Konflik antara Israel dan Iran kembali memanas. Pada 13 Juni 2025 lalu, Israel melancarkan serangan ke sejumlah fasilitas militer dan nuklir Iran.
Bagi dunia, ini bisa dianggap sebagai ketegangan geopolitik. Tapi bagi orang percaya, terutama yang memahami nubuatan akhir zaman, peristiwa ini membawa pertanyaan besar.
Apakah ini bagian dari rencana Tuhan yang sedang digenapi? Apakah ini tanda bahwa kedatangan Mesias sudah semakin dekat?
Dalam salah satu khotbah profetiknya, Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham, Ketua Sinode Gereja Bethel Indonesia, menegaskan bahwa perang Israel dan Iran bukan hal baru, tetapi kali ini perlu disikapi dengan lebih serius.
Menurutnya, konflik ini berpotensi menjadi bagian dari nubuatan besar dalam Alkitab, terutama yang tertulis dalam kitab Yehezkiel pasal 38 dan 39.
“Jadi, apakah perang Israel versus Iran ini yang sekarang adalah perang Gog Magog yang dicatat di dalam Yeszkiel 38 dan 39? Jawaban saya belum tentu. Tapi ini bisa menjadi pendahuluan proloh atau pemicu munculnya perang yang jauh lebih besar yaitu perang Gok dan Magok,” jelasnya, sambil mengingatkan jemaat untuk memperhatikan tanda-tanda zaman.
Nama Iran sendiri sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Alkitab. Dulu disebut sebagai Persia, negeri ini punya banyak kaitan dengan sejarah umat Israel.
Pdt. Rubin menjelaskan bahwa Raja Kores Agung dari Persia pernah membebaskan bangsa Israel dari pembuangan Babel dan bahkan memerintahkan pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem.
Beberapa tokoh besar seperti Daniel, Ester, dan Nehemia juga pernah tinggal di wilayah yang kini menjadi Iran. Jadi, bukan kebetulan jika bangsa ini kembali disebut dalam skenario akhir zaman.
Perang Gog dan Magog: Benarkah Sudah Dimulai?
Dalam kitab Yehezkiel 38 dan 39, Alkitab menubuatkan akan adanya serangan besar terhadap Israel oleh koalisi berbagai bangsa. Persia (Iran) adalah salah satu nama pertama yang disebut.
Selain itu, ada Gog dari tanah Magog, yang secara umum ditafsirkan sebagai Rusia, serta negara-negara seperti Libya, Etiopia, dan Togarma (Turki).
Menurut Pdt. Rubin, belum tentu perang yang terjadi saat ini adalah Gog dan Magog secara langsung, tapi ini bisa menjadi semacam pendahuluan atau pemicunya.
Negara-negara yang disebut dalam nubuatan itu sudah mulai menunjukkan posisi mereka. Ada juga beberapa negara yang dalam nubuatan disebut tidak ikut menyerang, seperti Sheba, Dedan (Arab Saudi dan Uni Emirat Arab), dan Tarsis (kemungkinan Eropa).
Fakta ini selaras dengan posisi beberapa negara saat ini yang justru menunjukkan sikap netral atau mendukung Israel secara diam-diam.
Operation Rising Lion dan Makna Profetiknya
Pdt. Rubin juga menyoroti nama operasi militer Israel baru-baru ini, Operation Rising Lion atau dalam bahasa Ibrani Am Kalafi, yang berarti singa betina yang bangkit.
Ini adalah simbol profetik. Pdt. Rubin mengutip Bilangan 23:24, bahwa Israel digambarkan sebagai singa betina yang bangkit dan mengaum, menantikan pertolongan dari singa jantan yang adalah Mesias untuk menolongnya.
“Ketika Am Kalavi atau Am Kaleevi, the rising lion itu mulai mengaum. Dia sebetulnya meminta pertolongan Mesias surga untuk turun tangan mengatasi masalah ini,” ujarnya.
Dalam pengertian profetik, bisa jadi ini adalah seruan dari Israel kepada Tuhan agar segera datang sebagai penyelamat.
Hal ini mengarah pada kedatangan Kristus yang kedua, yang menurut iman Kristen akan terjadi saat dunia memasuki masa kesesakan besar.
Nubuat Tentang Elam: Harapan untuk Iran
Selain tentang Israel, Alkitab juga menubuatkan tentang Elam, yang merupakan bagian dari wilayah Iran sekarang.
Yeremia 49:35–39 mencatat bahwa Tuhan akan “mematahkan busur Elam” yang menurut Pdt. Rubin bisa ditafsirkan sebagai hancurnya kekuatan militer atau program nuklir Iran.
Namun, tidak berhenti di situ. Tuhan juga berjanji akan “menaruh takhta-Nya di Elam” dan memulihkan bangsa itu. Ini menjadi harapan besar.
Meski saat ini Iran dikenal sebagai negara yang sangat menentang Israel dan Kekristenan, tetapi data menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah orang Kristen di Iran adalah salah satu yang tercepat di dunia.
Jumlah orang Kristen yang awalnya hanya sekitar 500 orang, kini diperkirakan telah mencapai sekitar 1 juta jiwa. Ini menunjukkan bahwa di tengah tekanan dan penganiayaan selama bertahun-tahun, kebangunan rohani tetap terjadi, dan pelipatgandaan ini menjadi tanda bahwa Tuhan sedang bekerja secara nyata.
“Saya percaya ini soal revival, kebangunan rohani besar akan melanda Iran setelah proses peperangan ini terjadi,” kata Pdt. Rubin. Ini menunjukkan bahwa Tuhan tetap bekerja bahkan di tengah konflik.
Apa Respons Kita sebagai Orang Percaya?
Kita hidup di masa yang sangat penting. Saat nubuatan-nubuatan Alkitab mulai digenapi satu per satu, kita tidak boleh hanya jadi penonton.
Pdt. Rubin mengingatkan bahwa sikap kita seharusnya bukan ketakutan, tapi bersiap. Seperti lima gadis bijaksana dalam perumpamaan Yesus, kita diminta berjaga-jaga dan terus menjaga pelita iman tetap menyala.
Kita juga diminta untuk memperbanyak doa. Bukan hanya agar bangsa-bangsa ini berdamai, tapi agar banyak orang di seluruh dunia, termasuk di Iran dan Israel, mengalami pertobatan sejati.
Sebab seperti kata beliau, “Yang Tuhan rindukan bukan kemusnahan daripada Iran atau Israel. Yang Tuhan inginkan, pertobatan dari bangsa-bangsa yang ada di dunia.”
Kedatangan Yesus yang kedua adalah berita baik, juga panggilan bagi kita untuk bersiap.
Sumber : Pdt. Dr. Rubin Adi AbrahamLive Chat
Phone / SMS
0811 9914 240
0817 0300 5566
Whatsapp
0822 1500 2424