Para Perancang Busana Barbie Ini Hidup Terkucilkan

Nasional / 3 May 2012

Kalangan Sendiri

Para Perancang Busana Barbie Ini Hidup Terkucilkan

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
5465

Daya imajinasi akan mampu membuat seseorang keluar dari keterbatasannya, hal ini terjadi dalam kehidupan Putu Restiti dan adiknya, Alit. Kondisi fisiknya yang berbeda dari orang kebanyakan membuat dua kakak beradik tersebut terpaksa dikucilkan oleh masyarakat desa Songan, Kintamani, Bali tempat tinggal mereka.

Sebuah boneka Barbie pemberian ibunya menjadi awal perubahan hidup mereka. Walaupun tidak pernah mengecap pendidikan, kedua kakak beradik itu mampu merancang dan menjahit baju-baju mungil untuk dipakaikan pada boneka mereka tersebut.

Keindahan gaun karya mereka yang berasal dari kain perca sisa jahitan pun mulai tersebar. Gaun-gaun itu pun dipamerkan di kawasan wisata kondang di Bali. Sementara anak-anak tetangga mereka mulai mau berkunjung. Awalnya, mereka hanya melihat. Lama-lama mereka minta dibuatkan. 

Sepotong baju boneka itu dijual seharga Rp 20.000 hingga Rp 40.000. Dalam sebulan, baju-baju mungil itu menghasilkan Rp 650.000 yang cukup untuk membantu keuangan keluarga.  Namun yang jauh lebih berharga dari itu adalah Putu dan Alit mulai berinteraksi dengan para tetangga. Kepada anak-anak tetangga, baju boneka hanya dihargai sekitar Rp 5.000.

Tidak hanya pembeli lokal, desain dua kakak beradik tersebut juga diminati oleh turis-turis barat. Mereka rela menempuh perjalanan empat jam dari Denpasar untuk mendatangi dua perempuan muda yang kreatif itu. 

"Kami, orang-orang Barat, hanya memikirkan diri sendiri dan menabung untuk membeli lebih banyak barang. Kami tidak selalu menyadari bahwa yang penting dalam hidup dalah hubungan kita (dengan orang lain) dan apa yang bisa kita lakukan agar orang lain bahagia," ungkap seorang turis bernama Stephanie yang mengaku terinpirasi dengan perjuangan hidup Putu dan adiknya.

Putu dan adiknya lahir sungsang bahkan ibunya nyaris kehilangan nyawanya saat proses kelahiran. Kaki Putu tidak dapat berkembang sedangkan Alit lebih buruk lagi, bocah 11 tahun itu bertubuh kecil,  tulang rusuknya menekan paru-paru hingga dia sulit bernapas dan sulit berbicara. Kedua kakinya tidak bisa digerakkan, hanya lengan kirinya saja yang masih berfungsi. 

Keterbatasan fisik bukanlah akhir segalanya karena Tuhan pasti menciptakan setiap manusia dengan talenta luar biasa yang harus dikembangkan.

Sumber : kompas/vina
Halaman :
1

Ikuti Kami