Berani Mengakui Kelemahan

Berani Mengakui Kelemahan

Lori Official Writer

Ayat Renungan: 2 Korintus 11: 30 - "Jika aku harus bermegah, maka aku akan bermegah atas kelemahanku."

 

Dunia terus membisikkan kepada kita, “Kamu bisa! Kamu kuat! Kamu cukup pintar untuk menghadapi apa pun.” Pesan ini memang terdengar positif, tetapi ada sisi berbahaya ketika kita mulai percaya bahwa semua kekuatan dan kebijaksanaan hanya berasal dari diri kita sendiri. Pada saat itulah, tanpa sadar kita menyingkirkan Tuhan dari hidup kita.

Rasul Paulus memberi teladan yang sangat berbeda. Ia adalah seorang yang terpelajar, memiliki latar belakang yang mengesankan, bahkan bisa saja membanggakan banyak prestasi rohani. Namun, ia menegaskan bahwa semua itu tidak ada artinya dibandingkan dengan mengenal Kristus (Filipi 3:7-8). Justru Paulus berkata, “Aku akan bermegah atas kelemahanku,” sebab dalam kelemahannya kuasa Kristus nyata.

Hal ini juga terlihat pada kisah Gideon (Hakim-hakim 6:15). Gideon mengaku ia lemah, kecil, dan tidak layak. Namun justru melalui pengakuan itu, Tuhan menunjukkan bahwa Dialah sumber kekuatan sejati. Bukan kecerdasan atau keberanian Gideon yang memenangkan peperangan, melainkan kuasa Tuhan yang bekerja dalam kelemahannya.

Hari ini, mari kita berhenti menutupi kelemahan dengan topeng kehebatan. Tuhan tidak menuntut kita menjadi sempurna dengan kekuatan sendiri. Ia hanya menginginkan kita bergantung sepenuhnya kepada-Nya. Saat kita lemah, justru di situlah Tuhan menunjukkan kuasa-Nya.

 

Action Praktis:

Mari belajarlah mengakui kelemahan kita di hadapan Tuhan. Mulailah hari ini dengan doa sederhana: “Tuhan, aku lemah, tetapi Engkau kuat. Pakailah kelemahanku untuk menyatakan kuasa-Mu.”

Ikuti Kami