Mantan Pemerkosa Ini Jadi Aktivis Antiperkosaan

Nasional / 8 May 2012

Kalangan Sendiri

Mantan Pemerkosa Ini Jadi Aktivis Antiperkosaan

Lestari99 Official Writer
5743

Di usia remaja, Dumisani Rebombo pernah memperkosa seorang perempuan bersama-sama dengan teman-temannya. Saat ini setelah dewasa ia aktif mengkampanyekan gerakan anti pemerkosaan di kampung halamannya di Afrika Selatan. Pemerkosaan dan kejahatan seksual memang telah menjadi wabah yang menakutkan di sana. Organisasi masyarakat setempat mengklaim setiap 28 detik seorang wanita diperkosa di sana. Ironisnya, hal itu kini dianggap sebagai suatu hal yang lumrah. Terpanggil mengubah takdir bangsanya, Dumisani bangkit dan bertekad untuk menghapus kekerasan seksual di tanah kelahirannya sekaligus menebus dosa masa lalunya.

Masa lalu Dumisani penuh dengan kekerasan. Berbeda dengan umumnya anak laki-laki di desanya, Blinkwater, yang menggembalakan ternak sepulang sekolah, Dumisani justru membantu kakak perempuannya. Di usia 15 tahun Dumisani kerap dipanggil dengan sebutan bencong karena tak kunjung memiliki kekasih. Untuk membuktikan kejantanannya, teman-temannya menantang dirinya untuk melakukan seks dengan seoran perempuan, secara paksa.

Meskipun awalnya menolak, namun Dumisani akhirnya menyerah pada tekanan teman sebayanya. Di bawah tekanan dan pengaruh ganja serta minuman keras, bersama teman-temannya ia memperkosa seorang gadis remaja yang telah menjadi target mereka secara bergantian. Yang dirasakan Dumisani pasca tragedi itu adalah kengerian yang luar biasa. Ia didera rasa bersalah dan dihantui ketakutan bahwa orangtuanya akan mengetahui perbuatannya.

Keluar dari desanya yang berada di Provinsi Limpopo, Dumisani bergabung dengan organisasi keagamaan dan badan bantuan. Di tempat ini ia belajar tentang menghormati orang lain. Tahun-tahun berlalu dan Dumisani kemudian bekerja di sebuah organisasi kesetaraan gender yang mengkondisikan dirinya untuk berbicara dengan para korban perkosaan tentang tahap-tahap emosional berbeda yag mereka alami. Saat itulah Dumisani baru memikirkan korbannya dan merasa perlu untuk menebus perbuatannya.

Hasil pencariannya berbuah hasil. Korbannya kini telah menikah dan berkeluarga. Dumisani kemudian merencanakan pertemuan dengan wanita tersebut di sebuah klinik di desanya. “Saya minta maaf, itu kata pertama saya, yang terucap kepadanya,” ujar Dumisani. Pertemuan yang sangat emosional ini dipenuhi air mata setelah selama delapan tahun keduanya diam menutup rapat aib yang telah terjadi.

Dumisani mengaku tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya berdiri di depannya. Lalu gadis itu berkata, “Hidup saya tidak pernah sama, setelah itu.” Perempuan itu kemudian mengatakan bahwa dirinya diperkosa sebanyak dua kali setelah kejadian itu. “Saya merasa bersalah. Saya merasa malu tetapi juga marah pada diri saya sendiri karena saya pergi melanjutkan hidup, ketika dia tinggal dalam kesengsaraan,” ujar Dumisani.

Dumisani sekarang sudah menikah dan menetap di wilayah Mpupalanga. Ia bekerja untuk Jaringan Keadilan Gender Sonke sebagai Manajer Nasional “One Man Can”, sebuah proyek yang mempromosikan hubungan yang sehat antara pria dan wanita.

“Kita sedang menghadapi raksasa untuk kita kalahkan. Tolong ajarkan putra Anda untuk tidak melakukan apa yang pernah saya perbuat,” ungkapnya.

Kesalahan masa lalu adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi pribadi kita yang lebih baik di hari ini. bersyukur untuk kesalahan dan terus melangkah maju dalam kebenaran akan melepaskan kita dari bayang-bayang masa lalu yang menghancurkan.

 

Baca Juga:

Sumber : Tribun News
Halaman :
1

Ikuti Kami