Berbahagia Sebagai Orang Miskin

Kata Alkitab / 9 November 2012

Kalangan Sendiri

Berbahagia Sebagai Orang Miskin

Puji Astuti Official Writer
6178

Satu di antara lima orang dewasa di dunia punya masalah mental atau perilaku, 71.000 orang bunuh diri setiap tahunnya, banyak remaja yang membenci diri mereka sendiri. Dunia di mana kita hidup ini jauh dari keadaan bahagia seperti yang mereka idamkan. Di pihak lain Alkitab sebenarnya menawarkan suatu kondisi bahagia bagi umat manusia. Salah satu khotbah Yesus yang paling terkenal adalah “Ucapan Bahagia”

Ucapan Bahagia  # 1

Matius 5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga “Miskin di hadapan Allah” artinya adalah suatu kerinduan untuk Tuhan bekerja lebih lagi dalam roh kita. 

A. Hati nurani 

Ini adalah bagian dari diri kita yang merasakan salah tidaknya sesuatu hal. Ini adalah suatu “ukuran” di dalam diri kita (Mark 4:24). Kalau “ukuran” ini tidak benar maka kita bisa salah menempatkan prioritas -Majoring in minor and minoring in major. Hati nurani kita perlu dikalibrasi supaya sesuai dengan standarnya Tuhan.

B. Intuisi

Waktu kita miskin di hadapan Allah, kita ingin Tuhan bekerja lebih dalam untuk memberikan pewahyuan. Dan Tuhan akan memberikan Roh Kudus-Nya untuk memberi kita pewahyuan – [kitab]1kori2:10[/kitab] . Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.

C. Persekutuan dengan Tuhan

Waktu kita miskin di hadapan Allah maka dalam pengenalan kita akan Tuhan kita ingin mengenal Tuhan lewat pengalaman ( [kitab]filip 3:10[/kitab] ).

Tidak heran Yesus mengatakan berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Kondisi bahagia akan kita dapatkan pada waktu kita tidak puas dengan keadaan rohani kita, tetapi menginginkan Tuhan bekerja lebih lagi mengkalibrasi hati nurani kita, memberikan pewahyuan dan pengalaman-pengalaman rohani dalam perjalanan pengiringan kita kepada-Nya. (Bersambung)

Writer : Pdt. Daniel P Martono

Halaman :
1

Ikuti Kami