Dalam beberapa tahun terakhir, istilah anti-Semit makin sering terdengar, terutama di tengah memanasnya konflik antara Israel dan Palestina.
Di media sosial maupun pemberitaan global, perdebatan tentang siapa yang benar atau salah sering berujung pada tuduhan anti-Semit atau sebaliknya, tuduhan pembelaan buta terhadap Israel.
Namun, sebelum terburu-buru mengambil posisi, penting bagi kita umat Kristen untuk memahami apa arti sebenarnya dari istilah anti-Semit, siapa yang termasuk bangsa Semit, dan bagaimana seharusnya kita menyikapi hal ini berdasarkan firman Tuhan.
Secara historis, bangsa Semit berasal dari Sem, salah satu anak Nuh. Dalam Kejadian 10:21–31, keturunan Sem mencakup bangsa-bangsa seperti Aram (Suriah), Asyur (Asyur), dan keturunan Abraham yang melahirkan bangsa Israel dan Arab.
Artinya, baik Yahudi maupun Arab adalah bangsa Semit. Mereka berasal dari akar yang sama, meskipun berkembang menjadi bangsa dengan budaya dan agama yang berbeda.
Namun dalam konteks modern, istilah “Semit” lebih sering mengacu pada bangsa Yahudi, terutama karena sejarah panjang penganiayaan yang mereka alami, seperti pembuangan ke Babel, pengusiran dari Eropa, hingga tragedi Holocaust.
BACA JUGA: Benjamin Netanyahu Serukan Israel dan Iran Pernah Bersahabat? Inilah Fakta Alkitab
Secara sederhana, anti-semit merujuk pada sikap kebencian, diskriminasi, atau prasangka terhadap bangsa Yahudi. Meskipun secara teknis istilah ini juga bisa mencakup Arab, dalam sejarah dan pemakaian umum, anti-Semitisme hampir selalu dikaitkan dengan Yahudi.
Alkitab sendiri mencatat bahwa sejak dahulu bangsa Israel telah menjadi sasaran kebencian. Contohnya:
Sejarah mencatat kebencian terhadap bangsa Yahudi terus berlanjut hingga masa kini, bahkan sering muncul dalam bentuk yang lebih terselubung seperti teori konspirasi atau propaganda politik.
BACA JUGA: Israel-Lebanon, Negara yang Bersitegang Ini Pernah Kerjasama dan Dicatat dalam Alkitab
Sebagai orang Kristen, penting bagi kita untuk tidak langsung menyamakan dukungan terhadap Israel sebagai bentuk ketidakadilan, ataupun menganggap kritik terhadap Israel otomatis sebagai sikap anti-Semit.
Kita perlu membedakan antara kebijakan politik sebuah negara dengan identitas rohani bangsa Israel dalam rencana Allah
Dalam Roma 11:1, Paulus berkata, “Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak!”
Alkitab juga menyatakan bahwa Yesus sendiri adalah orang Yahudi dan keselamatan datang dari bangsa Yahudi. (Yohanes 4:22)
Menghormati dan mendoakan Israel bukan berarti setuju pada semua tindakannya, tetapi mengakui peran mereka dalam sejarah keselamatan.
BACA JUGA: Dosa Inses dalam Alkitab: Peringatan Keras bagi Keluarga dan Iman Kristen
Di tengah dunia yang penuh narasi kebencian dan polarisasi, kita sebagai umat Tuhan dipanggil untuk mengasihi semua bangsa, termasuk Yahudi maupun Arab. Kita menolak segala bentuk kebencian etnis, termasuk anti-Semitisme, dan memilih untuk melihat segala sesuatu dengan hikmat dari firman Tuhan.
Seperti tertulis dalam Roma 11:17, kita adalah “tunas liar yang dicangkokkan” dalam pohon zaitun — masuk dalam rencana Allah bersama umat-Nya. Kita tidak boleh melupakan akar iman kita, yang bertumbuh dari janji Tuhan kepada bangsa Israel.
Ingin tahu lebih dalam tentang siapa bangsa Semit dan apa pandangan Alkitab mengenai isu ini? Saksikan pembahasan lengkapnya di video YouTube Jawaban Channel di bawah ini.
Sumber : YouTube Jawaban Channel
Live Chat
Phone / SMS
0811 9914 240
0817 0300 5566
Whatsapp
0822 1500 2424