4 Tokoh yang Ingin Ujian Nasional Dihapus

Nasional / 22 April 2013

Kalangan Sendiri

4 Tokoh yang Ingin Ujian Nasional Dihapus

Lois Official Writer
7152

Ujian Nasional (UN) tahun ini dinilai kacau, baik dari persiapan maupun pelaksanaan. UN yang harusnya dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia pada 15 April, terpaksa ada yang tidak melaksanakannya dan diundur pada 18 April. Penyebabnya, distribusi yang belum sampai ke lokasi seperti di Samarinda, Kalimantan, NTT. Karena itu, ada beberapa orang yang mendesak Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan M Nuh mundur, ada juga yang minta UN dihapus saja karena setiap tahun selalu bermasalah. Ini dia orang-orang yang minta UN dihapus :

Ahmad Zainuddin, Anggota Komisi X DPR

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan tiap tahun pelaksanaan UN selalu bermasalah, bahkan tahun ini dia nilai amburadul. Oleh sebab itu, dia merekomendasikan UN dihapus. “Saya merekomendasikan UN dihapus. Tapi kalau pemerintah ingin bertahan, format harus diganti. Misalnya menyerahkan pelaksanaan ujian kepada satuan kerja di daerah,” katanya.

Basuki Thajaja Purnama Alias Ahok, Wakil Gubernur DKI Jakarta

Menurutnya, UN membuat siswa semakin stress, apalagi kecerdasan dan disiplin siswa tidak hanya diukur dari ujian, lebih pada proses belajarnya. UN juga membuat siswa panik. Contohnya muncul kejadian lucu seperti melakukan ritual ke dukun meminta doa. “Sebagai wagub ya saya harus ikut aturan, tapi sebagai pribadi saya enggak mau UN. Apakah kamu dapat ujian nilai tinggi menjamin karakter kamu bagus, kamu bisa disiplin kerja, kamu orang yang tahan banting, tahan menghadapi ujian? Tidak juga,” ujarnya.

Henry Alexis Rudolf, Pakar Pendidikan

Menurutnya, pemerintah saat ini tidak memiliki komitmen dalam memperbaiki mutu pendidikan Indonesia. Bahkan pemerintah tidak memiliki konsep jelas dan menyeluruh tentang pendidikan Indonesia ke depan. Karena itu, dia menolak adanya UN, bahkan dia sempat menggugat ke MA sejak 2006. Rudolf pun mempertanyakan tujuan UN. Apakah menghakimi anak dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional, tanyanya. “Katanya UN bisa meningkatkan mutu pendidikan nasional, tapi yang terjadi malah memunculkan nilai-nilai negatif dalam pelaksanaan,” ujarnya.

Uchok, Koordinator FITRA

Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) ini menyatakan bahwa UN hanya menjadi beban saja bagi siswa-siswi sekolah. “Evaluasinya agar UN dihapus saja. Ini tidak baik buat generasi SMA-SMP. Cuma bikin stress,” ujar Ucok Sky Khadafi ini. Apalagi UN diselenggarakan setiap tahun bukan bertujuan mencerdaskan bangsa. Dia malah menuding pekerjaan itu cuma jadi ajang bagi-bagi proyek.

Setiap orang pernah merasakan ujian nasional. Ada yang pernah melakukannya secara manual, lewat kertas dan pensil yang sudah ditetapkan, ada pula ujian nasional seperti sekarang yang kertasnya mempunyai barcode. Apapun ujian nasional yang pernah dialami, apakah Anda pribadi setuju dengan pendapat para tokoh di atas? Semuanya dikembalikan kepada masing-masing pihak.

 

Baca juga :

Universitas Plymouth : Pendidikan Seks Penting Bagi Siswa

SBY : Anggaran Pendidikan Harus Tepat Sasaran

Resep Unik Sup Ayam Kacang Hijau

Kesalahan yang Sering Dilakukan Orangtua

Penyebab, Ciri dan Penanganan Anak Autis

Mari Jadi Berkat Melalui Media

5 Kasus Fobia Unik Menyangkut Kesehatan

Sumber : merdeka by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami