Sore itu, langit sangat mendung.
Sungguh mendukung perasaan seorang pemuda yang sedang duduk di sebuah kursi
taman. Berkali-kali pemuda itu nampak menggaruk-garuk kepalanya. Kemudian
menunduk. Tanpa disadarinya, perilaku si anak muda ini diperhatikan oleh seorang kakek yang berada di seberang kursi si pemuda itu tadi.
Kakek itu mendatangi pemuda dan
duduk di sebelahnya. Tanpa jeda, saat si pemuda melihat ada kakek yang berada
di sebelahnya, ia langsung meluapkan perasaannya. Ia sangat kecewa dengan
bagaimana hidup ini bekerja. Ia dipecat dari kantor, hubungan dengan istrinya ambyar, dan ada 1001 masalah lain yang membuatnya ingin menghentikan hidup.
Mendengar kisah pemuda itu, si
kakek kemudian mengajak pemuda ini ke rumahnya yang terletak nggak jauh dari taman
itu. Ia memberikan pemuda itu satu gelas penuh berisi air, juga satu baskom penuh dengan isi air yang sama.
Kakek juga membawa dua sendok yang berisikan garam.
Ia berkata kepada pemuda,
"Nak, coba masukkan garam itu pada gelas ini. Aduk, dan minumlah" Pemuda
itu mengikuti perintah. Tanpa tawar menawar. Ia sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa.
Setelah itu, kakek bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?"
"Jelas asin, kek. Asin sekali."
Kakek tersenyum, menyodorkan
sesendok garam lagi. Lalu ia berkata, "Nak, coba sekarang masukkan garam itu pada baskom. Aduk dan minumlah."
Pemuda itu langsung mengikuti
permintaan kakek. Ia menuangkan garam, mengaduk, dan meminum air dari dalam baskom itu.
"Gimana rasanya?"
"Ya asin, kek. Tapi tidak seasin dari air dalam gelas tadi," terangnya.
Bagaimana kita bisa menangani masalah?
Setiap orang pasti pernah
mengalami, pada satu titik hidupnya, merasa kalau masalah yang dihadapinya itu
sungguh berat. Orang percaya pun tidak kebal terhadap masalah dan kejatuhan
dalam hidupnya. Masalah sering datang ketika kita sudah lelah saat menghadapi pekerjaan yang menumpuk, hubungan yang gagal, dan ada banyak hal lainnya.
Kita percaya kalau Tuhan adalah
Bapa yang menyediakan. Dia yang mengendalikan kehidupan kta. Karena kita
percaya kalau Tuhan menyediakan segalanya itu, saat kita mengalami masalah yang
datang terus menerus, tanpa disadari, kita justru jadi mempertanyakan kehadiran Tuhan.
Seperti yang dibicarakan dalam
kisah di atas, untuk bisa menangani masalah, maka kita harus memperbesar kapasitas kita sebagai orang Kristen. Bagaimana caranya?
1. Mengenali permasalahan tersebut
Saat kita menyadari kalau ada hal
yang salah, hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan menerima bahwa kita
punya masalah. Kedengarannya memang mudah, tetapi, mengenali dan menyadari
kalau kita punya masalah nyatanya tidaklah mudah. Kita sering terintimidasi
dengan pemikiran bahwa ternyata, kita nggak becus mengurus diri sendiri, atau sesuatu hal, sehingga harus menghadapi permasalahan ini.
Mazmur 32:2, “Berbahagialah
manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa
penipu!” Jadi, setelah kita bisa jujur terhadap diri sendiri, kita bisa tahu apa yang harus dilakukan setelahnya.
2. kasih jeda buat diri sendiri, dan carilah bantuan
Please, dong. Coba berhenti
menyiksa diri sendiri. Kita ini manusia, bukan manusia super. Untuk itu, kita
harus kembali pada Tuhan dan mencari bantuan orang lain. Kadang, adanya masalah juga bikin kita jadi lemas dan nggak punya tenaga buat menjalani hari.
Tubuh juga perlu istirahat. Jadi,
manjakan diri dengan makanan yang enak, tidur yang nyaman, hal ini juga diperlukan untuk akhirnya bisa menemukan cara untuk keluar dari masalah.
Setelah kita merasa tubuh sudah
kuat, yuk hubungi orang terdekat, kakak rohani bisa menjadi salah satu orang
yang kita ajak untuk curhat. Ketika kita menceritakan masalah kita, mereka akan hadir untuk berdoa dan mendukung kita dengan kata-kata yang positif.
3. Berdoa dan berbalik kepada Tuhan
Filipi 4:6-7, "Janganlah
hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai
sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus."
Tuhan berjanji untuk memberikan
damai sejahtera yang sama sekali nggak kita pikirkan sebelumnya. Ketika kita
datang pada Tuhan, kita berarti menempatkan setiap permasalahan yang dimiliki
di kaki Yesus. Memperluas kapasitas juga berarti melepaskan setiap beban yang
kita miliki di kaki Kristus. Percaya deh, bersama Tuhan, sesulit apa pun, Dia akan mengubah kesesakan menjadi sukacita.
4. Meluangkan waktu untuk merenungkan firman Tuhan
Alkitab berisikan dengan janji-janji
Tuhan. Tuhan menyampaikan isi hatiNya dengan cara yang beragam, salah satunya
adalah melalui Alkitab. Yohanes 14:27, "Damai sejahtera Kutinggalkan
bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."
5. Sembah dan puji Tuhan
Penyembahan dan pujian akan
mengalihkan pandangan kita dari masalah kepada Tuhan. Sesaat kita tenggelam
dalam hadirat Tuhan saat menyembahNya, kita akan menyadari kalau kuasa Tuhan
itu jauh lebih dahsyat daripada permasalahan kita saat ini.
Hidup bisa menjadi sangat rumit
dan sulit. Hal ini kemudian membuat kita jadi meratapi nasib dan keadaan
tersebut. Padahal, sebagai orang percaya, kita harus menyadari kalau masalah
bisa menjadi satu indikator bahwa kita sudah meninggalkan Tuhan. Saat bersama
Tuhan, apa pun permasalahan yang kita alami, kita akan selalu merasakan damai
sejahtera dan sukacita, sebab itulah janjiNya.