Home CBN Updates Oktober 2023

Tiga Tahun Sudah PAUD Ini Setia Memuridkan Anak Bersama Super5

Super5

Puji Tuhan! CBN melalui pemuridan anak Super5, telah hadir memberkati gereja-gereja Mitra sepanjang tiga tahun belakangan ini. Pulau Nias menjadi bagian dari sejarah perintisan Super5 di tahun 2021 silam dan dengan setia terus memuridkan anak usia dini sampai saat ini. 

Hingga di tahun ketiga ini, kami bersyukur sudah sebanyak 100 lebih PAUD Super5 yang aktif berjalan di pulau Nias. Sejak tahun pertama, kami telah menyaksikan bagaimana kurikulum Super5 membantu guru dan anak mengalami transformasi. Melalui sistem pengajaran berbasis media, para guru kini menjadi terbiasa menggunakan Learning Management System (LMS) dan materi ajar berbasis media. Topik pelajaran yang didukung dengan media visual juga membuat minat belajar anak terus meningkat.  

Di bulan Oktober ini, kami membagikan potret perjalanan perintisan yang dilalui salah satu PAUD yang bekerja sama dengan Super5 yaitu PAUD SPS Lasara Bahili, Gunungsitoli, Nias. Kehadiran Super5 menjadi pelopor berdirinya PAUD SPS Lasara Bahili. Di angkatan pertama, PAUD ini memiliki 18 anak didik dengan 4 guru. Tantangan seperti masa-masa pandemi sempat membuat aktivitas belajar tatap muka terhambat dan bahkan guru harus berhadapan dengan orang tua murid yang menuntut anak-anaknya bisa segera mengalami perkembangan dalam hal baca tulis.

Kesabaran guru dalam memberikan pendekatan kepada orang tua membuahkan hasil! Selama masa pandemi, guru dan orang tua murid berhasil bekerja sama dalam mengajar anak saat di rumah. Materi Super5 yang digunakan juga berdampak besar secara akademik. Anak-anak bisa melakukan eksplorasi dan eksperimen melalui topik pelajaran tentang pengenalan benda yang ada di sekitarnya. 

 

Berikut salah satu kisah pemuridan anak Super5 dari PAUD SPS Lasara Bahili, Nias. 

Di angkatan ketiga ini, PAUD SPS Lasara Bahili Nias memiliki 10 murid. Salah satunya bernama Cristiani, atau akrab disapa Kristin. Anak 5 tahun ini sangat berbeda dari anak perempuan lainnya. Kebiasaan bermain perang-perangan di rumah bersama kedua kakak laki-lakinya membuat Kristin jadi anak perempuan yang kasar, suka memukul, menendang dan membanting anak laki-laki di kelasnya. Perbuatan Kristin sering membuat temannya menangis dan mengadu ke guru. 

Berkat pendekatan dari guru dan pembelajaran melalui materi Super5 “Aku Sayang Sesama”, Kristin belajar firman Tuhan yang disampaikan dari Matius 22: 39 yaitu “mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri”. Seminggu kemudian, perubahan Kristin mulai terlihat. Dia mulai bergaul dengan teman perempuan dan semakin menjaga sikap terhadap temannya laki-laki. Secara rohani, Kristin juga menunjukkan perubahan yang nyata seperti selalu bersemangat menyebutkan ayat-ayat Alkitab serta sikapnya yang tenang ketika berdoa.

Terima kasih Mitra CBN, di setiap kontribusi Anda ada harapan yang ditabur bagi masa depan generasi anak. Mari bersama-sama dengan kami terus menabur untuk mengerjakan Amanat Agung melalui pemuridan anak. 


Ikuti Kami