Terbaru, ISIS Eksekusi 16 Warga Kristen Libya Karena Tak Mau Tinggalkan Yesus

Internasional / 16 May 2016

Kalangan Sendiri

Terbaru, ISIS Eksekusi 16 Warga Kristen Libya Karena Tak Mau Tinggalkan Yesus

daniel.tanamal Official Writer
24684



Gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kembali mengeksekusi warga Kristen. Kali ini adalah 16 warga Kristen Libya yang dibunuh. Aksi biadab tersebut direkam dalam sebuah video berdurasi 29 menit.

Dalam video yang disebarkan oleh pihak ISIS itu terlihat, warga Kristen yang disebut berasal dari Ethiopia mengenakan jumpsuit berwarna jingga. Mereka dikawal oleh lusinan orang bersenjata yang mengenakan penutup muka. Berita tentang video ini dilansir laman Express, Kamis (12/5/2016).

Selanjutnya para teroris tersebut memecah kelompok warga itu ke dalam dua grup. Lokasi kejadian disebut berada di sebuah pantai di Libya. Dalam rekaman itu terlihat, satu kelompok dibunuh dengan cara ditembak, sementara kelompok lain dipenggal. Para teroris menyebut mereka yang tewas sebagai para pengikut salib dari Gereja Ethiopia, yang adalah musuh ISIS.

Alasan mengapa mereka dibunuh adalah karena mereka tidak membayar "pajak agama". Konsekuensinya adalah, mereka harus berpindah agama. Namun, 16 orang itu menolak, mereka tidak mau meninggalkan iman kepada Yesus Kristus, hingga akhirnya dieksekusi mati.

Rekaman selanjutnya menunjukkan adegan dari kota di bawah kendali ISIS, termasuk Niniwe dan Mosul di Irak. Video menunjukkan gambar ketika gereja-gereja di kedua kota itu diledakkan. Hal itu merupakan rangkaian dari aksi yang dilakukan oleh kelompok tersebut dalam menghancurkan bangunan-bangunan keagamaan. 

Sebelumnya satu kelompok Kristen Koptik juga dibunuh di sebuah pantai di Libya pada Februari lalu.  Sejak setahun terakhir, kelompok teroris ini memang melebarkan sayapnya hingga ke wilayah timur Libya. Pemerintah Libya kini tengah menghimpun kekuatan untuk kembali merebut kota pelabuhan besar Sirte dari kekuasaan kelompok ISIS.



Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami