AstraZeneca Akui Risiko Pembekuan Darah (TTS), Vaksin Tetap Aman?

AstraZeneca Akui Risiko Pembekuan Darah (TTS), Vaksin Tetap Aman?

Jery Patampang Official Writer
337

Sejak dilanda pandemi Covid-19 tahun 2020, masyarakat Indonesia telah melakukan vaksinasi secara merata dengan beberapa tahap. Salah satunya adalah vaksin AstraZeneca. Namun, baru-baru ini AstraZeneca mengakui adanya risiko pembekuan darah (TTS), bagaimana dampaknya terhadap kesehatan kita?

Sebuah pengakuan penting datang dari produsen vaksin AstraZeneca sendiri melalui dokumen pengadilan dalam kasus gugatan perwakilan kelompok di Inggris. 

Mereka mengakui bahwa vaksin mereka dapat menyebabkan pembekuan darah dan jumlah trombosit darah yang rendah atau Trombosis with Thrombocytopenia Syndrome (TTS) dalam kasus yang langka. 

Dikutip dari BBC News Indonesia salah satu korban yang menjadi sorotan media adalah Jamie Scott, seorang ayah beranak dua mengalami pembekuan darah yang berujung pada kerusakan otak setelah divaksinasi menggunakan AstraZeneca.

Hal ini menjadi perhatian serius, mengingat pentingnya keamanan vaksin dalam melindungi kesehatan masyarakat.

Pengakuan ini telah menimbulkan perdebatan yang intens, terutama di kalangan pengacara dan ahli kesehatan. Para penggugat menuduh bahwa vaksin tersebut memiliki cacat karena kurang aman dibandingkan yang diperkirakan oleh masyarakat.

Namun, AstraZeneca menentang klaim tersebut. Mereka mencatat bahwa lebih dari 30 gugatan perdata secara global telah ditarik, diabaikan, atau menghasilkan putusan yang menguntungkan bagi mereka.

Kendati demikian di tengah gugatan dan kontroversi, para ahli kesehatan menghimbau masyarakat untuk tetap tenang. 

Dilansir dari detik.com, Pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia mengatakan bahwa kasus TTS sangat jarang terjadi, dan vaksin AstraZeneca masih memiliki manfaat yang jauh lebih tinggi daripada risikonya. 

 

Sumber : BBC News Indonesia, Detik.com

Ikuti Kami