Pramugari Merpati Sukses Bantu Kelahiran Bayi Prematur Di Udara

Nasional / 7 January 2013

Kalangan Sendiri

Pramugari Merpati Sukses Bantu Kelahiran Bayi Prematur Di Udara

Lestari99 Official Writer
5572

Kelahiran di udara memang bukan untuk pertama kalinya terjadi namun berkat kesigapan pramugari dan kru Merpati, kelahiran bayi prematur ini berhasil diselamatkan. Adalah seorang penumpang ibu Harmani (33) yang sedang hamil 7 bulan menaiki Merpati dengan nomor penerbangan MZ 845 dari Timika ke Makassar pada hari Minggu (6/1) pukul 18.00 WIT. Tanpa disangka 15 menit setelah lepas landas, sang ibu meunjukkan tanda-tanda hendak melahirkan.

Sherly Juwita, pramugari senior yang sudah 17 tahun menggeluti profesi ini menuturkan bahwa sebelumnya ia telah mendapat informasi ada 2 penumpag hamil di bangku 24 dan 7. Satu ibu hamil 6 bulan dan seorang lagi 7 bulan.

“Sebelum boarding, saya tanyakan ke penumpang apa ada masalah dengan kehamilan, dan mereka menjawab tidak ada,” ungkap Sherly. Ia pun kemudian melapor ke pilot Firman Hutapea dan Muhamad Yasin bahwa kedua ibu itu mengaku dalam kondisi sehat dan pesawat lepas landas.

“15 menit kemudian setelah sabuk pengaman dilepas, saya lihat ibu yang hamil itu sedang duduk meringkuk. Dia bersandar ke suaminya. Penumpang lain yang duduk di sebelahnya saya minta pindah ke depan, agar 3 bangku semua bisa digunakan oleh ibu itu. Tapi kemudian setelah dicek, si ibu merasa kesakitan dan mengatakan akan melahirkan karena perutnya sakit. Saya tanya, ibu serius? Dia bilang benar mau melahirkan. Ini anak ketiganya,” kisah Sherly sebagaimana dilansir Detik News, Senin (7/1).

Peralatan medis darurat pun disiapkan. Sherly kemudian mengumumkan kepada penumang agar membantu doa karena ada ibu yang hendak melahirkan. Bersama rekannya Rahmasari dan Anisah, serta seorang penumpang yang juga calon perawat Ani, dengan kompak mereka bahu membahu membantu proses kelahiran langka ini. Uniknya, Ani sang calon perawat ini sebenarnya belum pernah membantu melahirkan. Dia hanya pernah menyuntik dan mengukur tensi.

“Pukul 18.40 WIT, di atas ketinggian 9.800 meter dari permukaan laut, sang ibu melahirkan. Kemudian, sesuai dengan pelatihan yang diajarkan, ari-arinya dikeluarkan. Kemudian dengan peralatan medis yang sudah bersih tali pusar dipotong,” ungkap Sherly.

Sang bayi kemudian dibungkus dan diberi air hangat di dalam plastik di sekeliling kain yang menutup. Karena bayi prematur seharusnya tetap berada dalam kodisi hangat di inkubator. Perjalanan masih 2 jam menuju Makassar namun berkat kesigapan kru Merpati, ibu dan bayi berada dalam kondisi sehat dan selamat.

“Kita minta kapten untuk untuk mengontak Makassar. Dan landing di Makassar sudah disiapkan ambulans dan dokter. Ibu itu ditangani dengan baik. Kabar terakhir ibu dan bayinya sehat,” ungkapnya dengan gembira.

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Sumber : Detik News / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami