Melayani Sepenuh Hati Sekalipun Tak Ada yang Melihat

Melayani Sepenuh Hati Sekalipun Tak Ada yang Melihat

Lori Official Writer

Ayat Renungan: Efesus 6:6b–8 - “...tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia. Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan.”

 

Di era media sosial saat ini, banyak orang membagikan aksi kebaikan yang mereka lakukan—seperti menolong sesama, memberi bantuan kepada yang membutuhkan, atau melayani komunitas. Konten semacam ini sering kali mendapat banyak respons positif: pujian, ucapan terima kasih, bahkan pengakuan publik.

Tidak salah jika kita merasa bersemangat ketika menerima apresiasi atas kebaikan yang kita lakukan. Namun, bagaimana jika pelayanan atau tindakan kasih kita tidak terlihat oleh siapa pun? Apakah kita masih akan tetap setia melayani dengan sepenuh hati, atau semangat kita padam karena tidak ada pujian dan pengakuan?

Hari ini kita akan belajar melihat hal ini dari perspektif Firman Tuhan. Saat saya merenungkan Efesus 6, khususnya ayat 6b–7, disampaikan di sana, “...tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.” Dalam terjemahan bahasa Inggris, frasa “melakukan kehendak Allah” diterjemahkan dengan kata "serve", yang berarti melayani.

Makna melayani sendiri mencakup dua hal: bisa karena kewajiban dengan tujuan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi seseorang atau sesuatu. Lalu yang kedua, melayani sebagai bentuk inisiatif atau keinginan hati untuk membuat perbedaan demi kebaikan bagi kehidupan orang lain. Melayani karena kewajiban tentunya akan lebih banyak mendapat sorotan dari orang lain. Tetapi melayani karena keinginan hati, seringnya tidak dilihat orang lain. 

Melalui ayat renungan ini, Paulus menegaskan agar kita melayani dengan kerelaan hati, seolah-olah kita melayani Tuhan, bukan manusia. Pesan ini relevan bagi setiap aspek kehidupan kita—baik dalam pekerjaan, keluarga, pelayanan, maupun pergaulan sosial. Kuncinya terletak pada motivasi hati: apakah kita melayani untuk mencari pujian dan penghargaan, atau karena kasih kita kepada Tuhan dan sesama?

Pesan Paulus ini sangat penting di era media sosial saat ini. Ketika kita benar-benar menyadari bahwa pelayanan kita ditujukan untuk Tuhan, bukan untuk dilihat manusia, maka kita akan tetap bersemangat melayani meskipun tidak ada yang memuji atau memperhatikan. Sebab Tuhan tidak pernah menutup mata terhadap setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus hati. Ia melihat, Ia menghargai, dan Ia sendiri yang akan memberikan upah terbaik pada waktunya.

 

Action Praktis:

Apakah ada satu satu pelayanan yang Anda lakukan selama ini dengan sukarela tanpa mendapat sorotan dari orang lain? Apa yang mendorong Anda untuk konsisten melakukannya? Mari bagikan pengalaman Anda dengan orang-orang terdekat.

 

Hidup Anda berharga, dan Tuhan tidak pernah melepaskan tangan-Nya dari Anda. Hari ini adalah kesempatan baru untuk membuka hati dan membiarkan kasih-Nya memulihkan setiap luka. Jika Anda rindu didoakan, butuh teman berbagi dan membutuhkan bimbingan rohani, hubungi kami dengan klik banner di bawah.

Ikuti Kami