Seperti Yesus Mengasihi Musuhnya
Sumber: Youtube.com

Kata Alkitab / 10 February 2017

Kalangan Sendiri

Seperti Yesus Mengasihi Musuhnya

Lori Official Writer
10608

Pernah nggak kamu berpikir tentang kasih terbesar apa yang sudah Tuhan lakukan untuk kita? Apakah tindakan-Nya itu juga diperintahkan untuk kita lakukan juga? Yesus memberikan kita amanat untuk mengasihi musuh kita. Apakah menjadi dosa bagi Tuhan jika Dia mengasihi musuh-Nya, termasuk iblis? Atau apakah Dia justru mengasihi mereka?

Mari menjawab pertanyaan-pertanyaan itu satu per satu.

Yang pertama, apakah yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan namun jika Dia yang melakukannya akan menjadi dosa bagi dirinya sendiri? Banyak hal yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan. Salah satunya terpenting adalah bahwa Dia memerintahkan kita untuk mengakui dosa kita sendiri (baca Yakobus 5: 16). Kita diminta untuk saling mengakui dosa dan saling mendoakan. Tapi, dalam hal ini Tuhan sendiri tak perlu mengakui dosa-dosanya karena Dia tidak pernah berbuat dosa dan kemunafikan apapun.

Kedua, setiap anggota tubuh Kristus tak boleh mengatakan ‘Aku tidak membutuhkanmu’ (1 Korintus 12: 21). Ini adalah perintah yang perlu kita sadari dengan jelas karena sebagai manusia, kita tetap akan tergantung dan membutuhkan orang lain. Tapi hal ini tidak berlaku bagi Tuhan sendiri, karena Dia adalah sumber dari segala sesuatu dan tak memerlukan kita (yang adalah ciptaan-Nya) untuk tetap menjadi Tuhan itu sendiri.

Dalam Kisah Para Rasul 17: 25, Yesus mengatakan ‘…dan juga (Tuhan) tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.” Bagi Tuhan sendiri, Dia tidak bergantung pada manusia karena Dia adalah pribadi yang sempurna. Dia juga tidak bergantung pada pemahaman-Nya sendiri karena Dia adalah sumber pengetahuan itu sendiri (baca Amsal 3: 5; Yesaya 40: 28).

Kita diperintahkan untuk menyembah Pencipta kita karena kita adalah mahluk ciptaan-Nya. Sementara Dia tak perlu melakukannya karena Allah sendiri tidak diciptakan. Dalam Roma 12: 19 dikatakan, “Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.”

Ada banyak hal dalam Alkitab yang diperintahkan untuk kita lakukan dan yang salah satunya adalah mengasihi musuh kita. Tapi pertanyaannya ‘apakah Tuhan juga mengasihi musuh-Nya termasuk si iblis?’ Kalau Tuhan memerintahkan kita untuk mengasihi musuh kita, yang notabenenya adalah manusia juga, bagaimana dengan Tuhan kepada si iblis? Tidak ada bukti dalam Alkitab bahwa Allah mengasihi Iblis atau setan. Tak ada bukti Alkitab yang memerintahkan kita untuk mengasihi si iblis. Karena Tuhan melampaui semua penebusan, karena itu si iblis sudah diserahkan kepada pemberontakannya sendiri.

Lalu bagaimana tindakan Tuhan terhadap musuh kita yang juga adalah manusia sendiri? Dalam hal ini, Tuhan tetap mengasihi mereka, tapi tidak di segala hal. Bahkan, Yesus mengatakan kepada kita supaya kita bisa jadi model kasih bagi orang lain. “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Matius 5: 44-45). Lewat ayat ini, Yesus menyampaikan bahwa Dia tetap mengasihi musuh-musuhnya dan tetap akan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan yang tidak benar. Jadi, jika Tuhan pun memperlakukan musuh-Nya serupa seperti orang-orang benar, begitu pula kita kepada musuh-musuh kita.

Sekalipun kita tidak tahu seberapa berat tantangan yang akan kita hadapi saat hendak menyampaikan kasih kita kepada mereka, Tuhan meminta kita untuk berdoa bagi keselamatan mereka dan bekerja untuk keselamatan mereka sampai akhir. Meskipun Dia tetap tidak selalu memberikan keselamatan kepada orang-orang itu (baca Kisah Para Rasul 13: 48; Efesus 2: 5; 2 Timotius 2: 25-26).

Jadi, dari semua penjabaran di atas kita bisa menyimpulkan bahwa: Pertama, Tuhan dan anak-anak-Nya hidup di dalam kasih terhadap musuh, termasuk si iblis. Kedua, Tuhan dan anak-anak-Nya mengasihi musuhnya tapi tidak dengan cara yang sama, karena Tuhan adalah pribadi yang Maha Bijaksana dan berkuasa, sementara kita terbatas dan begitu terbatas dalam pemahaman dan kebijaksanaan kita.

Sumber : Desiringgod.org/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami