengan ibu Hermi dan antara seorang ayah dan anak-anaknya. Setelah 12 tahun berpisah akhirnya bapak Selamet kembali kepada keluarganya. Inilah menjadi moment kelepasan dari semua beban derita ibu Hermi dan putra putrinya.

Kami semua menangis saat itu karena TUHAN kembalikan keluarga saya. Suami saya bisa kembali kepada saya. Tuhan Yesus itu benar-benar mujizat bagi keluarga saya. Saya, anak-anak dan suami sekarang merasa damai sejahtera dan bersukacita karena Tuhan.

Putra-putri Selamet kini merasakan perubahan diri ayah mereka.
Sekarang bapak menjadi orang yang penuh kasih, bukan hanya kepada anak-anaknya. Bapak begitu sayang pada ibu dan bapak juga sayang ada cucu-cucunya.

Dwiyani bersyukur atas perkara ajaib yang Tuhan lakukan
Saya bersyukur pada Tuhan karena Dia adalah Allah yang ajaib yang sanggup dan mampu melakukan sesuatu yang tidak mungkin menurut manusia, namun mungkin untuk Tuhan.

Bapak Selamet sendiri mengakui betapa Tuhan itu baik bagi dirinya.
Saya disatukan kembali dengan anak istri karena kasih Tuhan.

Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? Firman Allahmu. Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu. (Yesaya 54:6-8)

Sumber Kesaksian: Selamet & Hermi

Halaman :
1

Ikuti Kami