World Prayer Assembly dan Kebangkitan Nasional

Internasional / 23 May 2012

Kalangan Sendiri

World Prayer Assembly dan Kebangkitan Nasional

daniel.tanamal Official Writer
7656

Satu minggu lalu tepatnya mulai Senin 14 Mei 2012 merupakan pekan paling sakralis untuk rakyat Indonesia dan umat Kristen khususnya, dimana gerakan Doa Akbar Sedunia atau World Prayer Assembly 2012 (WPA 2012) berlangsung penuh secara serentak, menjangkau masyarakat disini selama lima hari penuh.

WPA 2012 bukan hanya gerakan doa semata. Namun sebuah gelombang yang membangkitkan sebuah bangsa keluar dari keterpurukan. Hal inilah yang terjadi ketika WPA pertama diselenggarakan di Korea Selatan pada 1984, carut-marut negara ginseng tersebut, perlahan bangkit dan kini menjadi salah satu negara dengan ekonomi terkuat didunia. Ini salah satu bukti kekuatan sebuah gerakan doa yang membangkitkan.

Bukan sesuatu yang kebetulan, jika kini WPA diselenggarakan di Indonesia. Kurang lebih 9.000 peserta dengan 2.500 orang di antaranya pimpinan gereja dari 86 negara, datang berdoa untuk sebuah kebangkitan besar di Indonesia, juga dunia pada umumnya. Tepat ditengah carut-marutnya kondisi ekonomi, sosial dan hukum yang terus terkapar membelenggu negara yang kaya akan sumber daya alam terbesar didunia ini.

Momen WPA pekan lalu pun mengambil juga hari peringatan Kenaikan Tuhan Yesus pada 17 Mei, dimana ratusan ribu umat berkumpul dan berdoa di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan serempak digelar di 371 kota di Indonesia. Membuktikan kedahsyatan “waktunya” Tuhan dalam beracara di Indonesia. Hingga WPA selesai pada Jumat 18 Mei pun masih banyak umat yang haus akan WPA dengan menyaksikan berbagai rekaman video kegiatan di website rohani.

Dan selang sehari kemudian, Minggu 20 Mei, Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) kembali diperingati, meskipun banyak yang tidak mengetahuinya. Harkitnas menjadi penutup sempurna dalam rangkaian satu pekan gerakan doa WPA. Daripadanya kita disadarkan bahwa penjajahan masih terjadi. Namun bukan dari luar, namun penjajahan dari diri kita sendiri yang malas untuk bangkit dari keterpurukan, dan asyik untuk berkonflik dengan sesama saudara sendiri.

Korelasi inilah sesungguhnya yang harus disadari bersama bahwa, kegerakan doa menjadi pembangkit masyarakat Indonesia untuk bangun dari keterpurukan, dan meraih kembali berkat yang telah Tuhan curahkan, menjadi pribadi yang menjadi berkat bagi sesamanya! Selamat Berdoa…

Sumber : Jawaban.com - Daniel Tanamal
Halaman :
1

Ikuti Kami