Apakah kesibukan
menjadi salah satu tolak ukur kalau sebuah gereja bertumbuh dan efektif untuk memperluas
kerajaan Allah? Belum tentu! Hal ini disampaikan oleh pemimpin Lifeway Christian Resources sekaligus peneliti, Thom Rainer.
Dia menuturkan
fenomena buruk yang mendera gereja belakangan ini adalah ketika gereja terlibat
terlalu banyak pelayanan atau program. Akibatnya, banyak waktu yang tersita untuk
hal itu dan membuat mereka tak lagi punya waktu untuk melakukan pelayanan dengan
cara yang benar. Banyak gereja yang terjebak dalam banyak kegiatan yang malah menjadi penghambat bagi mereka bertumbuh lebih maksimal.
Rainer menjelaskan bahwa terdapat 5 alasan kepada beberapa gereja besar terjebak dalam kesibukan ini.
1. Lupa dengan arti pelayanan yang sesungguhnya
Di beberapa
gereja, kegiatan gereja disamakan dengan pelayanan pada umumnya. Pandangan inilah
yang membuat gereja tersebut berpikir bahwa dengan melakukan banyak kegiatan atau menyusun berbagai program gereja dapat memperluas dampak pelayanan.
Kebenarannya
adalah nggak semua kegiatan atau program gereja baik bagi pelayanan dan sberdampak bagi kemajuan kerajaan Allah.
2. Gereja tidak melakukan evaluasi berkala terhadap pelayanan yang dikerjakan
Rainer meyakini
bahwa salah satu kekeliruan yang dilakukan sejumlah gereja adalah tidak adanya evaluasi
berkala terhadap pelayanan yang sudah dikerjakan. Paling tidak gereja hanya aktif
mengevaluasi anggaran saja. Padahal, evaluasi anggaran ini seharusnya bisa jadi
momentum mengevaluasi hasil perjalanan pelayanan yang sudah dikerjakan. Hasil
evaluasi ini sangat menentukan apakah beberapa program atau kegiatan memang harus dihentikan, dipertahankan, atau dimodifikasi saja.
3. Gereja terlalu fokus pada satu kegiatan saja
Gereja yang
terlalu fokus pada satu kegiatan hanya akan menguras semua energi, tenaga dan
sumber daya saja. Kegiatan ini seringnya hanya berakhir dengan pilihan yang sangat
mendesak yaitu rela mengambil tenaga dan sumber daya dari departemen lain di
gereja tersebut yang juga aktif melayani. Akibatnya, semua departemen menjadi
terbengkalai karena semua pekerjanya tak lagi fokus mengerjakan tugas utama dimana mereka ditempatkan.
4. Gereja memberikan kebebasan menggunakan fasilitasnya saat melakukan suatu kegiatan
Beberapa
gereja berpendapat kalau kegiatan gereja akan lebih baik jika digelar di
sekitar gereja saja. Gereja pun memberikan kebebasan menggunakan semua
fasilitasnya. Hal inilah yang menghalangi mereka untuk fokus memperluas pelayanan
ke luar. Inilah yang menurut Rainer jadi penyebab bahwa malasnya orang Kristen melayani di luar tembok gereja.
5. Tetap mempertahankan kegiatan lama yang tak lagi efektif
Rainer menyebutkan
bahwa kegiatan yang dianggap telah mendarah daging di dalam sebuah gereja sangat
sulit untuk dihilangkan. Hal ini terjadi karena masih banyak generasi tua yang masih
berpikiran kuno menjabati beberapa bidang pelayanan. Dan mereka akan merasa sangat
tidak dihormati apabila tradisi tertentu di dalam gereja harus dihapuskan atau
dihilangkan.
Karena itulah,
Rainer mengatakan ‘memahami asal mula kesibukan yang melumpuhkan tujuan pelayanan
yang sesungguhnya’ sangat membantu gereja bisa terhindar dari jebakan ini. Hal lain
yang juga perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi terhadap berbagai program yang
dikerjakan secara berkala. Kalau kegiatannya tak lagi sejalan dengan misi gereja,
jangan ragu untuk menghentikannya.