Kuat Janji Tuhan

Family / 12 December 2005

Kalangan Sendiri

Kuat Janji Tuhan

Admin Spiritual Official Writer
5214

Saya Panangian Aritonang. Dulu saya sering melakukan tindakan kriminalitas. Saya dulunya adalah pelaku pencurian kendaraan roda empat atau mobil. Kegiatan ini sudah saya lakukan sejak tahun 1983. Berulang-ulang kali saya masuk dalam penjara, tetapi yang terakhir kali saya masuk lembaga adalah tahun 1989. Yang terakhir ini saya mendapat vonis untuk menjalani hukuman selama 1 tahun 10 bulan.

Hukuman yang terakhir ini sangat memukul hidup Panangian.
Pada waktu itu saya jadi banyak bengong, saya mengalami stress. Mulanya saya berfikir bahwa hukuman saya ini paling lama 5 bulan saja. Dalam keadaan tertekan, saya teringat orang tua terutama ibu saya yang sakit-sakitan di kampung. Saya merasa bahwa saya ini belum pernah melakukan hal yang baik bagi orang tua saya. Dalam keadaan seperti ini, saya berdoa pada Tuhan agar diberi kesempatan untuk berjumpa dengan ibu saya. Setelah saya berdoa, saya merasa tenang untuk menjalani hukuman saya ini.

Saat menjalani hukuman ternyata Panangian mulai mengenal Tuhan.
Saya menjalani hari-hari saya seperti biasa sebagaimana narapidana yang lain. Sampai suatu saat seorang teman napi datang ke sel saya dan ia mengajak saya mengikuti ke kamarnya. Setelah kami tiba di kamarnya, kawan saya ini langsung menyetel kaset khotbah.

Mendengar kotbah itu saya merasakan sesuatu yang lain. Saya merasakan kesejukan, ada rasa teduh dan tenang. Lalu kemudian seorang teman yang lain datang ke kamar itu. Teman ini langsung mengatakan pada saya : "Aritonang, kamu harus bertobat!". Saya hanya berkata "ya", tapi saya lalu menanyakan bagaimana caranya supaya saya bisa bertobat?. Lalu teman saya itu mulai menerangkan tentang Firman Tuhan kepada saya. Dia membukakan Firman Tuhan yang mengatakan bahwa sekalipun dosa saya merah seperti kermizi, akan bisa menjadi putih seperti salju. Sekalipun dosa saya merah seperti kain kesumba, akan bisa dibuat putih seperti bulu domba, asalkan saya bertobat. Ketika sore tiba, saat saya harus meninggalkan kamar sel itu, teman saya memberikan untuk saya sebuah Alkitab.

Malam harinya Panangian mulai mengikuti saran temannya.
Malam itu juga saya bangun. Seperti yang diberitahu teman saya itu, saya mulai berdoa. Saya minta Tuhan tuntun saya untuk mulai membaca Alkitab. Saya lalu menemukan kitab Amsal 43. Saya baca ayat demi ayat, tapi saya tidak mendapat apa-apa. Sampai berulang-ulang kali saya baca. Tapi akhirnya ketika saya membaca ayat 15, saya merasa Tuhan seperti memegang kepala saya. Saya seperti mendengar Tuhan mengatakan : "Hai anakKu, jikalau hatimu bijak, hatiKu juga bersukacita. Pada ayat 17 dikatakan : "Janganlah engkau iri kepada orang yang berdosa, tetapi takutlah kepada Tuhan karena masa depanmu sungguh ada dan harapanmu tidak pernah hilang".

Janji dalam Firman Tuhan itu mengubahkan hati Panangian.
Saya tidak bisa tahan membaca janji Tuhan yang saya baca, waktu itu saya menangis. Saya penuh dengan damai. Akhirnya saya bertanya pada Tuhan : "Masa iya Tuhan, Engkau menganggap saya sebagai anakMu?". Tapi kembali saya merasa Tuhan begitu dekat saya, Tuhan memeluk saya, Tuhan mengatakan : "Engkau anakKu... engkau anakKu!". Saya menangis dan hanya bisa menangis sampai Alkitab saya itu basah dengan air mata. Lalu saya berkata : "Tuhan terima kasih, sekarang saya mau istirahat".

Keesokan harinya Panangian bangun dengan hidup yang baru.
Begitu saya bangun, saya merasa hidup saya berbeda sekali. Hidup saya tidak sama lagi dengan hari-hari saya yang lalu. Yang luar biasa adalah saya dapat berhenti langsung dari kebiasaan merokok, main judi dan dari ganja.

Pada bulan Juli 1991 Panangian Aritonang bebas dari Lembaga Pemasyarakatan. Bulan Juli 1992 ia langsung mengambil training untuk menjadi hamba Tuhan di daerah Ungaran Jawa Tengah. Dan pada 10 Desember 1992 dengan kasih dan kebaikan Tuhan, ia dapat melangsungkan pernikahan dengan seorang gadis di Jakarta. Tuhan menjawab doa lama Panangian

Saya menikah di Jakarta dan puji Tuhan, disitulah saya berjumpa dengan ibu saya. Saya bersuka cita ketika bertemu dengan ibu saya. Sungguh saya bersyukur pada Tuhan Yesus jikalau sekarang saya boleh melayani Dia dengan memberitakan kabar baik, khususnya untuk teman-teman saya yang ada di penjara. Saya menceritakan kepada mereka bahwa hanya Tuhan Yesus yang satu-satunya dapat menolong kita. Dia yang dapat memberikan kepada kita jamninan masa depan. Masa depan kita di dalam Dia adalah masa depan yang penuh dengan harapan.

Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
(1Yohanes 1:8-9)

Sumber Kesaksian: Panangian Aritonang

Halaman :
1

Ikuti Kami