Firman Tuhan Tentang Hubungan Inses

Firman Tuhan Tentang Hubungan Inses

Aprita L Ekanaru Official Writer
643

Dalam kehidupan berkeluarga dan relasi sosial, Tuhan memberikan batasan-batasan yang jelas untuk menjaga kekudusan dan keharmonisan. Salah satu hal yang tegas dilarang dalam Alkitab adalah hubungan inses yaitu hubungan intim antara anggota keluarga yang masih terikat dalam ikatan darah atau pernikahan.

 

Apa yang Alkitab Katakan tentang Hubungan Inses?

Dalam Imamat 18:6-18, Tuhan memberikan perintah yang sangat spesifik tentang larangan hubungan inses. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa:

  • Hubungan dengan Ibu atau Ibu Tiri (ay. 7-8) – Seorang anak dilarang memiliki hubungan intim dengan ibunya sendiri atau istri ayahnya (ibu tiri), karena itu adalah hak ayah.
  • Hubungan dengan Saudara Kandung (ay. 9, 11) – Larangan ini mencakup saudara perempuan, baik yang lahir dari ayah atau ibu yang sama.
  • Hubungan dengan Cucu atau Keponakan (ay. 10, 12-14) – Termasuk anak perempuan dari anak sendiri, saudara perempuan ayah/ibu, atau istri dari paman.
  • Hubungan dengan Menantu (ay. 15) – Seorang ayah dilarang berhubungan dengan menantunya.
  • Hubungan dengan Istri Saudara (ay. 16) – Kecuali dalam konteks perkawinan levirat (Ulangan 25:5-6), seorang laki-laki tidak boleh mengambil istri saudaranya yang masih hidup.
  • Hubungan dengan Ibu dan Anak Perempuannya (ay. 17) – Larangan ini mencakup hubungan dengan seorang perempuan dan anak atau cucunya.
  • Poligami yang Menimbulkan Persaingan (ay. 18) – Tuhan juga melarang seorang laki-laki mengawini dua saudara kandung sekaligus, karena dapat menimbulkan persaingan dan kecemburuan.

 

Mengapa Tuhan Melarang Hubungan Inses?

  • Melanggar Kekudusan Pernikahan – Tuhan menetapkan pernikahan sebagai ikatan suci antara seorang laki-laki dan perempuan (Kejadian 2:24). Hubungan inses merusak tatanan ini.
  • Menghindari Dampak Genetik dan Sosial – Secara medis, hubungan inses meningkatkan risiko kelainan genetik pada keturunan. Selain itu, hubungan ini dapat merusak keharmonisan keluarga.
  • Mencegah Kekacauan Relasi – Jika hubungan inses diizinkan, batasan keluarga akan kabur, dan struktur sosial bisa rusak.
  • Menjaga Ketaatan pada Tuhan – Tuhan berfirman, "Akulah TUHAN" (Imamat 18:6). Larangan ini bukan sekadar aturan sosial, tetapi perintah dari Sang Pencipta.

 

BACA HALAMAN SELANJUTNYA>>

Sumber : Jawaban.com

Ikuti Kami