Kisah Penantian Mary
Sumber: Elements.org

Kata Alkitab / 7 July 2015

Kalangan Sendiri

Kisah Penantian Mary

Lori Official Writer
10525
Cerita nyata ini berasal dari Inggris. Ini adalah cerita seorang pemuda yang bernama George yang jatuh cinta dengan seorang gadis bernama Mary. Mary dan George bersiap untuk menikah, tetapi Perang Dunia II muncul dan George tiba-tiba dipanggil untuk ikut berperang.

Menyadari bahwa ini dapat berarti kematian bagi George, ia memutuskan bahwa mereka akan menunda pernikahan sampai ia kembali dengan selamat. Maka George meminta, “Mary, tolong tunggu saya. Setelah perang selesai, saya akan datang kembali dan kita akan menikah”. Mary pun setuju.

Minggu-minggu dan bulan-bulan berlalu dengan surat George yang datang dan tetap membuat hati Mary berseri-seri. Tetapi tiba-tiba surat berhenti datang. Satu minggu, dua minggu, tiga mingu, empat minggu, berminggu-minggu berlalu dan tidak ada surat lagi. Akhirnya, keluarga menerima informasi dari tentara bahwa George hilang dalam perang dan diyakini sudah tewas.

Hati Mary hancur. Ia tidak percaya bahwa George telah pergi. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sekuat apapun ia mencoba untuk meninggalkan rasa kehilangan, ia tidak dapat melupakan George dalam pikiran dan hatinya.

Setelah beberapa bulan setelah kejadian itu. Di suatu malam setelah pulang dari tempat kerja, ia berkata kepada ibunya. “Ibu, saya sungguh sedang tidak bergairah. Saya ingin pergi ke kamar sendirian. Tolong jangan biarkan ada yang menganggu saya”.

Lalu ia menutup pintu dan mengambil semua surat George dari laci. Sembari berbaring di ranjang, ia mulai membaca surat-surat itu lagi. Satu per satu. Dan ia mulai menangis. Ia mengambil foto George dari laci, begitu tampan dalam seragam, dan memegangnya sementara terus membaca surat dan menangis.

Lalu untuk pertama kali, Mary beranjak ke arah lemari dan meraih gaun pengantin yang telah disiapkannya. Ia memakainya dan berdiri di depan cermin melihat betapa semprunanya ia dalam balutan gaun tersebut. Namun hatinya tak berhenti menangisi kehilangan George.

Sementara  di lantai bawah, terdengar suara ketukan dari pintu. Ibunya pun segera membuka pintu dan betapa terperanjatnya ketika melihat seseorang di sana. “George!” ia terperangah. “Apa yang kamu lakukan di sini?”

George menjawab, “Ibu, apakah Mary ada di rumah?”

“Ya, tetapi, George, kamu..kamu..kamu..bukannya kamu sudah meninggal?” tanya ibu Mary.

“Saya, ah..tidak..saya baik-baik saja. Beritahu saya, apakah Mary sudah menikah?”

“Belum…tetapi George, apa yang telah terjadi? Kami…kami..mendengar…”.

Tanpa menunggu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, ia pun bertanya, “Ibu, jika Mary belum menikah, bolehkah saya melihatnya?” Sang ibu pun melangkah menuju kamar Mary dan saat itu George tak sabar dan segera mendahuluinya. Di Inggris, beberapa lubang kunci begitu besar sehingga Anda bisa melihat masuk ke dalamnya. Dan sewaktu George melihat melalui lubang kunci, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Di sana Mary berdiri, sama cantiknya dengan yang ia dapat ingat, memakai gaun pengantin, fotonya di tangan, dan surat di tangan yang lain. Ia membuka pintu dan berkata dengan lembut. “Mary!” Mary segera berbalik dan melihat sosok yang baru ditangisinya di sana. “Georgia!” Segera Mary pun memeluknya dan menangis sejadinya.

George melepaskan satu lengannya dengan sulit, merogoh ke dalam kantong, mengeluarkan kertas yang terlipat. “Mary,” katanya. “Dari semua surat yang kamu tuliskan, surat ini yang paling berharga. Saya selalu membawanya melalui segala sesuatu. (bunyi surat itu: Georgie sayang, saya mencintaimu. Saya mencintaimu. Saya mencintaimu. Dan sewaktu kamu pulang, saya akan siap). Sayang, saya tidak tahu kamu sesiap ini!”

Penantian Mary sungguh sebuah kisah yang sangat indah. Sebuah momen yang agung dimana mempelai laki-laki dan perempuan bertemu dan keduanya telah siap. Alkitab memberitahu mengani kedatangan Tuhan, dimana setiap mata akan melihat-Nya. Ya, begitulah seharusnya kita sebagai mempelai perempuan telah bersiap diri bila sewaktu-waktu Tuhan datang menjemput. 


Anda diberkati dengan artikel ini, yuk share artikel ini di Facebook-mu dan ajak teman-temanmu untuk re-share link artikelnya. Semakin banyak yang re-share, semakin keren hadiahnya. Keterangan lebih lanjut, KLIK DI SINI

Sumber : Buku I, ISAAC, take THEE REBEKAH/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami