Atmosfer Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta sudah semakin dirasakan warga ibu kota. Guna
mencegah dampak negatif yang ditimbulkan, tokoh agama Jakarta Utara (Jakut) kemudian berinisiatif menggelar tur kerukunan beragama.
Lingkungan yang
heterogen di Jakut, khususnya kelurahan Pejagalan Kecamatan Penjaringan dinilai
perlu diberikan pandangan serupa agar sama-sama berpartisipasi menjalankan iklim politik yang kondusif.
“Warga di
wilayah kami sangat heterogen. Untuk menyatukan persepsi dalam bermasyarakat sekaligus
menciptakan iklim politik yang kondusif, kami melakukan tur kerukunan agama,” ucap Hengky Sumardi selaku salah satu tokoh agama Penjagalan, Jakut.
Tur
kerukunan ini diselenggarakan pada Sabtu, 3 September 2016 lalu. Acara ini
mengusung tema tentang menyatukan visi dalam membangun kerukunan umat beragama.
Acara ini bahkan dihadiri berbagai kalangan seperti Lembaga Ketahanan Masyarakat Kelurahan (LMK), pengurus RT/RW serta tokoh lintas agama.
Seluruh pihak
yang hadir dalam tur kerukunan ini berkomitmen menjaga kekompakan dan kebersamaan
di tengah perbedaan keyakinan yang ada. Serta menolak segala bentuk kegiatan yang
bernuansa sara dan anarkisme. “Kami menjaga kekompakan dan kebersamaan meski
beda agama. Dalam bermasyarakat kita tetap rukun dan kompak dalam membangun wilayah,” terang Ketua RW 12 Ridwan Hakim.
Mereka juga
menekankan bahwa tur kerukunan ini bertujuan untuk menyukseskan Pilkada DKI
Jakarta 2017 mendatang. Seluruh warga dihimbau untuk tetap bersatu membangun Jakarta
meski mereka berbeda pilihan.
Mungkin kita
bisa mencontoh gerakan tur kerukunan beragama Jakut ini di daerah kita masing-masing.
Sebab dengan demikian kita bisa tetap mempertahankan kerukunan di tengah
masyarakat kita yang berbeda.