Kisah Nyata Fendi Samosir, Pria yang Gemar Keluar Masuk Penjara

Family / 15 March 2013

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Fendi Samosir, Pria yang Gemar Keluar Masuk Penjara

Budhi Marpaung Official Writer
30173

Jika seseorang biasanya kapok kalau sudah masuk sekali penjara, namun hal ini tidak berlaku bagi Fendi Samosir. Ia dengan pribadinya yang keras justru kerap mengulang perbuatan melanggar hukum.

3 kali sudah nama Fendi tercatat di buku hitam kepolisian yang berarti bahwa sudah 3 kali juga ia merasakan dinginnya hotel prodeo. Orang-orang sekitar pun sudah hilang kepercayaan bahwa ia akan dapat menjadi orang yang berguna bagi keluarga dan masyarakat.  Apakah cap negatif yang diberikan oleh para kerabat dan sekitar kepada Fendi akan  berubah suatu hari kelak? Mari kita simak kisah lengkap Fendi Samosir berikut ini :

Masa Remaja Sudah Masuk Penjara

“Pertama kali saya masuk penjara, itu juga diawali waktu sekolah. Suka tawuran, ada polisi datang. Kami dibawa ke kantor polisi,” ucapnya.

Polisi pun memproses Fendi bersama tiga orang temannya. Ternyata akibat dari tawuran tersebut, satu orang siswa meninggal dunia. akibatnya, Fendi bersama ketiga temannya divonis sebelas bulan penjara.

Sel penjara yang seharusnya membuat Fendi jera ternyata tidak berarti apa-apa. “Saya jalani kehidupan di penjara, dengan berbagai macam karakter orang. Ya mereka kadang-kadang ngajarin saya. Secara gak langsung saya bisa mengerti bagaimana melakukan tindak kriminal,”

Masuk Penjara Kali Kedua

11 bulan berlalu, Fendi pun dibebaskan dari sel penjara. Namun pengalaman kurang enak ini bukannya membuat sadar, justru ia merasa mendapatkan ilmu kejahatan baru yang dapat ia terapkan di dalam kehidupannya.

Fendi akhirnya kembali terbuai dengan dunia kriminal. Semakin hari, ia bersama teman gerombolannya kian lihai melakukan berbagai aksi kejahatan tanpa ada rasa takut. “Suatu hari kami ada rencana untuk bajak satu bis. Begitu di tengah tol, kami langsung ancam semua. Lagi asyik preteli, petugas langsung nodong senjata. Dengan reflek, kita langsung ke luar, lompat. Penumpang di situ langsung berteriak semua. Kita lari, kita lari. Banyak rumah penduduk gitu. ‘maling, rampok, maling, rampok’, penduduk keluar. Ditangkap, kita dipukulin, diinjak-injak. Setengah pingsan pada saat itu, saya dengar polisi datang.”

Setelah polisi melakukan BAP, Fendi pun menjalani persidangan. Pengadilan saat itu  memutuskan vonis delapan bulan kurungan untuk dijalaninya.

Di penjara yang baru, Fendi bukannya takut atau menyesal, sebaliknya, ia justru menemukan cara lain mendapatkan uang dengan cara kotor yakni berbisnis narkoba.

Keluar Penjara

Setelah menjalani hukuman delapan bulan penjara, Fendi pun dibebaskan dan memulai pekerjaan barunya. “Saya mulai dari kecil-kecilan, kecil-kecilan lah, mulai dari jual ganja. Dengan duduk santai, kita jualan, orang datang sendiri untuk beli, beli ganja sama saya. Dapat uang sih memang, tapi ya hasilnya cuma puluhan ribu. Untuk saya saja kurang, bagaimana untuk kasih ke mama gitu”

Di saat memikirkan cara cepat untuk mendapatkan uang lebih banyak, ia bertemu dengan seorang teman lama. Teman lama ini menawarkannya berbisnis narkoba jenis berat. Tertarik melihat hasil yang diperoleh, ia memutuskan bergabung dengan temannya tersebut.

Masuk Penjara Kali Ketiga

Dalam hitungan bulan, gaya hidup Fendi pun berubah. Uang bukan lagi masalah baginya. Tak kaget, jika ia terus melakukan kejahatannya, berbisnis narkoba.

Sampai suatu waktu, ketika seorang kurir yang diperintahkan membawa barang narkoba ke seorang pelanggan menelepon dirinya.  “Lagi asyik-asyik makan, tiba-tiba nih kurir telepon, ‘mau dianter kemana bang uang ini?’, saya bilang sama dia, ‘ya sudah pegang saja’”

5 menit kemudian, ia mendapatkan telepon dari kurir. “Dibawa kemana uang ini?...Selang beberapa menit, yang datang polisi. Di mobil, saya dipertemukan dengan kurir saya. Kesal sama kurir saya, ‘kenapa bawa polisi?’”

Setiba di kantor polisi, Fendi dan kedua rekannya menjalani pemeriksaan. Melalui kesaksian seorang rekan, polisi pun mendapatkan informasi sehingga pihak berwajib mampu menemukan barang bukti di rumah kontrakan Fendi. Akhirnya, Fendi dijatuhi hukuman 7 tahun penjara.

Mengenal Tuhan di Nusa Kambangan

Setelah melewati masa hukuman satu tahun, Fendi tiba-tiba dipindahkan ke sebuah tempat yang tidak pernah diinginkannya, yakni LP Nusa Kambangan. “Gentar, takut, wah semua ada di hati saya. Nyesel,”

Walau berat, tetapi ia mulai mampu beradaptasi dengan lingkungan setempat. Hingga pada suatu hari, Fendi bertemu dengan Ibu Yani. Melalui perempuan ini, ia akhirnya mengenal Tuhan.

Pertemuan dengan Ibu Yani berlangsung intens bahkan sampai Fendi mendapatkan pembebasan bersyarat 3½ tahun kemudian.

Pemulihan Total

Mengetahui dirinya mendapatkan kebebasan bersyarat, Ibu Yani merekomendasikan Fendi masuk ke sebuah tempat rehabilitasi. Ajakan ini disambut baik oleh Fendi.

Berjalan dengan waktu, keberadaannya di tempat rehabilitasi narkoba ini mengubah segala kebiasaan buruknya. “Dulunya di penjara, bisa suruh orang, bisa tendang orang. Tapi di sini, saya mulai merendahkan hati. Saya bisa tahan emosi saya. 3 bulan, saya jalani masa akhir klinik, sapu, ngepel. Saya bisa mendapat bahwa bagaimana bisa bertanggung jawab yang lebih lagi. bagaimana untuk lebih mengerti seseorang, walaupun sampai saat ini saya pun masih belajar”

Setelah 2 tahun menjalani pemulihan karakter, kini Fendi menjalani hari-harinya dengan penuh pengharapan. “Apa yang dulu gak berharga, apa yang dulu yang jahat, yang dipandang orang gak baik ternyata Tuhan mampu ubahkan sehingga saya boleh menjadi alat-Nya, sedikit demi sedikit saya boleh memberitakan kebaikan-kebaikan Tuhan. Terima kasih Tuhan karena kebaikan-Mu, saya boleh kuat, boleh menjadi berkat bagi banyak orang,”pungkasnya.

Sumber Kesaksian :

Fendi Samosir

Sumber : V130311220159
Halaman :
1

Ikuti Kami