Ketua Sinode GKI Papua Imbau Pawai Sinterklas Jangan Berlebihan

Ketua Sinode Gereka Kristen Injili (GKI) Tanah Papua, Pdt Albert Yoku menghimbau umat Kristen untuk tidak kehilangan makna Natal dengan pelaksanaan beragam pawai Sinterklas yang berlebihan. Jika awalnya hal itu hanya bertujuan untuk menghibur anak-anak, maka belakangan ini tujuan itu mengalami pergeseran.

“Pawai sinterklas ini bertujuan untuk menyukakan hati anak-anak dengan hadiah-hadiah yang diberikan Tuhan Yesus Kristus kepada umat. Jangan sampai makna Natal ini berubah menjadi menakutkan bagi anak-anak karena kemunculan sinterpiet (sosok pria berkulit hitam, red) ini,” ucap Alex.

Pdt. Alex menegaskan, sikap sinterpiet yang suka membentak dan marah akan membuat anak-anak takut. Sehingga makna Natal menjadi hilang karena anak-anak merasa takut. Makna Natal harusnya disampaikan dengan cara yang tepat sehingga anak-anak dapat merasakan dan membawa sukacita tersendiri. “Bukan tidak boleh ada sinterpiet atau piet hitam ini, tapi jangan terlalu berlebihan dengan sikapnya yang membentak-bentak dan marah-marah kepada anak-anak,” tandasnya.

Pawai sinterklas memang sudah menjadi tradisi tahunan warga Papua menjelang Natal. Pawai sinterklas ini biasanya menjadi momen pembagia-bagian kado kepada anak-anak. Bersamaan dengan sinterklas, sosok sinterpiet dan peri-peri cantik muncul dan menghibur anak-anak.

Sumber : Antaranews.com/jawaban.com/ls

Halaman :

1

1. Cahaya Bagi Negeri
2. Daily Devotional
3. Nabi Palsu
4. Khotbah Tentang Bersyukur
5. Punya Tujuan Hidup Umur Lebih Panjang

Related Articles