HADIAH UNTUK KETERLAMBATAN

. . . , supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."(Matius5 16)

Makenzie dan Steven Schultz menikmati makan malam di restoran Cedar Rapids sambil merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke enam. Tanpa diduga sebelumnya mereka harus menunggu begitu lama: untuk mendapatkan minuman harus menunggu 20 menit, untuk hidangan pembuka 40 menit dan untuk hidangan utama harus menunggu lebih dari 60 menit.

Terdengar orang-orang mulai mengomel dan beberapa mulai meninggalkan mejanya. Sempat terpikir oleh mereka untuk segera mencari tempat lain, namun kemudian urung karena terpikir bahwa saat ini mereka sedang tidak terburu-buru. Mereka juga punya pengalaman yang sama ketika bekerja di sebuah restoran, dimana para pengunjung sangat tidak sabar menunggu pesanan mereka.

Ternyata bahwa saat itu restoran tempat mereka berada   memang sedang kekurangan pelayan, hanya ada satu-satunya pelayan yang harus dapat melayani semua tamu. Walau demikian pelayan tersebut terlihat selalu mencoba untuk ramah dan sopan kepada setiap tamunya.

Makenzie dan Steven Schultz merasakan betapa sangat sulitnya berada pada posisi pelayan tersebut saat itu. Perasaan empati tersebutlah yang menahannya untuk tetap  duduk ditempat mereka sampai semua hidangan dapat mereka nikmati. Bukan itu saja mereka meninggalkan tip sebesar $100, selain uang sejumlah $ 66 sebagai harga makanan yang mereka nikmati.

Dari kisah diatas, ada dua pilihan ketika menghadapi saat yang tidak nyaman : segera pergi menjauh atau melewatinya dengan berbagi sukacita.   Pilihan pertama akan meninggalkan perasaan kesal yang berkepanjangan, akan tetapi ketika mau melewatinya seperti yang dilakukan oleh Makenzie dan Steven Schultz   maka sukacita akan mengalir dalam hati kita. Jangan mengeluh dan menghindar ketika masalah   datang menekan, adalah saatnya kita dapat menunjukan kasih dengan membagikan sukacita kepada orang-orang disekitar agar nama Tuhan dimuliakan. [PH

Halaman :

1