Dunia Penerbangan Kita Kembali Berduka

Nasional / 1 January 2005

Kalangan Sendiri

Dunia Penerbangan Kita Kembali Berduka

Puji Astuti Official Writer
7105

JAWABAN.com - Maskapai penerbangan nasional Indonesia kembali berduka. Hari Senin 5 September 2005 pukul 10.07 pagi pesawat Boeing 737 Mandala Airlines RI-091 yang membawa 117 penumpang dan awak pesawat mengalami kecelakaan selepas lepas landas dari bandara Polonia Medan. Namun dilaporkan terdapat juga beberapa orang penumpang yang selamat. Keterangan terakhir diperoleh enam belas orang penumpang selamat walau termasuk diantara penumpang yang jatuh, sebagian lagi karena mereka mengganti pesawat hanya beberapa saat sebelum lepas landas.

Pesawat Mandala yang gagal lepas landas ini jatuh di jalan Jamin Ginting yang ramai dan diatas jajaran rumah dan pertokoan di daerah Padang Bulan Medan. Diperkirakan sekitar 20 rumah dan pertokoan tertimpa beserta dengan penghuninya. Menurut laporan saksi, diperkirakan 50 puluh penduduk sekitar juga menjadi korban baik luka maupun tewas.

Pesawat berkapasitas 200 penumpang jurusan Jakarta ini jatuh hanya satu kilometer dari ujung landasan Polonia Medan. Pesawat yang gagal take off ini sempat mengangkasa namun kembali turun di jalanan yang ramai. Penduduk yang tinggal di jalur penerbangan ini tidak menyangka akan terjadinya hal ini. Menurut informasi yang diperoleh didapat korban jiwa yang tidak sedikit dari warga setempat. Mereka baru saja akan memulai hari dengan membuka toko dan usaha mereka di jalan Janim Ginting yang memang banyak dipakai sebagai tempat usaha.

Musibah pesawat Mandala ini juga menyentak warga Sumatera Utara secara keseluruhan. Tercatat penumpang pesawat ini adalah orang nomor satu di Sumatera Utara, yaitu Gubernur Sumatera Utara, Tengku Rizal Nurdin yang ditemani seorang kerabatnya. Gubernur Sumut ini dijadwalkan akan mengadakan pertemuan dengan presiden RI SBY di Jakarta Senin malam ini. Gubernur yang disertai dengan jajaran pembantunya dipastikan meninggal dalam peristiwa ini. Tidak hanya itu, mantan Gubernur Sumatera Utara sebelumnya, Raja Inal Siregar juga meninggal dalam peristiwa ini. Kematian Gubernur dan mantan Gubernur Sumut amat mengejutkan semua jajaran pemerintahan Sumatera Utara yang baru saja memulai kerja selepas liburan yang cukup panjang ini.

Petugas kini terus mencari korban yang masihh ada di reruntuhan pesawat dan rumah yang turut terbakar. Sedangkan korban jiwa dipindahkan ke pusat penanganan di RS Adam Malik Medan untuk kepentingan forensik. Untuk keperluan pengenalan korban, pihak Mandala menyediakan dua buah pesawat bagi keluarga korban yang diterbangkan dari Jakarta.

Untuk sementara penyebab kecelakaan ini adalah kegagalan lepas landas. Namun penyebab pastinya belum diketahui. Kotak hitam pesawat disebutkan telah ditemukan dan kini tengah dalam penyelidikan untuk mengetahui penyebab musibah maut ini.

Bandara Polonia yang berada di tengah perkotaan juga menambah jumlah korban yang jatuh. Ujung landasan yang berjarak hanya 500 meter dari pemukiman padat penduduk sepertinya memang diperhitungkan sebagai bandara yang harus bebas dari bencana. Sebab jika bencana sampai terjadi, bukan hanya membahayakan pesawat dan penumpangnya, namun juga kawasan padat penduduk yang ada di sekitar bandara.

Meskapai Mandala kini harus menghadapi tantangan sulit akibat kecelakaan ini. Pesawat yang jatuh merupakan pesawat produksi tahun 1960-an yang seyokyanya tidak laik lagi untuk mengudara akibat usianya yang telah lanjut. Mandala sebelumnya juga telah mengalami musibah dengan kecelakaan pada 24 Juli 1992 di G. Lalaboy. Waktu itu pesawat Mandala Airlines mengalami kecelakaan saat akan mencoba mendarat di tengah hujan lebat dan angin kencang. Saat itu awak pesawat mengalami kegagalan saat memasuki wilayah yang penuh dengan kilat.

Kecelakaan ini menambah panjang kisah duka dunia penerbangan di Indonesia. Setelah didera berbagai kecelakaan pesawat tahun ini dan baru beberapa lalu kecelakaan helikopter Polri yang menewaskan 7 anggota Polri.

Saatnya bagi meskapai penerbangan Indonesia untuk mengevaluasi kinerja dan keselamatan pelayanannya. Bagaimanapun jiwa manusia jauh lebih berarti dibanding uang yang banyak. (nat)

Sumber : Berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami