Dari Film Dua Hati Biru, Mari Pelajari Dampak Ketidakhadiran Ibu Terhadap Pertumbuhan Anak

Dari Film Dua Hati Biru, Mari Pelajari Dampak Ketidakhadiran Ibu Terhadap Pertumbuhan Anak

Claudia Jessica Official Writer
496

Dua Hati Biru, sekuel dari film Dua Garis Biru, menghadirkan kisah Bima dan Dara yang kini dihadapkan pada realitas pahit pernikahan muda.

Film ini tak hanya menunjukkan perjuangan mereka dalam mempertahankan pernikahan, tetapi juga mengangkat isu sensitif tentang dampak ketidakhadiran orang tua, khususnya ibu, dalam tumbuh kembang anak.

Dara yang diperankan oleh Nurra Datau memilih untuk meraih impiannya dengan melanjutkan sekolah di Korea Selatan. Dara meninggalkan Adam yang baru lahir dan Bima, suaminya (diperankan oleh Angga Yunanda) selama 4 tahun.

Selama itu pula Dara tidak pulang ke Indonesia. Tanpa disadari, hal ini menorehkan luka tak kasat mata yang berakibat pada hubungan emosional Adam dengan Dara.

Merasa Asing dengan Sosok Ibunya

Adam, yang terbiasa berkomunikasi dengan Dara melalui layar, kesulitan menerima kehadiran fisiknya. Bagi Adam, "ibu" adalah sosok yang ada di telepon, bukan di sampingnya.

Tidak Memiliki Ikatan Emosional antara Anak dan Ibu

Ketidakmampuan Adam untuk menjalin ikatan emosional dengan Dara secara langsung merupakan konsekuensi pahit dari ketidakhadirannya di masa kecil.

Film ini dengan gamblang menunjukkan bagaimana ketidakhadiran figur ibu dapat menghambat perkembangan emosional anak.

Adam, yang tak merasakan kasih sayang dan perhatian ibu secara langsung, berpotensi mengalami rasa tidak berharga dan terabaikan. Luka emosional ini dapat memengaruhi kepercayaan diri, rasa aman, dan hubungan sosialnya di masa depan.

"Dua Hati Biru" merupakan pengingat bagi kita tentang pentingnya peran orang tua, khususnya ibu, dalam mendampingi dan membesarkan anak. Kehadiran fisik dan kasih sayang ibu tak tergantikan dalam membentuk karakter dan kepribadian anak.

Film ini mengajak kita untuk merenungkan dampak jangka panjang dari keputusan dan pilihan yang kita ambil, khususnya dalam hal pernikahan dan peran orang tua.

Di balik kisah Bima dan Dara, "Dua Hati Biru" merupakan sebuah refleksi tentang realitas kehidupan keluarga muda dan kompleksitas isu pernikahan.

Film ini mengundang penonton untuk berempati dan merenungkan bagaimana pilihan dan tindakan kita dapat memengaruhi kehidupan orang lain, terutama anak-anak.

Sumber : jawaban.com

Ikuti Kami