Ancaman Nuklir Dari Prancis

Nasional / 1 January 2005

Kalangan Sendiri

Ancaman Nuklir Dari Prancis

Puji Astuti Official Writer
6570

JAWABAN.com - ILE LONGUE - Di saat ikut gencar mencurigai Iran ingin memproduksi senjata nuklir, Prancis justru memamerkan senjata nuklirnya. Saat mengunjungi pangkalan nuklir di L'Ile Longe, Britany, Kamis, Presiden Jacques Chirac menyatakan tak segan-segan menyerang dengan senjata nuklir ke negara manapun yang meluncurkan serangan teror dengan senjata pemusnah massal terhadap Prancis.

"Pemimpin negara manapun yang memanfaatkan terorisme untuk menyerang kami, termasuk yang tengah merencanakannya dengan melibatkan penggunaan senjata pemusnah massa, sebaiknya memahami bahwa apa yang mereka lakukan akan berbuah pada balasan yang sebanding dari kami," katanya. Selanjutnya, Chirac menyatakan, balasan tersebut dapat diluncurkan secara konvensional atau dengan cara yang lain.

Chirac juga menandaskan doktrin nuklir Prancis dikembangkan untuk melindungi "persediaan strategis" negara. Dia tengah berupaya memperluas definisi "kepentingan vital" yang dilindungi nuklir Prancis, termasuk "persediaan strategis" ke dalamnya. Media Prancis menyatakan, "persediaan strategis" tersebut juga meliputi minyak.

Le Monde menuliskan, kemungkinan besar, negara-negara penyedia kebutuhan energi Prancis, juga termasuk. Koran itu menduga jika kepentingan Prancis terusik oleh kekuatan regional, seperti Iran dan Korea Utara, maka akan bereaksi.

Chirac memang tidak menyebut negara tertentu. Dia hanya menandaskan bahwa sudut pandang Perang Dingin yang mengancam terjadinya pemusnahan hebat terhadap musuh, telah diubah menjadi doktrin yang mengizinkan reaksi nuklir secara terbatas.

"Dihadapkan pada kekuatan regional, pilihan kami bukanlah antara tidak melakukan apa-apa atau membinasakannya," tegas presiden di salah satu dari lima negara "nuclear club" (bersama AS, Inggris, Tiongkok dan Rusia) ini. Prancis telah menyatakan, persenjataan nuklirnya siap untuk merespon "secara fleksibel dan reaktif" terhadap ancaman apapun.

"Memerangi terorisme adalah salah satu prioritas utama kami, dan ancaman lainnya tidak musnah begitu saja dengan datangnya ancaman baru," katanya. Lebih lanjut, Chirac menyatakan bahwa dunia ini ditandai dengan munculnya kekuatan yang bergantung pada kepemilikan senjata nuklir, senjata biologi dan kimia. Sementara, dia menyebut krisis nuklir Iran sebagai "upaya negara-negara tertentu untuk mencapai kemampuan nuklir dengan melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan."

Kalangan oposisi terpecah menanggapi Chirac. Melalui mantan PM Laurent Fabius, Partai Sosialis mengatakan tidak ada yang mengejutkan dalam pidato tersebut. Di sisi lain, senator Partai Komunis, Helen Luc, dan anggota Komite Pertahanan beranggapan lain. "Semua ini membawa kita kembali ke era Perang Dingin dan hanya akan memperdalam konflik dengan negara-negara yang ingin memiliki persenjataan nuklir tersebut," katanya.(joe)

Sumber:

Sumber : bbc/jawapos
Halaman :
1

Ikuti Kami