Di dermaga San Juan, Puerto Riko, di mana awak Penjaga Pantai memulai misi-misi terberat mereka, ada seorang pendeta yang fokusnya melampaui tugas operasional. Fokusnya adalah pada orang-orang yang melaksanakannya. Pendeta Genesis Guerrero, seperti rekan-rekannya di Korps Pendeta militer, hadir untuk merawat jiwa-jiwa yang bertugas.
“Tugas saya adalah membantu operator menyelesaikan misi, dan salah satu cara saya melakukannya adalah dengan merawat operator, apa pun bentuknya,” kata Guerrero.
Pelayanan ini seringkali tidak terlihat dramatis, tetapi justru terjadi dalam momen-momen sederhana dan tidak terduga. Bisa berupa jalan pagi sambil mendoakan setiap kru, bertegur sapa di lorong kapal, atau bahkan saat menyajikan makanan. Guerrero menyebutnya sebagai pelayanan "di sela-sela". Dari percakapan singkat inilah, seringkali muncul kepercayaan untuk membagikan beban terpendam, seperti perceraian, trauma, atau tekanan mental.
“Ketika mereka bisa melepaskan beban itu... harapanku adalah, mereka akan terbebas dari tugas mereka dengan lebih baik, menjadi pasangan yang lebih baik, menjadi rekan satu tim yang lebih baik,” jelas Guerrero. Ia menyediakan ruang aman yang langka di mana setiap percakapan adalah 100 persen rahasia, sebuah tempat untuk jujur dan autentik tanpa takut dihakimi.
Inilah inti dari pelayanan pendeta militer. Mereka diundang ke dalam bagian tersulit kehidupan seorang prajurit. Guerrero menyadari betapa sakralnya kepercayaan ini. “Orang-orang mengundang Anda ke dalam kehidupan mereka... dan fakta bahwa mereka mengundang saya ke sana, itu sakral. Saya sangat menghargai bahwa mereka mempercayakan informasi itu kepada saya.”
Pelayanan mereka juga dibangun atas logika yang jelas. Pentagon melihat nilai praktis dari dukungan ini. Seorang prajurit yang sehat secara mental dan spiritual adalah aset yang lebih siap tempur, rekan tim yang lebih kooperatif, dan anggota keluarga yang lebih baik di rumah. Mereka memberikan konseling duka, dukungan pernikahan, pencegahan bunuh diri, dan menjadi penasihat terpercaya bagi komando.
Namun, yang paling mendasar adalah empati. Para pendeta ini menjadi saksi hidup dari biaya tersembunyi dari pengabdian, turut merasakan beban yang dipikul para prajurit dan keluarganya. Mereka hadir bukan untuk menghakimi, tetapi untuk memahami, mengangkat, dan menguatkan.
Menyadari nilai yang begitu besar, Departemen Pertahanan AS secara aktif berusaha memperluas Korps Pendeta. Angkatan Laut, misalnya, menargetkan satu pendeta di setiap Kapal Perusak pada tahun 2026. Kabar baiknya, mereka telah melampaui target rekrutmen untuk tahun 2025.
Laksamana Muda Gregory Todd, Kepala Pendeta Angkatan Laut, melihat ini sebagai karya Tuhan. “Semakin banyak pendeta yang kami dapatkan, semakin banyak kami mengekspos anggota militer dan keluarga mereka terhadap apa yang kami bawa... semakin besar pula minat, dan itu terus meningkat,” ujarnya.
Dalam dunia yang penuh tekanan tinggi, para pendeta militer seperti Genesis Guerrero hadir sebagai duta-duta Kerajaan Allah. Mereka mengingatkan kita bahwa di balik seragam dan senjata, ada manusia yang haus akan belas kasih, keheningan, dan pengharapan. Upaya Pentagon untuk menambah jumlah mereka mengirimkan pesan yang kuat, bahwa kesiapan spiritual bukanlah sebuah opsi, melainkan fondasi penting untuk misi yang sukses dan untuk membangun pribadi yang utuh. Tuhan benar-benar bekerja melalui pelayanan yang unik dan vital ini.
Sumber : Cbn.com | Jawaban.comLive Chat
Phone / SMS
0811 9914 240
0817 0300 5566
Whatsapp
0822 1500 2424